Setelah saya tulis dua posting sebelumnya (klik di sini dan di sini), aku jadi ingat tulisanku dua – tiga tahun yang lalu, tentang pabrik bioetanol selulosa (klik di sini). Tiga tahun yang lalu pengetahuan saya tentang bioetanol masih sedikit sekali, baru belajar tentang bioetanol apalagi bioetanol selulosa. Sebenarnya waktu itu sedang giat-giatnya belajar tentang biopulping. Saya coba menulis ulang tulisan itu, tentunya dengan sedikit perbaikan dan pengalaman baru yang aku dapatkan. Bahan bakunya dari TKKS atau biomassa lignoselulosa yang berada di sekitar pabrik itu. Teknologinya menggunakan biochemical platform (lihat di dokumennya DoE).
Bahan Baku
Bahan baku utamanya adalah TKKS, jadi pabrik bioetanol dibuat di lokasi yang dekat dengan bahan baku. Bisa juga mencakup kawasan tertentu. Karena harga TKKS cukup murah, rasanya dengan radius 500 – 1000 km, lokasi pabrik masih cukup layak. Bahan baku juga bisa ditambah dengan limbah biomassa lignoselulosa lain, misalnya saja jerami atau limbah industri kayu. Volume limbahnya lumayan besar juga.
Bahan baku ini dipretreatmen lebih dulu. Pretreatment dilakukan di lokasi bahan baku. Pretreatment membuat TKKS lebih mudah untuk dihidrolisis. Setelah dipretreatment, TKKS dikeringkan dan diolah lebih lanjut hingga siap masuk ke digester. Proses ini memberikan beberapa keuntungan: 1) TKKS langsung bisa dipakai ke digester, 2) lebih mudah dihidrolisis, 3) volume lebih kecil, 4) yieldnya tinggi.
TKKS bahan baku, bisa diolah sampai di sini aja, atau diperhalus lagi seperti foto di bawah ini.
TKKS bahan baku bentuk serbuk
Jadi pabrik sawit bisa mengolah TKKS menjadi produk setengah jadi ini dan menjualnya ke pabrik bioetanol. Investasi tidak besar tetapi keuntungannya besar, sebesar volume limbah TKKSnya. TKKS dikirim ke pabrik bioetanol.
Hidrolisis
Di pabrik, TKKS langsung dimasukkan ke tangki digester atau tangki hidrolisis. Bentuknya seperti gambar di bawah ini. Volumenya bisa disesuaikan, kurang lebih 10000 liter.
Tangki hidroliser kapasitas pabrik
Di dalam tangki ini, TKKS akan dihidrolisis menjadi gula. Kurang lebih 40-50% dari massa TKKS akan diubah menjadi gula. Hasilnya adalah sirup gula TKKS.
Sirup ini ditampung di tanki penampungan. Di sini sirup dinetralisasi dan diberi nutrisi agar bisa difermentasi.
Fermentasi
Sirup TKKS dialirkan ke fermentor-fermentor ukuran besar, diberi ragi, dan difermentasi. Lama fermentasi kira-kira 72 jam. Setelah itu cairan fermentasi didistilasi untuk memurnikan bioetanol.
Distilasi
Distilator
Cairan fermentasi dimasukkan ke distilator ukuran pabrik untuk mendapatkan bioetanol. Kadar etanolnya bisa mencapai >90%.
Sampai di sini bioetanol sudah bisa dijual. Banyak industri yang membutuhkan bioetanol ini. Jika akan digunakan sebagai bahan bakar, bioietanol perlu dimurnikan lagi hingga kadarnya 99%.
DOWNLOAD BIOETHANOL
Silahkan didownload resources yang mungkin Anda perlukan juga:
Daftar bahan lain yang bisa didownload: Download Di Sini
Cara mendownload: Klik dua kali pada link yang akan didownload. Kemudian ikuti perintah selanjutnya. Kalau ada iklan yang muncul, klik aja iklannya atau langsung ke SKIP ADD yang ada di pojok kanan atas.
Saya juga membayangkan hal yang sama mas Isroi. Ketika saya menyelesaikan tesis saya, saya mendapat info dari manajer kebun TKA (perusahaan sawit di Sumatera Barat), bahwa mereka mengekspor TKKS mereka ke China dengan harga yang sangat murah (tahun 2007 infonya Rp.20.000,- per ton – mungkin saya salah). Well… untuk apa ya TKKS kita di China? Kalo memang penelitian konversi TKKS menjadi sakarida emang udah final dan layak secara ekonomis, maka pendirian pabrik bioethanol dari TKKS sudah harus diperjuangkan.
Memang satu tahun yang lalu, china banyak cari TKKS. Kabarnya tahun ini dan tahun depan minta 2 juta ton jagung juga untuk bioethanol…..
Pak Isroi, mohon info harga TKKS per ton?
Selama ini TKKS tidak dijual, klo dibuat di pabriknya itu sendiri harganya Rp. 0/ton. Biaya yg muncul biasanya adalah biaya transportasi.
Klo harga pasarannya jika dijual sy tidak tahu.
pak isroi,lokasi pabrik di mana ..? saya ingin liputan tentang bio etanol
Saya lupa nama tempatnya, tetapi dari perempatan ciawi ke arah sukabumi, lewat ledo, trus ada pertigaan yang banyak tukang ojegnya, belok kanan trus sampai ketemu pasar. Nah,pabriknya ada di belakang pasar ini. Tukang ojegnya kenal banget dengan Pak Haji tatang.
mas di desa bojong mengger ciamis jawabarat ada pabrik sabut kelapa dan limbahnya cukup mengunung tidak tertampung alangkah baiknya bila di gunakan sebagai bahan baku etanal saya dukung mas………………
salam kenal pak sy gunawan , mau tanya apa bapak masuk dalam tim , pengolahan limbah kelapa sawit menjadi bioetranol, yang sering anda bahas ? dan sekarang atau tepatnya kemarin malaysia investasikan 350 jt dollar ke indonesia terutama ke sumatra untuk meivestasikan pengolahan limbah kelapa sawit
Tidak pak. Saya cuma orang mimpi membuat etanol dari tkks.
Salam kenal,
Pak, apakah saya boleh ikut pelatihan dengan Bapak? Saya ingin belajar utk proses pembuatan bioetanol,khususnya dari TKKS. Latar belakang saya Pendidikan S1 Biologi,tinggal di Medan Sumatera Utara. Ingin belajar bioetanol karena ingin bisnis. Terima kasih sebelumnya.
Dina.
Saya tdk di Indonesia saat ini. Maaf.
ini yang saya cari……
mulai ada gambaran, tidak sia – sia hampir 6 tahun kamit bicara bio ethanol, semoga bio ethanol akan semakin maju, karena 15 atau 20 tahun kedepan minyak bumi akan semakin menipis dan jumlah manusia makin banyak, sukses selalu