Saya tergelitik dengan beberapa postingan di grup FB yang mengupload foto rimpang jahe. Petani jahe sering penasaran dengan pertumbuhan rimpang jahe dan membongkar polybag untuk mengetahui pertumbuhannya. Rimpang jahe itu kemudian difoto, diupload di FB dan minta pendapat apakah pertumbuhan rimpang jahenya normal atau tidak. Jawaban dan komentar yang muncul bermacam2.
Saya tergelitik apakah sudah ada yang meneliti dan mengamati pertumbuhan rimpang jahe ini. Lagi2 laporan dari negeri tirai bambu yang saya dapatkan. China sebagai produsen dan eksportir jahe terbesar di dunia telah mengamati pertumbuhan rimpang jahe ini. Berikut ini adalah pertambahan bobot rimpang jahe dari berbagai ukuran awal tunas jahe. Penelitian ini hanya mengamati sampai usia 4 bulan saja.
Grafik di atas menunjukkan jika pertumbuhan rimpang jahe bersifat eksponensial. Awalnya pertumbuhannya lambat hingga usia 2 bulan. Ini adalah fase bibit (baca: fase pertubuhan jahe), jadi wajar kalau rimpangnya masih kecil2. Setelah bulan kedua bobot segar rimpang jahe masih berkisar di antara 100 gr s/d 130 gr. Pada bulan ke tiga, ketika fase percabangan tiga, bobot segar rimpang mencapai 300gr. Masih cukup kecil. Yang banyak tumbuh adalah akarnya.
Setelah usia 90 hst baru terjadi pertumbuhan bobot rimpang yang pesat. Fase ini jahe akan membentuk anakan baru/tunas baru. Fase berikutnya adalah pembesaran rimpang, usia >90 hst. Bobot segar rimpang pada usia ini tumbuh sangat pesat, karena itu disebut fase pembesaran rimpang.
Di beberapa laporan ilmiah disebutkan satu rumpun jahe gajah bisa mencapai beberapa kg. Bobot rimpang jahe ini dicapai selama sebulan-dua bulan setelah fase percabangan tiga. Tanaman jahe banyak menyerap hara nutrisi tanaman. Pada usia2 ini lah mestinya rimpang jahenya mulai besar2 dan gemuk2. Ketika rimpang mulai membesar maksimal, pertumbuha batang dan daunnya justru berhenti dan justru mulai masuk fase kematian. Batang2 dan daun2 yang sudah tua mulai menguning.
Pupuk Organik Cair Khusus Jahe klik di sini.