Category Archives: Göteborg

Belajar Bahasa Swedia On-Line Gratis

Dulu saya pernah ikut kursus bahasa Swedia tingkat dasar ketika berada di Goteborg. Tidak sampai mahir sih. Kalau hanya menawar dan tanya-tanya di pasar atau di warung sih bisa. Ngobrol-ngobrol sederhana juga bisa. Tapi, karena sekarang jarang dipakai, jadi banyak yang lupa. Untungnya pemerintah Swedia menyediakan layanan kursus bahasa Swedia gratis secara on-line. Meski masih versi beta, tapi fasilitas ini lumayan cukup membantu untuk mengingat-ingat kembali dan sedikit memperdalam bahasa swedia. Cara ikut kursus ini sangat sederhana, cukup mendaftar dengan alamat email.

Jika Anda tertarik untuk belajar bahasa Swedia silahkan kunjungi http://learningswedish.se/.

Selamat belajar bahasa Swedia.

Pengalaman Konyol: Salah turun halte gara-gara HP

Ini pengalaman lama, tapi pengalaman konyol ini tidak pernah terlupakan dan jadi pengalaman berharga bagi saya. Hanya gara-gara asik main HP saya salah turun halte dan tersesat di belantara Yotebori (Göteborg).

Saya masih baru di kota Göteborg, jadi belum hafal jalur trem, bis dan peta kota. Biasanya saya naik bis menggunakan tram No. 10 dan turun tepat di depan kampus Chalmers. Tapi hari itu saya naik bis no. 16 yang turun di jalan belakang kampus. Sebenarnya in bukan yang pertama, sudah beberapa kali saya naik No. 16.

Jarak dari rumah sampai kampus ditempuh dalam waktu kurang lebih 25menit. Biasanya saya sempatkan waktu di tram atau di bis untuk menulis dengan HP. Kebetulan HP saya waktu itu adalah Motorola Millestone A1 yang sangat nyaman untuk menulis. Saya duduk di deretan nomor 2 dari sopir. Saya sangat asik menulis. Sampai saya lupa dengan keadaan sekeliling saya.

Tiba-tiba sopir menegur saya.
“Vi får”
“Stannar här”
Saya kaget dan belum bisa bahasa Swedia.
Saya cuma melonggo dan tengok kanan tengok kiri. Ternyata saya sudah sampai di ujung bis no. 16.

Di bis ini hanya saya saja penumpangnya. Saya segera turun dari bis dengan kebingunggan. Tertulis di halte itu Vasaplatsen.
“Ampun deh… turun di mana saya ini …. ?????”

Saya coba lihat di peta. Adanya peta jalur tram. Saya cuma ingin tahu saya ada di mana?

Ditengah kebingungan ini saya cobe telp temen sedepartemen saya, Bu Erna. Dia ternyata juga tidak hafal kota ini. Saya minta tolong ke Bu Erna untuk tanya ke teman lain, terutama teman yang asli swedia atau sudah lama di Swedia. Hasilnya nihil.

Saya lihat lagi peta tram dan coba mengenali daerah2 yang saya hafal. Yang saya hafal adalah Brunnsparken di tengah kota. Saya naik bis lagi dan turun di Brunnsparken. Dari sini saya naik lagi tram no. 10 dan turun di tempat biasanya saya turun.

****
Beberapa waktu berlalu, dan saya semakin hafal kota ini. Ternyata Vasaplatsen tidak terlalu jauh dari Chalmers. Jalan kaki kira 10-15 menit sampai juga ke kampus Chalmers.

Pengalaman ini jadi pelajaran penting bagi saya. Jangan sampai terlalu serius dan terlalu fokus sampai lupa keadaan di sekitar kita.

Fotografi Asik dengan Kamera Saku

image

Setelah menunggu cukup lama akhirnya buku saya tentang fotografi akhirnya terbit juga. Judulnya  Fotografi Asik dengan Kamera Saku setebal 94 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Andi, Yogjakarta. Draft buku ini saya tulis dua tahun lalu ketika saya masih tinggal di Göteborg. Sebagiaan besar isi buku ini adalah catatan-catatan saya tentang fotografi yang saya tulis di blog ini (baca: Fotografi).

Potongan-potongan catatan saya tentang fotografi itu saya kumpulkan, saya susun ulang, dan saya lengkapi hingga menjadi draft sebuah buku. Sebagian besar ilustrasinya adalah foto2 yang saya ambil di Göteborg. Beberapa foto adalah foto baru yang saya ambil sepulang dari GTB.

Continue reading

Tas Kulit Kesayanganku

Tas kulit kesayang

Tas kulit kesayang

Saya ingin cerita tentang tas kulit kesayangan saya. Tas ini sudah saya miliki kurang lebih 3-4 tahun yang lalu. Sempat saya lupakan dan saya simpan di lemari. Celakanya kondisi di rumah yang cenderung lembab membuat tas kulit cantik ini jadi jamuren. Warnanya jadi sedikit kusam.

Tas kulit kesayang

Tas kulit kesayang

Sudah lama saya ingin beli tas kulit. Ketika itu saya lihat mahasiswa Chalmers yang memakai tas kulit. Lalu ketika saya jalan2 ke kota banyak juga yang memakai tas kulit. Pingin banget.

Continue reading

E-KTP, Nomor Identitas, dan Pelayanan Pemerintah

Tahun lalu ada sebuah proyek besar dari Kementerian Dalam Negeri, yaitu proyek e-KTP. Saya masih ingat sekali proyek ini sering diiklankan di televisi dan diulas di berbagai media. Ada yang mendukung, namun banyak juga yang mencibir. Konon, anggaran proyek eKTP sampai Rp. 6 T. Glek…..!!!!

Saya merasa senang plus bangga ketika saya mendapat jatah E-KTP. Meski dapat E-KTPnya sekitar beberapa bulan kemudian. KTPnya bagus, ada memori magnetiknya dan konon data2 diri juga tersimpan dalam E-KTP tersebut.

Saya termasuk orang yang mendukung proyek eKTP itu, terlepas dari banyaknya kecurigaan tentang bocornya anggarannya. Saya mendukung, karena eKTP ini akan banyak memudahkan proses administrasi dan pelayanan untuk ‘warga negara’ Indonesia. Idealnya memang setiap penduduk Indonesia memiliki nomor dan datanya tersimpan rapi di pemerintahan. Nomor identitas dan datanya bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, misalnya: mengurus KK, SIM, asuransi, pendidikan, akun bank, dan lain2.
Continue reading

Pengalaman konyol: Salah naik bis

Bis umum di kota Gothenburg Swedia

Maklum orang udik. Biasanya naik bis omprengan. Naik berebutan, dan tidak ada nomor kursi. Nunggu bus di pinggir jalan adalah hal biasa.

Ini pertama kalinya saya ke luar negeri. Agak gagab dan kelihatan bloonnya. Saya mendapat kesempatan untuk melakukan penelitian di kota Göteborg (baca Yotebori), kota terbesar kedua di Swedia. Di sini angkutan umum sudah maju. Bisnya besar2 dan bersih. Bisnya ada wifinya. Pesan tiket bis bisa dilakukan via online dan waktu naik bis tinggal menunjukkkan kode bookingnya saja.

Suatu hari saya janjian saya Prof. Mohammad yang mengajar di Borås University, di kota Borås. Jaraknya sekitar 60 km dari Gtb. Biasanya kalau ke Borås saya numpang Prof. Mohammad, kebetulan beliau tinggal di Gtb. Ngirit ongkos. Tapi kali ini saya ada pekerjaan lab, dan saya janjian dengan beliau pukul 1 siang setelah makan siang. Atas saran temen2 saya naik bis Bus4U. Tiketnya beli on line.

Setelah menyelesaikan pekerjaan lab, saya segera ke stasion. Bis Bus4U ada di gate 32 dan berangkat pukul 11.15. Pukul 10.30 saya sudah ada di stasion. Saya segera cari gate 32. Di atas gate tertulia jurusannya “Stockholm”. Bis yang akan saya tumpangi memang jurusannya ke Stockholm, tapi saya turun di centrum, stasion Borås.
Continue reading

A little pieces og my memories in Guthenberg, Sweden. Vol. 1. Faces.

Fotografi asik dengan kamera saku

Buku Fotografi Asik dengan Kamera Saku

Aku dan Kamera Bututku

Kodak EasyShare

Kodak EasyShare M863

Aku membelinya kira-kira lima setengah tahun yang lalu, sebuah kamera saku Kodak EasyShare M863 8MP. Sejak saat itu kamera mungil ini seperti tidak lepas dari saku celana atau di dalam tas saya. Dengan kamera ini saya jatuh cinta dan belajar fotografi. Mungkin sudah ribuan foto saya ‘jepret’ dengan kamera saku ini, foto keluarga, foto rekreasi dan wisata, foto pemandangan, foto portrait, foto bunga, foto binatang, foto truk, foto orang….Pendek kata, hampir semua objek tidak lepas dari ‘jepretan’ kamera ini.

Saya memasang ‘cutting sticker’ di bagian depan kamera ini dengan tulisan: ISROI. Teman-teman saya sering bertanya:
“Mana kamera ‘ISROI’-nya..???” tanya mereka.

“Tenang…..Nih ada di sini,” jawab saya sambil menepuk-nepuk kantong depan celana saya.

Teman-teman saya sudah hafal, maklum bin mafhum, kalau saya senang memotret apa saja dengan kamera dekil ini. Meskipun tidak jarang mereka jadi objek saya untuk belajar fotografi.

Mungkin karena sering saya pakai dan sudah beberapa kali jatuh, kamera ini jadi mulai ‘ngadat’. Beberapa kali kamera ini rusak dan sempat ‘opname’ di bengkel service kamera. Hampir saja kamera ini saya pensiunkan. Alhamdulillah, kamera ini masih bisa diselamatkan dan sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.

Setiap foto yang saya ambil dengan kamera ini memiliki kesan tersendiri bagi saya. Banyak kisah-kisah menarik dan motivasi dibalik pengambilan foto-foto itu. Saya punya beberapa ‘proyek fotografi‘ pribadi. Sebagian ‘proyek’ itu sudah selesai, namun ada juga ‘proyek fotografi‘ yang perlu waktu bertahun-tahun membuatnya. Berikut ini sebagian dari foto-foto yang paling berkesan bagi saya dan cerita di balik pengambilan foto itu.
Continue reading

Kelahiran Youssef

This slideshow requires JavaScript.

Youssef

Youssef umur satu hari


Muhammad Yusuf Abdurrahman umur satu hari.

Sebuah foto tidak hanya menyimpan gambar. Sebuah foto menyimpan sedetik peristiwa, merekam secuil memori, sepenggal kenangan, sepotong kebahagiaan, sejumput keindahan, atau kepedihan dan kesengsaraan. Sebuah foto – bagi saya – adalah rekaman sejarah kehidupan kami yang mungkin tak akan bisa terulang lagi. Salah satu foto-foto yang saya abadikan dan menjadi moment bersejarah bagi kami adalah foto-foto yang merekam kelahiran anak ketiga kami: Muhammad Yusuf Abdurrahman.

***

Minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan 1435 H di kota Go:teborg, Swedia. Istri saya menyampaikan kabar yang sedikit membuat saya terkejut sekaligus menggembirakan.

“Bi, Ummi terlambat”, katanya.

“Terlambat apa maksudmu?” tanyaku sedikit ragu.

“Harusnya Ummi sudah datang bulan, tapi sudah seminggu belum apa-apa nih. Jangan-jangan perut Ummi ‘isi’ lagi nih, Bi!”, katanya menjelaskan.

Saya sedikit terkejut dan seakan tidak percaya. Kami memang ingin punya anak lagi, rahim istri saya sudah ‘kosong’ sembilan tahun sejak kelahiran Abim – anak kedua kami. Tapi, tidak secepat ini yang saya duga.

“Masak, sih?” kata saya seakan tidak percaya sambil mengelus-elus perut istri saya tercinta.

Saya berjanji akan membeli alat tes kehamilan di apotik di Norstad sepulang dari kampus besok. Setelah saya membeli alat tes berbentuk strip itu, langsung saya memberikannya ke istri saya. Sore itu juga istri saya mengetest alat itu dengan urinnya.

“Bener, Bi. Hasilnya positif. Nih lihat sendiri!” katanya sambil menunjukkan strip tes kehamilan yang ada garis dua, tanda bahwa istri saya positif hamil. Senang, gembira, sekaligus khawatir jadi satu. Sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Langsung saya peluk dan saya ciumi istri saya. Saya elus-elus perutnya.

“Bener nih…Dedek ada di perut, Ummi? ” kata saya sambil mengelus-elus perut stri saya.

Kami memberi tahu anak-anak kami, Mas Royan dan Mas Abim.

“Horree……!!!!!”, teriak mereka serempak. Mereka memang sudah lama ingin punya adik lagi.

“Aku pingin punya adik laki-laki,” kata mereka hampir serempak.

Saya dan istri saya tentu saja ingin punya anak perempuan. Maklum, dua anak pertama kami laki-laki. Istri saya jadi orang paling cantik di rumah ini. Istri saya pun sudah capek menghadapi kenakalan kedua anak laki-laki kami. Hampir setiap hari mereka berantem yang membuat sewot umminya. Istri saya tidak bisa membayangkan jika ada tiga anak laki-laki di rumah.

Namun, bagi kami, laki-laki atau perempuan adalah semua karunia Allah. Laki-laki atau pun perempuan yang akan Allah karuniakan kepada kami akan kami terima dengan senang hati. Insya Allah.
Continue reading

Sunset Pukul 22.45 Tengah Malam

Sunset di Gothenburg

Langit Godvadersgatan, Gothenburg, di sore hari ketika matahari terbenam (sunset)

Waktu sholat magrib ditandai ketika Sang Mentari mulai singgah ke peraduannya. Adalah saat Sang Mentari masih terlihat malu-malu di ufuk dan memancarkan warna jingga keemasan. Di desaku, yang tidak jauh dari garis katulistiwa, waktu magrib hampir selalu sama setiap harinya, yaitu antara pukul 17.30 – 18.30 WIB.

Saya mengalami ‘shock’ waktu sholat ketika tinggal di kota Gothenburg, Swedia. Waktu sholat yang berdasarkan posisi matahari ini tidak sama setiap harinya. Di kota yang lebih dekat ke kutup utara daripada katulistiwa ini, waktu terbit dan terbenamnya matahari berubah-ubah setiap hari. Di musim dingin, bulan Desember – Maret, Sang Surya malas bersinar. Hari lebih banyak gelapnya daripada terangnya. Gelap dan dingin……bbbrrrrr…..

Sedangkan di musim panas, bulan Juni-Agustus, Sang Surya sedang giat-giatnya menyinari bumi Skandinavia. Waktu siang lebih panjang daripada waktu malam. Di puncak musim panas, Sang Surya sudah ‘bangun’ pukul 2.30 pagi. Semburat warna merah terlihat di langit timur, tanda waktu sholat subuh. Pukul 5 pagi sudah terang benderang.

Udara menghangat dan orang-orang dengan riang menyambutnya. Wajah-wajah orang terlihat lebih cerah, senyum terkembang, dan menyapa ramah. Waktu siang sungguh panjang sekali. Sang Surya seperti tidak pernah lelah bersinar, menemani orang-orang yang bercanda riang dan berjemur di bawahnya. Lapangan sepakbola di seberang apartemen masih ramai hingga tengah malam.
Continue reading