Saya dan istri mencoba untuk mengajarkan ke anak-anak kami gemar membaca. Kami biasa memberikan hadiah berupa buku-buku kepada anak-anak. Karena anak kami masih kecil-kecil, buku yang kami beli adalah buku-buku yang banyak gambarnya dan penuh warna-warni. Beberapa waktu yang lalu saya membelikan tiga buku untuk anak-anakku dengan tema dinosaurus. Buku-buku ini adalah buku seri Aku Cinta Dinosaurus yang diterbitkan oleh salah satu penerbit terkemuka di Indonesia. Dua anak kami yang masih kecil, Ar Royan ( 5 tahun) dan Abim (4 tahun), sangat senang membaca buku-buku ini.
Royan dan Ibrahim sedang asik membaca. Foto ini aku ambil sembunyi-sembunyi dengan kamera HP-ku.
Royan sudah bisa membaca dengan cukup lancar untuk anak seusia dia. Royan membaca sehari 2 – 3 halaman. Kami membaca di teras rumah sambil saya melihat-lihat tanaman hias yang saya tanam. Kebetulan juga di salah satu tanaman itu ada seekor ulat yang sedang makan daun. Ulat ini kami biarkan saja dan setiap hari diamati juga oleh Royan dan Abim.
Salah satu buku itu berjudul Dinosaurus Berekor Duri Stegosaurus. Stegoraurus adalah dinosaurus yang memiliki barisan lembaran seperti daun di punggungnya. Pada ekornya yang kuat terdapat duri tajam dan berguna untuk melindungi diri dari serangan musuh. Diceritakan di dalam buku itu jika stegosaurus berkembang biak dengan bertelur. Mereka membuat sarang dan induknya menungui sarang mereka. Di salah satu halaman buku tersebut terdapat gambar stegosaurus dan anak-anaknya yang baru menetas.
Royan tampak serius sekali membaca buku stegosaurus tersebut. Dia senang sekali dengan telur dinosaurus yang besar-besar dan banyak bertanya tentang telur itu.
Royan bertanya padaku:”Abi, kalau dinosaurus bertelur lewat mana?”
“Lewat duburnya, Mas Royan.” jawabku singkat sambil mengelus-elus tanamanku.
“Trus, kalau ulat bertelurnya lewat duburnya juga”, tanya Royan sambil menunjuk ulat yang sedang asik makan daun.
“Ya… ulat juga bertelur lewat duburnya”, jelasku pada Royan.
Rupanya Royan belum puas dan melanjutkan pertanyaanya.
“Dulu kan Mas Royan ada di perut Ummi. Trus, dulu mas Royan keluarnya lewat mana,Abi…??? , tanya Royan dengan wajah penuh tanda tanya.
Tak menyangka aku mendapat pertanyaan seperti itu dari Royan. Aku pandangi wajahnya yang masih polos dan sedikit tersenyum padanya. Aku diam sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk menjawabnya.
“Dari mana, abi, Mas Royan keluar dari perut ummi? ” tanyanya lagi tidak sabar.
“Coba Mas Royan tanya ke Ummi”, jawabku sedikit ‘ngeles’.
Royan langsung lari masuk ke rumah dan bertanya ke Umminya yang sedang memasak di dapur. Aku ngak tahu apa jawaban umminya, tapi yang jelas Royan kembali dengan wajah puas karena sudah mendapatkan jawabannya.