Para pemburu celeng
Celeng menjadi hama di kebun tebu Camming dan Bone. Terutama yang terletak di pinggir-pinggir hutan. Sebenarnya celeng2 ini hanya sedikit makan tebu, tapi batang tebu yang dirusak banyak banget. Macam-macam cara sudah pernah dicoba; diracun, kawat listrik dan lain2. Ngggak mempan. Karena populasi celeng sangat banyak, sekali beranak bisa 6 ekor.
Akhirnya salah satu sinder berinisiatif untuk menyewa pemburu celeng dari Menado. Orang2 Menado terkenal makan binatang apa saja, apalagi celeng dan babi. Mereka pun terkenal sebagai pemburu ulung. Singkat cerita, diundanglah mereka untuk memburu babi di kebun tebu mulai tahun 2016. Pemburu ini akan mendapatkan premi dari setiap ekor celeng yang berhasil ditangkap/dibunuh. Keuntunga mereka juga mendapatkan daging celeng yang dijual ke Menado.
Jumlah pemburu yang datang hanya 10 orang saja. Mereka memasang jerat di dalam kebun. Ratusan jerat yang mereka pasang di tempat2 strategis. Pemburu2 ini tahu tempat yang akan dijadikan sarang celeng. Jalan2 yang dilalui celeng juga mereka tahu. Setelah jerat di pasang, setiap hari mereka patroli di kebun.
Hasil tangkapan mereka sungguh luar biasa. Informasi dari Pak ADM tahun 2016 dalam setahun mereka sudah menangkap 2500 ekor celeng.
Celeng2 yang tertangkap ditusuk sampai mati. Kepala dan jeroan dibuang. Dagingnya dieskan. Kalau sudah terkumpul satu tronton mereka bawa ke Menado. Katanya celeng dari camming banyak disukai orang menado. Dagingnya manis. Ya iyalah… makannya tebu, bagaimana nggak manis…!!!!
Tahun berikutnya serangan celeng menurun drastis. Tahun 2019 ini mulai banyak lagi. Mereka kembali diminta berburu di Camming. Jumlah pemburunya tidak banyak, 5 orang saja. Dalam 3 bulan mereka sudah dapat 350 ekor celeng.