Hari minggu aku di saung Pak Haji Zaka untuk melakukan pelatihan padi organik. Salah satu materi pelatihaannya adalah pembuatan pestisida hayati. Kali ini yang dipraktekan adalah pengembangbiakan NPS (Nematoda Patogen Serangga). NPS ini digunakan untuk mengatasi serangan hama pengerek batang padi. Aku bukan orang HPT jadi pengetahuanku tentang hal ini sangat sedikit. Apa yang aku uraikan di sini adalah seperti yang dijelaskan oleh Pak Haji Zaka. Semoga bermanfaat.
NPS adalah nematode, hewan golongan cacing yang sangat-sangat keci. Karena begitu kecilnya tidak bisa kita melihatnya dengan mata telanjang. Nematoda ini adalah parasit bagi ulat serangga. Ulat yang diserang oleh nematode ini akan ‘sakit,klenger’, dan akhirnya mati mengenaskan. Oleh karena kemampuannya itu, kita bisa minta bantuan pada para pasukan NSP ini untuk membasmi hama-hama ulat pengerek batang padi yang sangat mengganggu tanaman padi.
Alat yang diperlukan:
- Bak plastik yang tutupnya diberi jendela dan ditutup kain kassa. Fungsi jendela ini untuk aerasi.
- Kertas merang atau kertas saring atau kertas tissue. Manfaatnya untuk menyerap air dan menjaga kelembaban.
- Alat gelas kecil
- Kain kecil yang bersih
- Pinset jika ada
- Botol untuk menampung NPS
Bahan:
- Bibit/kultur NPS
- Ulat hongkong, biasa tersedia di toko penjual makanan burung
Gambar 1. Ulang hongkong dipakai sebagai inang pembiakan NPS
- Air bersih, bisa pake air mineral,
- Peled untuk pakan ulat hongkong.
Cara kerja:
- NPS diperoleh dari balai/puslit/universitas yang memiliki kultur stok ini. Bibit ini sekali saja membelinya, setelah itu bisa dipelihara sendiri dan dipakai terus menerus.
Gambar 2. Kultur stok NPS yang disimpan di dalam botol air kemasan
- Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.
Gambar 3. Bak plastik untuk tempat pembiakan NPS
- Letakkan lembaran kertas merang/tissue ke dalam bak plastik.
- Tuangkan air kultur NPS ke di atas kertas hingga basah. Sisa air dimasukkan kembali ke dalam botol.
Gambar 4. Kertas dibasahi dengan kultur NPS hingga seluruh kertas basah oleh air
- Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.
Gambar 5. Ulat hongkong diletakkan ke dalam bak yang sudah ada NPS-nya.
Dengan cara ini maka nematode akan menginfeksi ulat hongkong. Nematoda akan berkembang biak di dalam inang itu sehingga akhirnya ulat mati. Jangan lupa diberi sedikit pellet untuk makanan ulat hongkong.
- Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Gambar 6. Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Dalam waktu 2 hari, ulat yang terinfeksi akan mati. Ulat yang mati karena terinfeksi nematode berwarna coklat cerah. Ulat mati yang berwarna hitam atau coklat tua bukan mati karena infeksi nematode.
Gambar 7. Ulat yang mati karena nematode.
- Siapkan bak lain untuk tempat panen nematode. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.
Gambar 8. Alat gelas yang diletakkan dalam posisi terbalik.
- Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.
Gambar 9. Ulat yang mati terinfeki nematode diletakkan di atas kain basah.
Gambar 10. Ulat mati terinfeksi nematode di atas kain basah.
Kemudian ulat ini dibiarkan hingga 21 hari. Nematoda akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Ketika cairan tubuh inang mulai habis, nematode akan keluar dari tubuh inang dan akan mengikuti air ke bawah nampan. Pada hari ke-16 nematoda akan mulai keluar. Hal ini ditunjukkan dengan air yang mulai keruh. Pindahkan air yang telah keruh ini ke dalam botol penyimpanan. Tambahkan lagi air ke dalam bak plastik. Ulat akan keluar lagi pada hari ke-18 dan 21. Setelah 21 hari ulat sudah kering dan nematode sudah tidak lagi ada di dalam ulat.
- Nematoda di simpan di dalam botol.
Gambar 11. Nematoda di simpan di dalam botol sebelum dipakai.
- Satu botol NPS dilarutkan untuk 2 tangki penyemprot. NPS ini siap disemprotkan ke padi di lahan.
assalamu’alaikum wr.wb.
saya pernah membaca literatur sumbernya saya lupa, jika ingin menangkap atau membuat biang nps menggunakan media tanah berpasir yang mempunyai daya serap tinggi. bagai mana menurut bapak apa ada cara lain karna di daerah saya tidak ada lab pertanian
wassalamu’alaikum wr. wb
Biang NPS biasanya diperoleh di laboratorium, saya belum pernah mencoba cara ini. Jadi tidak tahu. Maaf.
Cara yang umum dengan menggunakan larva serangga, karena NPS memakan larva serangga.
terimakasih informasinya pak, lalu bagaimana cara membuat isolat coryn bcterium mungkin panjenengan bisa berbagi dengan saya 🙂
Salam kenal pak Isroi,
Kami tertarik dengan metode NPS anda, apakah anda mempunyai jenis nematoda patogen steinernema? utk basmi rayap/serangga dalam tanah.
Terima kasih untuk sharing anda