Suara-suara dari Kamar Sebelah

Rumah kami tidak begitu luas. Hanya ada dua kamar, satu kamar utama dan satunya kamar anak-anak. Posisi kedua kamar bersebelahan. Jadi kalau ada sesuatu atau suara-suara akan gampang terdengar.

Royan dan Abim sudah cukup besar. Mestinya mereka punya kamar sendiri-sendiri. Kami belum mampu membangun kamar baru, jadi mereka masih berbagi kamar. Seringnya salah satunya tidur di kasur di ruang keluarga.

Entah mulai kapan, kami tidak menyadarinya. Malam-malam kadang-kadang saya bangun untuk sekedar buang air kecil atau minum, lalu kembali lagi ke kamar. Dalam kondisi setengah bangun setengah tidur, saya seperti mendengar sesuatu dari kamar sebelah. Kebetulan Royan yang tidur di kamar.

Suaranya seperti laci meja yang ditarik lalu dimasukkan kembali. Di kamar itu memang ada dua meja jati kecil untuk belajar anak-anak. Awalnya saya biarkan saja. Suara itu muncul lagi.

Pagi sebelum subuh saya bangunkan Royan. Saya tanya dia:
“Tadi malam kamu bangun, Mas Royan?”
“Enggak.”
“Bener?”
“Bener.”

Dari sorot mata dan bahasa tubuhnya saya tahu Royan tidak bohong.

Ternyata tidak cuma sekali suara-suara aneh itu muncul. Istri saya juga pernah mendengarnya. Bahkan suaranya seperti kursi yang digoyang-goyang.

Gludak..gludek…..
Srek..srek….duk..duk…

Suara itu jelas sekali.

Malam hari memang suaranya hening. Suara-suara pelan saja bisa terdengar. Kami masih ragu-ragu apakah suara-suara itu dari kamar sebelah atau bahkan dari luar.

Rumah depan kami adalah rumah yang dijadikan gudang penyimpanan sepatu. Sepertinya rumah itu jarang ditiduri atau paling hanya seorang penjaga saja. Sedangkan rumah sampingnya baru saja dibangun selema beberapa bulan. Kami tidak begitu yakin apakah suara-suara itu dari depan rumah kami.

Entahlah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s