Baca juga: Puisi-Puisi Cinta
Buah pisang, di atas tangga.
Sekarang apa dong, acaranya.
Berlayar naik kapal, sambil makan buah mangga.
Silahkan Cik Fisal, dibaca pantun pembuka.
Buah kedondong, baru buah maja.
Senyum dulu dong, baru dibaca.
Buah mangga petik, manis rasanya.
Neng Iin cantik, punya bang Reza.
Buah kenari, tidak berduri.
Sudah jadi suami istri, jangan lirik kanan kiri.
Buah kelapa masak ditandan,
dibuat santan masak kari.
Cincin sudah malingkar ditangan,
tanda janji sehidup semati.
Buah bluberry, dari göteborg (baca: yotebori),
jauh2 datang kemari, ntuk hidup bersama si jantung hati.
Rasanya manis bukan kepalang,
buah durian dari medan.
Kalau bang reza datang pulang,
siapkan tempat rebahkan badan
Buah pisang kuning warnanya,
kalau merah buah pepaya.
sayang jangan waktu pacaran saja,
walau sudah kawin tetap dimanja.
Merah-merah buah jambu,
paling enak dimakan pakai madu.
Kalau datang hati merindu,
angkat telepon bilang I love U.
Buah duku, asem rasanya.
Kalau rindu, jangan ditunda.
Buah anggur dari kampung melayu,
Buah nanas dari Indramayu.
Bang Reza buktikan kejantananmu
Kak Ida sudah pingin momong cucu.
Buah manggis nikmat rasanya,
lebih nikmat makan bersama.
Mohon maaf kalau ada salah kata,
kami baru belajar berpantun ria.
[Pantun ini dibaca pada saat pernikahan Reza Tallberg, Göteborg, November 28, 2010]
Posted from WordPress for Android
pantun nya bagus – bagus ,nyomot ahh
mangga