Tag Archives: kerasukan

Kerasukan Jin Muslim

Pagi2 ada pesan singkatn masuk ke WA; “Pak ke Layung, Pak Irod kerasukan.”

Biasanya pagi hari saya lihat benih2 tanaman buah yang saya tanam. Kira2 satu jam baru saya ke kebun lihat tanaman yang sudah besar. Pagi ini saya memang mau ke kebun Layung, ada aplikasi pupuk di sana. Saya belum ‘ngeh’ dengan pesan WA itu. Pergilah saya ke Layung naik motor.

Sampai di saung 1 ada banyak orang yang berkumpul, saya pikir sedang ada ‘koordinasi’ sebelum kerja. Sengaja saya parkir agak jauh.

“Ada apa, Mang?”

“Pak Irod, Pak, kesurupan..”

Saya tidak segera melihat ke saung. Sudah ada yang menangani dan katanya sudah sadar.

Tidak tahunya, jin-nya masuk lagi. Lalu saya coba mendekat. Ada sekitar 5 orang yang memegangi Pak Irod. Pak Adur memeluk kepalanya dan membisikkan sesuatu. Kedua kaki dan tangan dipegangi masing2 satu orang. Lalu Pak Manager memegang dadanya dan menatap mata Pak Irod.

Pak Irod meronta, matanya mendelik marah ke arah manajer. Giginya bergeretak menahan amarah.

“Sok jagoan kamu ya…!!!!!”

Terus mengeram dan meronta, pandangannya tajam tidak berkedip.

Saya mulai kasihan, tapi saya masih hanya melihat saja dari dekat.

Lalu, saya coba membaca benerapa ayat ruqyah yang pernah diajarkan ustad Dr. Suhendi (Bogor). Saya baca dengan cukup keras sambil memijat beberapa bagian tubuhnya. Pandangan Pak Irod melemah dan mulutnya mengucapkan istigfar. Mulai sadar. Saya terus membaca ayat. Tiba jinnya masuk lagi. Saya tahu dari pandangan matanya dan suaranya yang berubah.

Dia menatapku dengan pandangan biasa, tidak ada amarah. Saya coba ajak komunikasi.

“Kamu siapa?”

Tidak menjawab.

“Tinggalmu di mana..?”

“Aku tinggal di sana…! Kamu tidak tahu.”

Dia menunjuk ke satu arah.

“Kamu tidak akan tahu!” Sahutnya lagi.

Lalu matanya melihat ke sekeliling. Sampai ke salah satu orang yang memegang kaki kanannya.

“Kamu.. ya kamu…! Kamu tahu tempat tinggalku…!”

Penasaran. Pikirku, jin ini berasal dari tempat sekitar sini.

“Kamu kenapa masuk ke tubuhnya Pak Irod…??”

“Dia jalan sembarangan, nggak tahu sopan santun.”

“Maafkan Pak Irod, dia tidak sengaja. Sekarang pualng sja, ya?”

“Aku minta diantar pulang.”

“Kamu bisa pulang sendiri.”

“Nggak mau…!!!!”

Kami coba bujuk untuk keluar. Tetap saja tidak mau. Lalu saya baca beberapa ayat lagi. Saya baca surat Al Mulk. Jin itu ikut menirukan bacaanku. Bahkan bacanya bersama2.

“Kamu bisa baca surat ini…?”

“Bisa…, kan aku muslim.”

“Kalau kamu muslim, maafkan Pak Irod, keluar saja.”

“Kamu jaga kebun ini saja…”

“Mana kebunnya…??”

“Kebun ini!”

“Di mana aku tinggal?”

“Ya.. di tempatmu sendiri lah.”

“Tempat yang mana…????!!!!”

Saya coba tanya ke orang yang diajak bicara sama jinnya tadi. Ternyata tempat yang dimaksud agak jauh dari sini, nama kampungnya Ciparai. Dekat dengan tempat tinggal Pak Irod. Ada satu tempat yang dikenal agak angker. Karena itu, jinnya minta tempat tinggal di kebun ini.

“Aku mau jaga kebun, tapi aku minta sesuatu.”

Saya tidak mau memenuhi permintaannya dan tetap minta jinnya untuk keluar.

“Kamu masuk lewat kaki, ya?”

“Kamu tahu ya…???? Kamu tahu ya…???”

Lalu saya baca surat Al Kahfi. Jin itu ikut membaca bareng saya. Saya pijak2 dan urut kakinya. Dia tetap tidak mau keluar. Saya terus membaca ayat2 yang saya hafal.

Tidak berselang lama, ada orang yang datang dengan memboncengkan bapak tua berkopiah. Ustad setempat yang biasa mengobati kerasukan.

Saya hentikan bacaan saya. Ustad itu mulai membaca sholawat dan ayat2 ruqyah. Jinnya tampak sedikit ketakutan, dia membalikkan badan.

Suasana mulai kondusif, Pak Irod sadar. Orang2 mulai meninggalkan saung untuk bekerja lagi. Pak Irod diantar Pak Heru dan saudara Pak Irod pulang ke Ciparai.

Saya pun pergi ke kebun untuk kemberi pengarahan ke orang2 yang mau aplikasi pupuk.

****

Siang hari saya diberitahu kalau Pak Irod masih kesurupan siang hari dan sore harinya.