Saat ini aku sedang banyak membaca dan belajar. Pada awalnya aku berfikir bahwa bekal yang aku bawa selama ini sudah cukup banyak. Jadi aku tinggal belajar sedikit saja. Kemudian aku mencoba untuk mencari dan mencari lebih banyak lagi. Ketika aku mulai menyelaminya, aku seperti dikejutkan oleh suatu kenyataan: ilmu itu sungguh dalam dan luas sekali.
Muncul sebuah kesadaran baru padaku, bahwa apa yang aku pelajari selama ini baru sedikit sekali dibandingkan luasnya ilmu Allah. Rasanya tidak ada satu orang pun yang sanggup mempelajari semua ilmu. Sungguh Maha Benar Allah, ilmu Allah ibarat air di samudera luas. Ilmu yang dimiliki manusian ibarat sebuah jarum yang dicelupkan ke dalam samudera itu. Air yang tertinggal menempel di jarum itu lah ilmu yang dimiliki manusia.
Aku mencoba mempelajari sebuah fonomena alam atau bisa juga disebut ‘sunnatullah’ (ketetapan Allah) atau kata orang barat: hukum alam. Aku mencoba membaca beberapa buku, tulisan, artikel, dan paper yang terkait. Aku kumpulkan lagi paper-paper yang lain. Aku mencoba membaca lebih banyak dan belajar lebih banyak. Semakin banyak yang aku baca, semakin menyadarkan aku bahwa sebenarnya aku belum tahu apa-apa. Ada banyak ruang-ruang gelap yang belum terjamah. Dan masih banyak sisi-sisi yang belum bisa dijelaskan.
Mengumpukan paper-paper itu makan waktu yang tidak sebentar. Lebih lama lagi waktu yang diperlukan untuk membaca dan mempelajarinya. Dan semakin lama lagi, ketika aku mencoba untuk mengkontruksi kembali apa yang sudah aku pelajari. Ini merupakan bagian yang tersulit.
Ibarat puzzle, paper-paper itu adalah biji-biji puzzle. Pertama aku mengenali dulu setiap potongan puzzle itu. Aku mencoba untuk mencari-cari pasangannya lalu menyusunnya menjadi satu pasangan. Lekukan-lekukan dalam potongan puzzle itu adalah aturan teorinya. Gambaran besar dari puzzle itu sungguh masih abstrak. Aku mencoba memahami gambaran besar puzzle itu. Rasanya aku tidak mungkin bisa menyususunnya semua. Kapasitas otakku terbatas, waktuku terbatas, dan kemampuanku juga terbatas. Aku memilih satu sudut kecil saja dari bagian gambar yang besar. Aku berharap aku bisa menyususunnya dengan baik.
Perlahan. Samar-samar gambaran itu mulai muncul. Potongan-potongan puzzle seperti menemukan pasangannya sendiri.
Ya.., Allah. Karuniakanlah padaku kemampuan untuk memahami sunnah-Mu.







