Operator Telepon Seluler Pilihan

Ada banyak operator telepon seluler di Indonesia. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Setelah mencoba berbagai macam operator, ada yang satu yang selalu saya pakai sampai sekarang.

Pertama kali saya punya ponsel sekitar tahun 2000an, awal-awal reformasi. Waktu itu hanya ada satu operator: Telkomsel. Harga kartunya sangat mahal untuk ukuran sekarang. Kalau tidak salah ingat Rp. 150rb. Muahal. Saat ini kartu dibagi-bagi gratis. Harga ponselnya saja juga mahal, sekitar Rp. 2jtan. Merek ponsel pertama saya adalah Almarhum Siemen yang layarnya masih biru.

Beberapa tahun kemudian muncul operator-operator baru. Harga pulsa dan kartu pun kian murah. Teman saya banyak yang kemudian baralih memakai operator lain. Ada cerita menarik ketika saya ditugaskan melakukan survei kopi ke gunung-gunung di daerah terpencil. Kami semua berempat. Dua orang pakai Telkomsel, termasuk saya. Dan dua lainnya pakai operator yang berbeda. Jadi ada tiga operator. Karena di daerah terpencil, sinyal adalah barang yang langka. Kami mesti mencari tempat yang tinggi sambil mengacungkan ponsel untuk mendapatkan sinyal. Dari tiga operator harus diakui kalau sinyal saya yang paling kuat dan lebih banyak daerah yang ada sinyalnya. Teman saya sering mengeluh:
“Sinyal saya byar pet aja nih!”

Operator semakin banyak dan persaingan semakin keras. Konsumen yang diuntungkan, karena harga pulsa semakin murah. Harga ponsel pun juga semakin terjangkau. Tapi, operator melancarkan strategi pemasaran yang jitu. Kalau telepon ke operator sesama harganya sangat murah, tapi kalau telepon ke operator yang lain harganya berkali-kali lipat. Akibatnya mungkin tidak diduga para operator. Orang memilih punya lebih dari satu kartu meski ponselnya cuma satu. Kalau mau nelpon kartunya diganti sesuai dengan kartu yang akan ditelepon. Teman saya ada yang punya sampai 5 kartu. Ketika harga ponsel semakin murah, orang membeli lebih dari satu ponsel dengan operator yang berbeda.

Saya pun akhirnya membeli ponsel kedua dan memakai kartu yang berbeda. Operator utama saya tetap Telkomsel, ponsel yang satunya lagi saya isi kartu dari operator yang lain. Hampir semua operator pernah saya coba.

Ketika ponsel bisa buat internetan, GPRS namanya waktu itu. Operator pun berlomba-lomba menawarkan fitur internet ini. Ada operator baru yang menawarkan paket internet sangat murah. Saya pun membeli paketnya. Bener-bener murah, kenceng lagi. Namun, rupanya kencengnya cuma sesaat. Ketika banyak orang yang memakai paket itu, kecepatannya turun drastis. Saya sampai frustasi nunggu loading halaman website. Saya cari operator yang menawarkan paket internet yang lebih murah lainnya. Maklum mahasiswa, suka yang murah-murah. Ada harga ada rupa. Harga memang murah, tapi kualitasnya ‘murah’ juga.

Yang paling menyebalkan adalah ketika saya tinggal di kost-kostan yang tempatnya rendah. Saya tinggal di kota besar, mestinya coverage-nya tidak masalah bagi operator. Cuma di kamar kost saya tidak ada sinyal internet. Payah. Kalau saya pingin internetan, saya mesti keluar kamar cari-cari sinyal. Menyebalkan.

Saya coba ganti beberapa operator. Hanya satu yang sinyalnya lancar jaya di tempat saya, yaitu Telkomsel. Meski paketnya relatif lebih mahal dari operator lain, pilihan saya tetap jatuh sama. Mau bagaimana lagi.

Kini saya masih setia pakai Telkomsel. Semua anggota keluarga saya pakai operator yang sama. Biar murah kalau mau menelpon.

Cuma sekarang ada yang sedikit menyebalkan dari layanan Telkomsel. Pertama, SMS Promosi. Sebel banget. Apalagi kalau SMSnya tengah malam. Ketika sedang asik-asiknya tidur, tiba-tiba terbangun oleh SMS gombal. Asem tenan. Dalam sehari saya mendapatkan banyak SMS iklan, SMS notifikasi, SMS promo, SMS diskon dan banyak lagi.

Kedua, iklan serobot di paket internetnya. Ketika mau masuk ke halaman website tertentu, tiba-tiba dibelokan ke halaman Promosi. Meski tidak berbiaya, tetap saja menyebalkan. Saya ikut petisi untuk memprotes iklan serobot ini.

Operator seluler semakin banyak dengan banyak pilihan harga dan kualitas. Kalau Telkomsel tidak pandai-pandai memanjakan pelanggan setia seperti saya ini, bukan tidak mungkin saya akan pindah ke operator seluler lainnya.

image

3 responses to “Operator Telepon Seluler Pilihan

  1. sepertinya pindah juga tidak nyaman pak, soalnya aku pakai operator beda juga diganggu terus.. hehe..

  2. tapi telkomsel makin lama makin mahal harga paket internetnya… emang sih jaringannya kuat dan luas, tapi ga kuat bayarnya kalo cepet habisnya 😦

Leave a reply to Maika etnik 2014 Cancel reply