Bedanya Pustaka Jaman Dulu dan Jaman Sekarang

Pustaka Jaman Dulu

Bagi yang bergelut di dunia ilmu. Baik itu mahasiswa, dosen, guru, peneliti, dan para cerdik cendekia yang lain. Pustaka adalah modal utama. Kita harus selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Mendapatkan pustaka terbaru dan ter-up-to-date merupakan kebahagiaan tersendiri.

Kalau mengingat-ingat jaman dulu, sulit sekali mencari pustaka. Apalagi yang baru, sukar bin zulit. Saya datang ke perpustakaan. Buka-buka buku satu persatu. Buka jurnal-jurnal lama yang sudah kucel. Lalu pesan untuk difotokopi. Dua tiga hari baru bisa dipelajari pustaka itu. Ada beberapa perpustakaan yang biasa aku datangi. Pertama jelas perpustakaan kampus: fakultas dan perpustakaan pusat. Hampir semua buku-buku pernah aku lihat (yang terkait ilmunya saja..lho..).

Perpustakaan favoritku yang lain adalah Gedung Pustaka, yang ada di Jl. Juanda Bogor. Perpustakaan ini cukup lengkap, terutama untuk pustaka-pustaka lama. Gedung Pustaka ada 9 lantai dengan beberapa gedung. Setiap lantai diperuntukkan untuk kelompok pustaka tertentu. Aku biasa masuk ke lantai yang menyimpan pustaka-pustaka pertanian dan biologi. Aku lupa di lantai berapa. Yang aku ingat ada 3 lantai yang biasa aku masuki.

Hampir setiap hari aku pergi ke perpustakaan. Datang pagi-pagi bareng dengan para pustakawan yang masuk. Dan pulang ketika perpustakaan tutup. Aku buka-buka jurnal-jurnal lama, buku-buku lama. Kadang-kadang aku menemukan pustaka-pustaka yang sangat menarik. Pustaka klasik. Aku lakukan ini selama beberapa waktu. Sampai petugas perpustakaannya hafal denganku. Kalau aku datang aku dibiarkan saja menuju rak buku dan mencari pustaka sendiri. Aturannya setiap pengunjung harus didampingi pustakawan ketika mencari literature.

Pustaka-pustaka yang berhasil aku kumpulkan aku jilid. Ada sekitar 4-5 jilid tebal-tebal. Satu jilid terdiri dari sekitar 200 halaman. Masih ada juga puluhan pustaka yang belum sempat aku jilid.

Pustaka Jaman Sekarang

Perkembangan teknologi komputer, internet, dan digital berpengaruh pada perkembangan pustaka dan perpustakaan. Mencari pustaka tidak lagi harus membuka-buka jurnal satu persatu. Cukup duduk di depan komputer dan masuk ke ‘Dunia Maya’. Ribuan bahkan mungkin jutaan pustaka tersedia untuk diakses. Ketika masuk ke ‘Dunia Maya’ rasanya masuk ke lautan ilmu. Kadang-kadang kita bingung sendiri mana pustaka yang bermutu, bermanfaat, atau bahkan informasi sampah yang menyesatkan.
Pustaka-pustaka terbaru dapat diakses dengan mudah. Jurnal-jurnal tidak lagi berbentuk lembaran-lembaran kertas, tetapi menjadi lembaran-lembaran digital. Format yang paling umum adalah pdf atau html. Kita dapat download semaunya dan sepuasnya. Kita bisa saja print pustaka-pustaka itu atau kita baca dengan layar monitor komputer.

Masalah berikutnya adalah mengelola pustaka-pustaka itu. Kalau banyaknya sampai ratusan atau ribuan lumayan juga mengelolanya. Kalau pustaka-pustaka itu tidak dikelola dengan baik, justru akan ‘berserakan’ dan tidak bermanfaat. Apalagi waktu kita terbatas untuk membaca atau mempelajarinya.

Awalnya aku kewalahan sekali mengelola pustaka-pustaka ini. Kemudian aku coba mencari-cari kalau ada program aplikasi yang bisa digunakan untuk mengelola pustaka. Akhirnya aku ketemu dengan Jabref. Sebuah program aplikasi pengelola pustaka yang tersedia gratis (free softwere). Bisa digunakan untuk Linux atau Window. Aku sangat terbantu sekali dengan program ini. Kapan-kapan akan aku sampaikan diposting yang lain.

Kemudahan berikutnya adalah program word processor (OpenOffice atau MS Word) yang sudah sangat canggih mengelola referensi. Kita dapat menambahkan sitasi dan daftar pustaka dengan sangat mudah. Apalagi database di Jabref bisa diekspor agar bisa dikenali oleh Word. Pekerjaan yang dulu terasa banyak makan waktu dan melelahkan, kini dapat dilakukan dengan mudah.
Rasanya saat ini sangat naif sekali kalau ada mahasiswa yang kekurangan pustaka. Seharusnya kita bisa mengejar ketertinggalan ilmu dan teknologi dengan memanfaatkan fasilitas ini.