Saya memasang ‘cutting sticker’ di bagian depan kamera ini dengan tulisan: ISROI. Teman-teman saya sering bertanya:
“Mana kamera ‘ISROI’-nya..???” tanya mereka.
“Tenang…..Nih ada di sini,” jawab saya sambil menepuk-nepuk kantong depan celana saya.
Teman-teman saya sudah hafal, maklum bin mafhum, kalau saya senang memotret apa saja dengan kamera dekil ini. Meskipun tidak jarang mereka jadi objek saya untuk belajar fotografi.
Mungkin karena sering saya pakai dan sudah beberapa kali jatuh, kamera ini jadi mulai ‘ngadat’. Beberapa kali kamera ini rusak dan sempat ‘opname’ di bengkel service kamera. Hampir saja kamera ini saya pensiunkan. Alhamdulillah, kamera ini masih bisa diselamatkan dan sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.
Setiap foto yang saya ambil dengan kamera ini memiliki kesan tersendiri bagi saya. Banyak kisah-kisah menarik dan motivasi dibalik pengambilan foto-foto itu. Saya punya beberapa ‘proyek fotografi‘ pribadi. Sebagian ‘proyek’ itu sudah selesai, namun ada juga ‘proyek fotografi‘ yang perlu waktu bertahun-tahun membuatnya. Berikut ini sebagian dari foto-foto yang paling berkesan bagi saya dan cerita di balik pengambilan foto itu.
****
Foto Anak-anak
Kami punya tiga anak laki-laki (silahkan baca di link ini: Kelahiran Youssef). Yang punya anak kecil pasti sudah paham bagaimana repotnya menghadapi kenakalan anak-anak kecil. Apalagi laki-laki semua. Hampir setiap hari mereka berantem. Sepertinya ada saja hal-hal kecil yang selalu mereka ributkan. Umminya sampai senewen menghadapinya.
Jika saya perhatikan, di balik kenakalan mereka, mereka sangat lah akur. Mereka kompak. Tidur seranjang, main bersama, dan bercanda bersama. Kalau yang satu tidak ada, pasti yang lain mencarinya. Kadang-kadang yang satu menggoda dan mencari perhatian dari saudaranya. Jika ada anak lain yang menakali saudaranya, saudaranya yang lain akan membelanya mati-matian. Saya ingin mengabadikan kebersamaan mereka ini.
Saya membuat ‘proyek fotografi’ untuk merekam kebersamaan, keakraban, dan kasih saya mereka. Saya mulai ‘proyek fotografi’ ini sejak meraka masih bayi merah dengan menggunakan kamera saku bututku. Foto-foto itu saya cetak dan saya susun rapi dalam sebuah album foto. Sesekali mereka membuka-buka album foto itu. Seperti biasa, mereka berdebat ramai seperti kembali ke masa-masa kecil mereka.
Saya ingin terus memotret mereka sampai mereka dewasa kelak, sampai mereka punya keturunan kelak. Saya ingin mereka selalu mengingat bahwa mereka bersaudara dan melupakan segala pertengkaran yang telah terjadi. Saya ingin mereka selalu mendukung, selalu bercanda ria, dan selalu saling berkasih sayang. Insya Allah.
***
City of Göteborg
Gedung Liptsik dan Gota Alv, salah satu icon kota Goteborg.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kota ini, ketika turun dari bis di Central Stationen (station kota), saya sudah jatuh hati dengan kota Göteborg. Gedung terminal yang sudah tua bersanding rapi dengan bagunan station baru yang modern. Saya merogoh saku saya mengambil kamera dan sejak saat itu pula saya ingin mengabadikan setiap sudut kota ini.
Setiap pulang dari kampus saya memilih untuk berjalan kaki sampai pusat kota. Jaraknya sekitar 30-45 menit jalan kaki. Sepanjang perjalanan saya memotret apa saja yang menarik perhatian saya: gedung-gedung tua, taman, danau-danau, langit, orang-orang, burung-burung, bunga-bunga, rumah-rumah, jalan-jalan, dan mobil yang berseliweran. Saya sengaja memilih jalan yang berbeda-beda. Setelah capek berjalan, baru saya naik tram atau bis menuju rumah.
Jika hari libur saya sering pergi dengan keluarga ke taman-taman di kota: Tradgardenforeningen, Botaniskatradgarden, Slottskogen, Kungsparken, Gustaf Adolf Torg, Klippan, Mastuget, Kungsportplatsen, dan lain-lain. Kadang-kadang saya pergi ke danau Svartemosse atau danau Delsjon. Kalau sedang bersemangat kami menjelajah hutan menikmati alam yang asri. Sebagian besar saya abadikan pengalaman saya itu dengan kamera saku butut ini.
Jika Anda tertarik, silahkan buka album foto saya di kota GTB:
sudut-sudut kota GTB – YouTube | Bunga-bunga – Youtube – Mawar | Taman– Botaniskatradgarden | Patung-patung | Hutan | Danau Delsjon – Svartemosse | Tembok-tembok | Langit kota GTB – YouTube | Portrait | Museum Kviberg – Konstmuseum |
***
Burung-burung di Angkasa
Ribuan Camar di Angkasa Svartemossa
Memotret burung di angkasa adalah salah satu objek foto yang berkesan bagi saya. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika saya memotret ribuan burung camar di angkasa Svartemossa. Hari kamis pagi tgl 12 april saya pergi ke danau Svartemosse bersama istri tercinta (baca kisah lengkapnya di sini: Kelahiran Youssef). Seperti biasanya burung-burung itu mengerubuti kami, karena mereka tahu kami membawa roti yang mereka suka. Burung-burung itu hinggap di permukaan danau. Namun, tiba-tiba semua burung itu terbang ke angkasa. Seperti ada yang meng-komando mereka untuk terbang. Semua burung camar yang ada di danau terbang ke angkasa. Mereka terbang membuat formasi yang spetakuler. Meliuk-liuk seperti ular di angkasa. Subhanallah, belum pernah saya menyaksikan pemandangan yang menajubkan seperti ini. Silahkan lihat juga videonya di YouTube: Ribuan burung camar di angkasa.
Burung lain yang sering saya foto adalah burung Kaja (baca: Kaya). Kaya adalah semacam burung gagak. Mereka ada beberapa jenis, ada yang bulunya hitam ada juga yang bulunya agak kelabu. Mereka adalah burung yang berkoloni banyak sekali. Mereka burung yang unik. Orang Swedia menyebutnya ‘Tikus Terbang’, karena burung ini seperti tikus. Mereka memakan apa saja. Mereka cerdik dan licik. Mereka sering mencuri makanan dari orang-orang di taman. Bahkan mereka berani masuk rumah untuk mencuri makanan.
Burung Kaja terbang bersama di pagi hari.
Salah satu keunikkan burung Kaya adalah selalu berangkat terbang di pagi hari saat matahari terbit dan pulang bersama-sama saat matahari tenggelam. Setiap pagi mereka akan terbang bersama-sama dalam jumlah ribuan dari sarang mereka. Jumlahnya banyak sekali, terbang menutupi angkasa. Foto di atas adalah foto Kaya yang saya ambil dari balkon apartemen. Saya menunggu mereka terbang melintas apartemen saya di pagi hari. Saya punya banyak sekali koleksi foto Kaya.
Foto ini saya ambil ketika sore hari sepulang dari kampus di salah satu jalan di jantung kota Goteborg, Avenyn. Ribuan burung Kaya terbang bersama untuk pulang ke sarang mereka.
***
Pemandangan Pulau Brunno
Ini salah satu foto dari ‘proyek foto GTB‘. Foto ini salah satu foto favorit saya. Pertama, foto ini mengambarkan pemandangan yang ‘Swedia Banget’. Rumah-rumah di tepian pantai dengan warna merah Dalarna dan jendela di cat putih.
Hari itu weekend di akhir musim panas menjelang musim gugur. Sudah lama kami ingin sekali nge-grill di tepian pantai. Daripada kehabisan musim panas, kami nekat pergi ke pulau-pulau kecil di selatan kota GTB. Naasnya, kami tidak lihat prakiraan cuaca hari ini. Ketika naik kapal menuju pulau tiba-tiba cuaca berubah. Angin mulai bertiup kencang dan cuaca sedikit mendung. Sampai di pulau cuaca benar-benar tidak bersahabat. Suhu turun mungkin di bawah 10oC. Celakanya hujan rintik-rintik dan disertai angin pantai yang kencang. Gagallah rencana nge-grill kami.
Kami berlari-lari kecil menuju darmaga tempat kapal kecil berlabuh. Di darmaga itu terdapat layar monitor jadwal kedatangan kapal berikutnya. Masih tiga puluh menit lagi. Waduh….Mana cuaca dingin dan gerimis begini. Saya menengok ke arah pulau dan saya lihat pemandangan indah ini.
Segera saya ambil kamera saku, saya lepaskan sarung tangan, dan mulailah saya memotret. Suhu dingin dan rintik air hujan membuat tangan saya kaku. Saya mecoba bertahan. Saya berjalan di tepian pantai dan mencari posisi yang pas untuk memotret. Foto di atas adalah foto terbaik yang saya ambil di hari itu.
***
Masih banyak foto-foto lain yang saya ambil dengan kamera butut itu. Kamera itu akan selalu di kantong saku saya sampai bener-bener rusak di tidak bisa dipakai lagi.
Silahkan membaca dan menikmati foto-foto luar biasa lainnya dari Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) di :