Category Archives: Göteborg

Berkunjung ke Rumah Gösta yang Seperti Museum

This slideshow requires JavaScript.

Sudah lama sebenarnya saya ingin sekali melihat-lihat bagian dalam rumah asli Swedia. Selama ini saya hanya terkagum-kagum saja ketika melihat dari luar. Kebetulan ada orang Indonesia yang menikah dengan orang Swedia. Kami jadi punya kesempatan untuk melihat-lihat bagian dalam rumah asli Swedia.

Namanya Gösta (baya Yosta), seorang mantan pelaut yang menikah dengan Bu Ruth yang asli solo. Gösta dari keluarga pelaut, sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas kapal di lautan lepas. Ibaratnya di darat dia hanya numpang lahir saja. Meskipun begitu, Gösta menempuh pendidikan sampai S3 (gelarnya PhD) di bidang antropologi. Bahkan dia sempat menulis beberapa buku tentang antropologi. Namun, panggilan hidupnya adalah menjadi pelaut. Akhirnya dia mengikuti jejak leluhurnya menjadi seorang kapten kapal.
Continue reading

Koboi Emas

Ada banyak cara orang untuk mencari uang. Orang ini memakai kostum koboi dengan warna emas. Tubuhnya juga diolesi make up warna emas. Bersandar di tembok yang senada dengan warna kostumnya. Lalu duduk mengelosor. Tidak lupa didepannya ditaruh kaleng untuk tempat koin. Di Fredsgatan (jalan freds) yang ramai ini banyak orang yang suka melihatnya. Mereka terhibur dan melempar koin ke kalengnya. Mengambil fotonya. Ada juga yang berpose di sampingnya, lalu tidak lupa memberi uang recehan.

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

fotografi koboi emas

Pak Tua Penyayang Burung Danau Svarttemossa

Pak Tua dan Burung photo essay

Pak Tua itu umurnya saya perkirakan sudah kepala tujuh, kulitnya sudah berkeriput, dan rambutnya sudah putih semua. Pak Tua itu seperti biasa pergi ke danau Svarttemosse dengan membawa biji-bijian dan roti, rutinitas yang selalu beliau lakukan hampir setiap hari. Biji-bijian dan roti itu untuk burung dara (Columba palumbus), angsa (Branta canadensis), bebek (Anas platyrhynchos), dan skratmass (Larus ridibundus) yang hidup di sekitar danau. Pak Tua berjalan menuju batu-batuan di ujung danau tempat burung-burung biasa berkumpul.

Burung-burung liar itu seperti sudah sangat akrap dengan Pak Tua. Burung-burung dara liar itu segera mengerumuninya. Burung-burung dara itu terbang hinggap di bahu dan lengan Pak Tua. Apalagi ketika Pak Tua mengeluarkan biji-bijian dari tas pinggangnya. Burung-burung dara segera berebut makan di tangannya. Burung-burung liar tampak tidak takut sama sekali dengan Pak Tua.

Saya mengamati Pak Tua dari jarak agak jauh agar burung-burung tidak takut dan terbang. Saya sangat takjub dengan pemandangan ini. Saya juga biasa memberi makan burung-burung di Svarttemossa, tetapi tidak pernah bisa sedekat itu dengan burung-burung. Saya hanya bisa melempar makanan ke danau dan belum pernah bisa menyentuhnya.

Pak Tua beranjak pergi dari batu menuju sisi danau yang lain. Burung-burung dara itu seperti tidak mau ditinggalkan. Burung-burung itu tetap terbang mengikutinya bahkan ada yang tetap hinggap di pundak dan lengannya. Pak Tua menuju ke tepi danau yang banyak angsa dan bebek-bebek liar.

Di tepi danau ini segera duduk. Tanpa perlu memanggil mereka, angsa-angsa liar dan bebek-bebek liar segera datang menghampirinya. Pak Tua mengeluarkan roti yang disimpan di kantong plastik dan memberikannya ke angsa-angsa dan bebek-bebek. Sekali lagi saya terpesona, karena angsa-angsa itu mengambil makanan dari tangan Pak Tua tanpa takut sama sekali. Bebek-bebek dan skrattmass menunggu dari jarak agak jauh, karena biasanya diusir oleh angsa dan mendekat setelah angsanya pergi.

Burung dara, angsa, bebek, dan skrattmas adalah binatang yang hidup liar di sekitar danau Svarttemossa. Tidak ada yang memburu atau menembak mereka. Bahkan orang-orang yang tinggal di sekitar danau menyayangi mereka, menjaga kelestarian mereka, dan memberi mereka makan. Seperti Pak Tua itu yang bisa sangat akrab dan dekat dengan burung-burung di danau Svarttemossa.

Pak Tua dan Burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pak Tua dan burung photo essay

Pocket camera photography: movie clips part 2 flowers

This movie clips made using Microsoft Photo Story 3 for Windows.

Main Seluncur Salju (Pulka) di Bukit Masttuget

Memancing ikan di tengah sungai yang beku

This slideshow requires JavaScript.


Musim dingin tahun lalu, ketika naik tram saya sempat melihat beberapa orang yang sedang mancing di tengah kanal yang airnya membeku. Saya penasaran sekali, karena pemandangan semacam ini tidak pernah saya temukan di tanah air tercinta. Niat saya ini baru kesampaian di musim dingin berikutnya, musim dingin ini.

Dari kejauhan, Brunnsparken, saya lihat ada orang yang sedang duduk tafakur di tengah sungai. Pasti sedang mancing ikan nih orang, pikir saya. Saya segera mendekat ke tempat mereka memancing. Dari pingir sungai saya lambaikan tangah saya sambil saya tunjukkan kamera saya. Dia membalas lambaian tangan saya, artinya dia mau saya ambil fotonya. Saya pakai lensa zoom agar bisa mengambil foto dari jarak yang cukup jauh. Maklum, saya masih ragu-ragu untuk turun ke sungai.

Kemudian saya mencoba berjalan berkeliling. Rupanya dia tahu saya ingin turun dan dia menunjukkan jalan turun menuju sungai. Di pinggir sungai ada tangga, namun pinggir sungai es-nya tidak begitu tebal, jadi tidak bisa langsung turun ke sungai. Untuk menuju ke tengah sungai mereka menggunakan tangga besi yang biasa digunakan untuk menyelamatkan orang yang tenggelam. Melaluii tangga ini saya dan Royan turun ke sungai dan mendekat ke orang-orang yang sedang memancing. Saya mendekat dan sambil berbasa-basi.

Namanya Henrik Sandgren. Dia dengan beberapa orang temennya biasa memancing di sungai ini ketika airnya sedang membeku. Air sungai di musim dingin membeku menjadi es, tebalnya sampai 20 cm. Jadi aman untuk dipijak. Bahkan saya pernah lihat anak-anak main ice hockey di tengah sungai. Es dilubangi dengan bor, lalu pancing kecil yang sudah diberi umpan dimasukkan ke dalam lubang itu. Umpannya adalah Maggot, belatung lalat. Pancingnya juga kecil, seperti pancing mainan. Tidak perlu waktu beberapa lama, ada ikan yang termakan umpan itu.

Ikan yang dipancing adalah ikan sungai, orang Swedia menamakannya Abborre (Perca fluviatilis). Ikannya mirip ikan wader kali, tetapi siripnya belakang, dan sirip renangnya berwarna merah. Di bagian tubuhnya juga ada belang-belangnya. Ikan yang didapat lumayan banyak juga.

Mereka memancing ikan untuk dimakan sendiri. Tapi kalau ada yang ingin membelinya boleh saja. Mereka juga tergabung dalam klub memancing. Karena mancing ikan di Swedia juga tidak boleh sembarangan. Ada semacam lisensinya. Kalau tidak sedang musim dingin, mereka memancing dari pingir sungai, memancing di laut, atau di danau.

Gulai Kepala Salmon

image

Masih segar dalam ingatan saya waktu makan di RM Padang Pagi Sore di Palembang. Salah satu menu favorit saya adalah gulai kepala kakap. Satu piring berisi satu kepala, sudah cukup memenuhi isi perut. Meskipun hanya bagian kepala, tapi dagingnya banyak sekali. Makannya pun mesti sabar dan pakai tangan, ‘sendok alami’ karunia Allah.

Nah, di Göteborg tidak ada yang namanya ikan kakap. Memang sih di sini dekat laut dan banyak yang jual ikan, namun harganya itu ….minta amphyunnn….. Salah satu makanan ikan yang mewah adalah ikan Salmon. Dagingnya yang merah segar rasanya nikmat sekali. Ikan salmon di makan mentah tanpa di masak. Dagingya dipotong tipis-tipis. Daging salmon biasa dimakan dengan kentang, menu tambahan baquete, atau susi.

Continue reading

Godvädersgatan 25-46

Svartemosse in Winter Season Part 2

Svartemosse in Winter Season