Banyak cara untuk mengajarkan ilmu pada anak-anak. Seperti ilmu tentang alam dan binatang. Salah satu cara untuk mengajarkan ilmu ini pada anak-anak adalah dengan cara pengamatan langsung.
Pelajaran IPA yang membahas tentang alam dan binatang termasuk pelajaran yang ‘sulit’. Apalagi mengajarkannya pada anak-anak yang baru belajar membaca. Namun, ilmu ini bisa diajarkan dengan cara yang menyenangkan bagi anak-anak. Misalnya dengan melakukan pengamatan langsung di alam, karena anak-anak lebih cepat belajar secara visual dibandingkan dengan tulisan.
Saya mencoba untuk mengajarkan anak-anak saya tentang alam dan binatang. Saya banyak membelikan buku-buku bergambar pada anak-anak. Anak saya yang kedua, Ibrahim, sangat suka dengan binatang. Binatang yang paling disukai adalah dinosaurus dan serangga. Demikian pula kakaknya, Ar Royan, juga suka dengan binatang. Kadang-kadang saya ajak mereka ke ladang atau ke lapangan yang banyak pohon dan rumputan. Kemudian kami asik mencari serangga dan mengamati gerak-geriknya. Atau kadang-kadang saya ajak mereka ke kandang untuk melihat sapi, ayam, atau kambing. Atau saya ajak mereka ke sawah mencari keong dan ikan kecil-kecil. Mereka asik sekali. Anak-anak bisa belajar sambil bermain, atau bermain sambil belajar.
Konsep-konsep biologi sederhana diberikan pada saat melakukan pengamatan lapang ini. Misalnya: binatang yang bertelur dan melahirkan; binatang bertulang dan binatang tidak bertulang; biji-bijian, akar, bunga, dan lain-lain.
Jika menemukan binatang mereka akan senang sekali. Misalnya saja ketika ada seekor belalang sentadu/belalang sembah yang mampir ke rumah. Belalang itu hinggap di salah satu kursi teras. Ibrahim yang pertama melihatnya girang sekali. Dia segera mengambil buku belalang sentadu yang mencocokkan gambar di buku itu dengan belalang sebenarnya. Dia pun juga mengajak ngobrol belalang itu.
Ibrahim pun dengan serius mengamati belalang tersebut. Bahkan dia mencoba untuk memegang belalang itu. Selain itu dia juga mengajak ngobrol belalang tersebut. Lucu sekali.
Kakaknya Mas Royan juga sangat riang ketika mengetahui ada belalang mampir ke rumah. Dia pun segera mengamati belalang tersebut setelah pulang sekolah. Sama seperti adiknya, Mas Royan juga serius. Royan banyak bertanya dan berkomentar tentang belalang tersebut.
Mas Royan juga senang mengamati binatang-binatang yang mampir ke rumah. Salah satunya adalah lebah/tawon. Kebetulan ada beberapa sarang lebah di rumah. Dia pun juga senang mengamati sarang-sarang lebah itu. Ada beberapa jenis lebah. Salah satunya adalah lebah yang membuat sarang dari tanah liat. Ada beberapa sarang di rumah. Ada lebah yang membuat sarang di ventilasi rumah, ada yang membuat sarang di bawah pigura, ada juga yang membuat sarang di jendela mushola rumah. Ada juga lebah jenis lain yang membuat sarang di atap rumah. Royan senang sekali mengamati lebah-lebah itu.
Mas Royan sudah bisa membaca dan menulis. Untuk melatih kemampuan dia menulis saya minta dia menuliskan pengamatanya dengan komputer. Dia senang sekali, meskipun tulisannya masih sangat sederhana (lihat di sini).
Ada beberapa hal yang bisa diajarkan sekaligus dengan metode pengamatan di atas. Pertama, kecintaan akan alam dan ilmu alam. Kedua belajar mengamati alam. Ini bekal yang sangat bagus sekali. Anak-anak akan mengingat lebih baik dan lebih lama apa yang telah mereka amati dan pelajari. Selain itu juga merangsang sifat kritis mereka. Ketiga belajar menuliskan ide. Ketika menuliskan hasil pengamatannya, anak-anak belajar untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Keempat belajar menulis. Menulis bukan aktivitas yang sederhana, jika bisa diajarkan sejak dini akan lebih baik. Kelima, belajar komputer. Saya juga mengajarkan Royan untuk mengetik dengan sepuluh jari. Agak susah memang, tetapi Royan mau mengikuti petunjuk-petunjukku. Dan dia mulai terbiasa mengetik dengan sepuluh jari.
Semoga bermanfaat.

Royan menunjukkan sarang lebah yang sedang dia amati. Sarang ini masih ditinggali dan ada beberapa lebah di dalamnya.
salut isroi, semoga bisa kuambil manfaatnya. saat ini anakku baru dua tahun dua bulan kosa kata yang dimiliki tak jarang membuatku tercengang. Bahasa Indonesia, Jawa campur sunda.
bagus-bagus… I like it
ku jga wktu kcil suka ngambilin tawon buat makan ayam
hehe…
bagus metode pembelajarannya,kalau sudah sarang tawon jangan sebut sarang lebah, karena tawon dan lebah itu beda.
Pingback: Yusuf dan Teman Barunya; Belalang Sembah | Berbagi Tak Pernah Rugi