Sebuah ungkapan mengatakan bahwa buku adalah buku adalah setetes ilmu. Mengajarkan anak untuk mencintai buku berarti juga mengajarkan anak untuk mencintai ilmu. Orang tua sebaiknya mengajarkan anak untuk mencintai buku sedini mungkin, bahkan ketika mereka belum bisa membaca sekalipun.
Buku dan membaca memberikan banyak manfaat bagi anak-anak. Buku akan merangsang daya kreatifitas dan imanjinasi anak. Anak yang suka dengan buku akan lebih cepat belajar membaca daripada anak yang tidak suka dengan buku. Buku mengajarkan ilmu pengetahuan pada anak. Dengan buku anak lebih mudah diajarkan tentang moral dan etika. Lebih jauh lagi buku akan merangsang kecerdasan anak.
Mulai Sejak Dini
Mengajarkan anak untuk mencintai buku dimulai sedini mungkin. Perkembangan sel-sel otak sangat pesat pada anak usia balita. Pada masa itu anak belajar lebih banyak dan lebih efisien daripada orang dewasa. Apa yanga anak-anak pelajari ketika masih kecil sedikit banyak akan mempengaruhi perkembangan jiwanya hingga anak tumbuh dewasa. DR. Glenn Doman menemukan bahwa membaca dapat diajarkan pada anak yang masih bayi, bahkan ketika mereka belum bisa mengucapkan kata-kata dengan benar.
Royan dan Ibrahim biasa membaca buku sebelum tidur. Ibrahim sedang asik melihat-lihat buku kesayangannya. Meskipun Ibrahim belum bisa membaca tetapi dia sangat suka dengan buku.
Mengajarkan anak untuk mencintai buku bisa diawali dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya mengajak anak untuk membaca buku. Pilih buku-buku yang memiliki banyak gambar-gambar dengan warna mencolok dan menarik. Pilih juga buku yang tebal dan kuat agar tidak mudah dirobek oleh anak. Orang tua membacakan dan menceritakan isi buku tersebut sambil mengendong anaknya. Aktivitas ini dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan minat si anak.
Royan dan buku kesayangannya waktu kecil. Habis mandi badan masih basah, tetap ingin melihat-lihat buku.
Jangan paksakan ketika anak mulai terlihat bosan atau beralih ke mainan yang lain. Ketika terlihat anak tidak suka dengan buku yang kita baca, jangan menyerah, coba ganti dengan buku-buku lain. Misalnya, mungkin anak tidak menyukai gambar-gambar kartun. Coba ganti dengan buku yang bergambar binatang atau tanaman. Ketika anak mulai terlihat menyukai buku dengan topik tertentu, cobalah perkaya dengan buku-buku yang memiliki topik sama. Biasanya jika anak-anak sudah mulai menyukai buku, mereka tidak mau lepas dengan buku-buku kesayangannya.
Buku-buku yang kita sediakan tidak harus buku-buku yang mahal. Saat ini banyak tersedia buku atau majalah untuk anak-anak yang harganya murah. Bisa juga dengan membeli buku-buku bekas yang masih baik. Orang tua juga bisa membuat buku sendiri dari guntingan koran atau majalah. Gambar-gambar yang menarik dari Koran/majalah digunting dan ditempelkan di kertas putih, kemudian dijilid.
Beri ‘reward’ ketika anak mulai menyukai buku. Misalnya dengan memberi hadiah berupa buku pada anak. Kurangi hadiah berupa mainan yang tidak mendidik. Buku-buku yang diberikan juga disesuaikan dengan perkembangan si anak.
Agar anak-anak lebih mencintai buku bisa dikombinasikan dengan mainan lainnya. Misalnya anak-anak suka dengan film ‘NEMO’. Orang tua bisa membelikan buku-buku cerita tentang nemo, hiu, paus atau ikan laut yang lain. Perkaya buku-buku itu dengan mainan-mainan dengan tema ikan nemo. Anak-anak biasanya akan menonton film dengan membawa mainannya. Orang tua juga bisa mengajak membaca buku sambil memberi ilustrasi dengan mainan-mainan tersebut.
Aktivitas membaca bisa dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan ‘mood’ anak-anak. Salah satu waktu yang cukup efisien adalah waktu sebelum tidur. Orang tua membacakan cerita anak-anak untuk pengantar tidur. Hidupkan cerita-cerita itu dengan ilustrasi, intonasi dan gaya suara. Hantarkan tidur mereka dengan bisikan, “Selamat bermimpi ketemu ikan nemo , sayang”.
Hati-hati dengan TV dan Game
Banyak acara televisi yang tidak sesuai untuk anak-anak. Banyak juga acara televisi anak, namun sebenarnya tidak sesuai untuk anak-anak. Tidak jarang pula acara anak-anak tetapi diselingi dengan iklan-iklan untuk orang dewasa. Memang untuk urusan yang satu ini orang tua harus selektif, disiplin dan sedikit keras. Orang tua sebaiknya melarang anak-anaknya menonton acara-acara yang berbau kekerasan, pornografi, atau mistik. Jangan membiasakan diri untuk menonton acara untuk orang dewasa bareng dengan anak-anak, misalnya: sinetron, berita kriminal, atau yang semacamnya.
Jika anak-anak anda diasuh oleh baby sister atau pembantu, kontrol untuk masalah televisi ini. Apalagi jika suami istri semuanya bekerja dan anak-anak ditinggal di rumah dengan pembantu. Tidak jarang pembantu mengasuh anak-anak majikannya sambil menonton acara sinetron/film untuk orang dewasa. Secara tidak sadar informasi-informasi yang sebenarnya ‘belum waktunya’ akan masuk ke otak anak-anak kita. Lebih parahnya lagi, informasi ini akan berpengaruh terhadap perkembangan anak hingga dewasa.
Jika anak-anak sudah kecanduan dengan acara televisi akan sulit untuk mengajarkan mereka untuk mencintai buku. Anak-anak akan menolak bahkan marah-marah ketika televisi dimatikan. Mengajak mereka membaca buku di saat yang sama dengan acara televisi favoritnya merupakan siksaan bagi anak-anak. Akibatnya kegiatan membaca menjadi kegiatan paling membosankan bagi anak-anak.
Musuh laten kedua bagi anak-anak adalah game, seperti: playstation atau game-game komputer. Anak-anak mudah sekali kecanduan dengan permainan-permainan ini. Pengaruh game sama buruknya dengan pengaruh acara televisi. Jika anak-anak sudah mulai kecanduan game, buku menjadi ‘momok’ bagi mereka. Seperti halnya acara televisi, batasi dan seleksi game untuk anak-anak kita.
Namun tidak semua game jelek. Orang tua bisa mengarahkan pada anak-anak dengan game-geme yang edukatif. Saat ini banyak dijual game-game yang mengajak anak-anak belajar sambil bermain. Ada juga game-game yang dilengkapi dengan buku-buku, sehingga anak-anak juga diajarkan untuk mencintai buku.
Contoh dari Orang Tua
Contoh dari orang tua lebih efektif dari perintah dengan kata-kata. Anak-anak biasanya menirukan tingkah laku orang tuanya. Agar anak lebih mencintai buku, orang tua memberi teladan kepada anak-anaknya. Orang tua juga perlu membiasakan diri untuk membaca dan mencintai buku. Lebih mudah mengajarkan anak-anak untuk mencintai buku ketika orang tuanya juga mencintai buku. Anak-anak akan melihat, memperhatikan, dan menirukan teladan orang tuanya.
Tidak semua orang tua suka membaca. Tetapi jika tahu bahwa akan arti penting membaca, orang tua perlu mengupayakan dan memacu minat baca mereka sendiri. Mulailah dengan topik-topik yang paling kita sukai. Misalnya jika ibu suka memasak, belilah buku-buku tentang resep memasak. Orang tua bisa membeli buku-buku yang terkait dengan pekerjaan. Letakkan buku-buku tersebut ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Ubahlah kebiasaan menonton televisi dengan kebiasaan membaca.
Orang tua bisa membuat perpustakaan keluarga. Perpustakaan tidak harus besar dan lengkap. Perpustakaan kecil dan sederhana sudah lebih dari cukup. Misalnya dengan menyediakan tempat khusus untuk buku-buku. Jadikan tempat ini menjadi tempat paling nyaman di rumah. Ciptakan juga suasana membaca yang tenang dan menyenangkan. Usahakan ruang perpustakaan tidak digabung dengan ruang televisi atau tape recorder.
Anak-anak merupakan asset paling berharga bagi orang tua. Apa yang kita ajarkan ketika anak-anak kita masih kecil akan kita petik hasilnya ketika mereka beranjak dewasa. Ajarkan pada anak-anak kita untuk mencintai buku sedini mungkin. Tidak ada kata terlambat, mulailah sekarang juga. Semoga bermanfaat.
Terima kasih atas tulisan yang bagus…semoga teman-teman yang membacanya jadi termotivasi untuk mengajak anak-anak mereka untuk mencintai buku. Saya akan coba memulai mempraktekkannya. Sekali lagi, trima kasih atas tulisannya.
salam,
zaekhan
bukan cuma tulisan yang bagus tapi ustad isroi dah mempratekan bersama buah hati royan dan ibrahim.. Saat anak sudah suka dengan buku maka anak akan punya daya imajinasi yang tinggi, jangan kaget kalau si anak akan ngomong “Ultraman kesurupan karena bumi diserang orang-orang yang banyak dosa” ah..aku merasakan tertawa yang dasyat..salam buat royan dan ibrahim
Pingback: Muhammad Ibrahim « isroi
Pingback: Catatan buku: Buku Cerita Anak-anak | Berbagi Tak Pernah Rugi
suka sama tulisannya, semoga para orang tua yang membaca tulisan bapak, hatinya langsung tergerak untuk mengajak anaknya mencintai buku sejak dini.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Semoga bermanfaat.