Jamur yang terlibat dalam biodegradasi biomassa lignoselulosa dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: jamur pelapuk putih (white-rot fungi), jamur pelapuk coklat (brown-rot fungi), dan jamur pelapuk lunak (soft-rot fungi), tergantung dengan tipe pelapukan yang disebabkan oleh jamur tersebut. Jamur pelapuk putih (JPP) dan jamur pelapuk coklat (JPC) termasuk di dalam kelompok basidiomycetes, sedangkan jamur pelapuk lunak (JPL) termasuk di dalam kelompok ascomycetes, dan aktivitasnya seringkali terkait dengan tinggi rendahnya kelembaban kayu (Blanchette 1995). JPC lebih mendegradasi poliskarida di dalam biomassa lignoselulosa dan hanya sedikit melarutkan lignin. JPP adalah mikroba yang paling efisien dalam mendegradasi lignin menjadi CO2 (Hammel & Cullen, 2008). Ligninolitik berhubungan dengan produksi enzim ekstraseluler pendegradasi lignin yang dihasilkan oleh JPP. Beberapa spesies JPP yang telah dimanfaatkan untuk pretreatment biomassa lignoselulosa disarikan di dalam Tabel 5.
Semua fungi pelapuk coklat termasuk dalam Basidiomycetes yang umumnya Polyporales dan sebagian besar berasosiasi dengan konifer. Tidak kurang terdapat 125 spesies fungi pelapuk coklat dan dikelompokkan ke dalam empat ordo, yaitu: Aphullophorales (Corticiaceae, Coniophoraceae, Fistulinaceae, dan Polyoraceae), Agaricales, Tremellales, dan Dacrymycetales. Sebagian besar fungi pelapuk coklat tersebut merupakan kelompok Polyporaceae. Sekitar 85% fungi pelapuk coklat berasosiasi dengan inang kayu Gimnospermae (Nakasone, 1993).
Beberapa uji sederhana dapat digunakan untuk membedakan kultur fungi, apakah termasuk fungi pelapuk putih atau fungi pelapuk coklat. Salah satu ujinya adalah uji Bavendamm menggunakan agar tanin. Dalam medium PDA ditambahkan 0.1% asam galat (Nishida et. al., 1988). Bila terbentuk warna coklat pada permukaan agar yang mengindikasikan adanya aktivitas fenol oksidase, maka kultur fungi tersebut termasuk dalam kelompok fungi pelapuk putih (Rayner & Boddy, 1988). Gum guajac untuk uji aktivitas lakase atau siringaldasin dapat digunakan secara langsung ke dalam kultur.
Artikel saya tentang pemanfaatan jamur pelapuk putih:
BIOLOGICAL PRETREATMENT OF LIGNOCELLULOSES WITH WHITE-ROT FUNGI AND ITS APPLICATIONS: A REVIEW
Referensi:
- Lyon WF. 1991. Wood Rot. Ohio State University, USA. http://www.ohioline.osu.edu. [4 Feb 2004]
- Nakasone KK. 1993. Biodiversity and Coarse Wind Debris in Southern Forests. In. Proceeding of the workshop on coarse Woody Debris in Southern Forests: Effect on Biodiversity. McWim JW, Crossley DA (Eds). p. 35-42. Athens, GA, 18-20 Oktober 1993.
- Nishida T, Kashino Y, Mimura A, Takahara Y. 1988. Lignin biodegradation by wood-rotting fungi I. Screening of lignin-degrading fungi. Makuzai Gakkaishi 34: 530-536
Mas, apa dah ada spesies/jenis yang unggul (hasil percobaan/seleksi)? dan bagaimana saya bisa mendapatkan kedua jenis fungi tersebut?
tks
Sebenarnya sudah sejak beberapa tahun yang lalu sudah dilakukan seleksi ini. Namun, fungi tersebut hanya digunakan untuk kalangan terbatas dan tidak diperjualbelikan. Mohon maaf.
Pak Isroi, saya mahasiswa Teknologi Hasil Hutan UGM. Mohon informasinya dimana saya bisa mendapatkan bibit Brown Rot dan White Rot yang akan saya gunakan untuk bahan skripsi saya. Terima Kasih.
Biasanya isolasi sendiri. Saya tidak tahu apakah ada yang mau menjualnya atau tidak. Setahu saya ada dosen pertanian dan biologi ugm yang penelitian ini. Cuma saya lupa namanya. coba tanya-tanya ke fak pertanian atau di pau biotek ugm. semoga bermanfaat.
Pingback: Uji Bavendamm Beberapa Isolat Fungi | Berbagi Tak Pernah Rugi
bagaimana metode uji bavendamm ??
coba baca di link ini:
https://isroi.wordpress.com/2008/02/25/uji-bavendamm-beberapa-isolat-fungi/
prosedur uji penambahan asam galat pada uji bavendamm
Asam galat sebanyak 1% dari volume media ditambahkan pada medianya.
mampir nich…
menarik sekali blog anda dan saya menyukainya..
salam….
oh ya ada sedikit info nich tentang kayu jabon dan bibit jabon semoga bermanfaat…
pak, saya mau bertanya..
bgian yg mana hasil isolasi yang baik , bgian permukaan kulit yang terdapat fungi nya, bagian dalamnya atau jamur yang sdh terbentuk ??
perlu dicoba semua, bisa pakai sporanya, atau ambil miselianya, atau tubuh buahnya…
pak, dmna bsa cari as.galat eceran..??
krna klau beli di toko brtachem hrz beli perkg dan hrgany trllu mhal sdgkn sya hnya perlu sdikit..
Saya tidak tahu….
pak, kira2 brpa takaran as.tanin yang dbutuhkn kalo volume medianya 1 liter ??
thnx
Tinggal kalikan saja 0,1% x 1 liter. BJ air dianggap 1.
pak, minta gambar fungi pelapuk putih yg telah d liat dgn mikroskop donk?? sulit identifnya??
tolong ya pak
fungi pelapuk putih dan pelapuk coklat dibedakan berdasarkan uji bavendam. Kalau di bawah mikroskop saja saja dan sulit dibedakan antara keduanya.
berapa hari akan muncul warna coklat pada media bavendamm yg sudah ditanam funginya pak?? sudah 6 hari tetapi tidak ada muncul warna coklat pada media tanamn saya pak..
Tergantung jamurnya. Biasanya dalam bbrp hari sdh muncul, kalau lebih dari seminggu tidak muncul berarti bukan jamur pelapuk putih.Warna coklatnya terlihat jelas.
pak boleh kah saya kirim ke facebook bpk foto uji bavendamm yg saya dapat..apakah yg saya dapat FPP atau bukan, soalnya uji yg pertama muncul berwarna coklat ttp setelah saya ulang tidak muncul pak..
silahkan
pak, ordo basidiomycetes apa saja yang termasuk FPP ???
JPP sebenarnya bukan determinasi taksonomi. Tidak bisa ditentukan dari ordonya atau classnya. Krn dlm satu ordo bisa saja ada yang termasuk jpp atau pelapuk coklat. Contoh spesiesnya ada di atas.
pak, apa penyebab pencoklatan pada media bavendamm padahal setelah di Identifikasi Fungi yg didapat itu Trichoderma, Penicilium, dan Aspergillus???
bahan aktif yang digunakan apa? tanin atau galic acid. warna coklat disebabkan karena adanya oksidasi tanin atau galic acid. Ada reaksinya di literatur Wong (2009). Mestinya kalau jamurnya Trichoderma, Penicillium atau Aspergillus tidak menyebabkan warna media jadi coklat. Ada yang salah mungkin dengan pengujiannya.
bahan aktifnya Tanin pak,, setelah saya uji untk kedua kalinya hasil yg saya dapat tidak ada pencoklatan pak.. tetapi ketiga jamur tersebut termasuk ke jamur pelapuk lunak kan pak???
Ketiga jamur itu termasuk jamur pelapuk lunak. Pelapuk putih masuk dalam kelas basidiomycetes. jamur-jamur itu deuteromycetes. Umumnya jamur pelapuk putih tidak membentuk spora di kultur cawan.