Tag Archives: Chalmers

Pengalaman Konyol: Salah turun halte gara-gara HP

Ini pengalaman lama, tapi pengalaman konyol ini tidak pernah terlupakan dan jadi pengalaman berharga bagi saya. Hanya gara-gara asik main HP saya salah turun halte dan tersesat di belantara Yotebori (Göteborg).

Saya masih baru di kota Göteborg, jadi belum hafal jalur trem, bis dan peta kota. Biasanya saya naik bis menggunakan tram No. 10 dan turun tepat di depan kampus Chalmers. Tapi hari itu saya naik bis no. 16 yang turun di jalan belakang kampus. Sebenarnya in bukan yang pertama, sudah beberapa kali saya naik No. 16.

Jarak dari rumah sampai kampus ditempuh dalam waktu kurang lebih 25menit. Biasanya saya sempatkan waktu di tram atau di bis untuk menulis dengan HP. Kebetulan HP saya waktu itu adalah Motorola Millestone A1 yang sangat nyaman untuk menulis. Saya duduk di deretan nomor 2 dari sopir. Saya sangat asik menulis. Sampai saya lupa dengan keadaan sekeliling saya.

Tiba-tiba sopir menegur saya.
“Vi får”
“Stannar här”
Saya kaget dan belum bisa bahasa Swedia.
Saya cuma melonggo dan tengok kanan tengok kiri. Ternyata saya sudah sampai di ujung bis no. 16.

Di bis ini hanya saya saja penumpangnya. Saya segera turun dari bis dengan kebingunggan. Tertulis di halte itu Vasaplatsen.
“Ampun deh… turun di mana saya ini …. ?????”

Saya coba lihat di peta. Adanya peta jalur tram. Saya cuma ingin tahu saya ada di mana?

Ditengah kebingungan ini saya cobe telp temen sedepartemen saya, Bu Erna. Dia ternyata juga tidak hafal kota ini. Saya minta tolong ke Bu Erna untuk tanya ke teman lain, terutama teman yang asli swedia atau sudah lama di Swedia. Hasilnya nihil.

Saya lihat lagi peta tram dan coba mengenali daerah2 yang saya hafal. Yang saya hafal adalah Brunnsparken di tengah kota. Saya naik bis lagi dan turun di Brunnsparken. Dari sini saya naik lagi tram no. 10 dan turun di tempat biasanya saya turun.

****
Beberapa waktu berlalu, dan saya semakin hafal kota ini. Ternyata Vasaplatsen tidak terlalu jauh dari Chalmers. Jalan kaki kira 10-15 menit sampai juga ke kampus Chalmers.

Pengalaman ini jadi pelajaran penting bagi saya. Jangan sampai terlalu serius dan terlalu fokus sampai lupa keadaan di sekitar kita.

Jam Karet Cap Indonesia Raya

Rasanya stigma jam karet sudah lekat erat dengan orang Indonesia Raya. Budaya jam karet alias waktu yang moloooorrrr sudah menjadi hal lumrah dan dipermaklumi secara nasional. Bahkan orang luar pun juga tahu kalau orang Indonesia Raya suka mengolooor-oloooorrrrr waktu.

Misalkan saja ada undangan, tertulis di suratnya, mulai jam 15:30 teng. Hampir pasti bisa diprediksikan kalau mulainya sekitar satu jam setelahnya, atau bahkan bisa lebih lama lagi. Bagaimana bisa dimulai ‘on time’ kalau pesertanya saja baru mulai bermunculan setelah jarum jam panjang menunjuk angka 11 dan jarum pendek menunjuk angka 3. Munculnya juga satu-satu dengan selang waktu 10an menit. Ampyuuuunnn deh….!!!!

Entah memang karena ada halangan, hambatan, atau memang sengaja ‘nelat’ yang membuat orang Indonesia Raya tidak bisa ‘on time’. Rata-rata dalam benak mereka terbersit pikiran ‘ah…pasti mulainya juga telat’. Jadi jauh dalam pikiran bawah sadar telah terjadi kesepakatan untuk menelatkan diri secara berjama’ah.
Continue reading

Portraits

I want to photograph my colleagues and friends. Here are some pictures of them. I would thank to all of my friends.

This slideshow requires JavaScript.

Continue reading

Chalmers Cortègen, acara tahunan di Gothenborg

See more video on Chalmers Cortègen

Nama Saya Dani Penjol dari Spanyol

dani penjol dari spanyol
Aku, Dani Penjol, Celiene, dan ‘Car’-nya Dani

Di apartemen ini kami lah yang datang pertama. Saya satu kamar dengan Pak Muslikhin. Hari pertama datang badan penat luar biasa setelah menempuh perjalanan lebih dari 18 jam. Pinginnya langsung glosor aja.

Di kamar cuma ada satu tempat tidur ukuran satu orang, untungnya ada kasur tipis extra yang bisa dijadikan alas tidur. Saya pakai kasur itu untuk tepar. Dalam sekejab saya sudah melanglang buana di dunia mimpi.

Sedangkan Pak Mus yang belum bisa tidur, karena mesti menunggu kopernya yang tertinggal di KLM Airlines. Pihak KLM janji sore hari mau mengantar ke apartemen, karena itu Pak Mus tetap menjaga mata tetap terbuka. Menjelang sore bel telepon berbunyi. Pak Mus pikir ini dia orang dari KLM.

“Hello….!!!!” terdengar suara orang dari luar apartemen. Gedung apartemen pintunya terkunci. Hanya penghuni yang punya kuncinya dan bisa masuk gedung. Kalau ada tamu, dia mesti pencet tombol bel semacam interkom. Kalau tuan rumah pencet tombol telepon maka pintu gerbang akan terbuka.

“Hai…Hello..Are Your from the air port?”, tanya Pak Mus.
“Yes…I am from the air port”, jawab orang itu dengan mantap. Lalu tombol telpon dipencet untuk membuka pintu gerbang.

Apartemen kami ada di gedung no. 32 lantai tujuh No. 315. Tak berapa lama terdengar lift berhenti di lantai kami. Pak Mus yang dengan kegirangan – dalam pikirannya kopernya bisa segera kembali – segera membuka pintu apartemen.

Setelah dibuka, berdiri sesosok manusia asing di depan pintu. Kepalanya lonjong penjol dan plontos. Rambutnya mungkin baru tumbuh kurang dari satu mm. Licin kepalanya. Tingginya sekitar 160-an cm. Cukup pendek untuk ukuran orang eropa. Dia membawa koper besar dan tas. Tapi, bukan tasnya Pak Mus.

Dengan wajah penuh ragu, Pak Mus bertanya sekali lagi untuk meyakinkan: “Are You from the air port?”
“Yes…yes…I’m from the airport. You not believe me?”, dia balik bertanya dengan bahasa Inggris yang sedikit kacau.

Wajah Pak Mus semakin ragu, apalagi orangnya tampak tidak meyakinkan. Rupanya orang itu merasa kalau dirinya diragukan.

“I have a key…I have a key…You not bilieve me?” katanya sambil menunjukkan kunci untuk meyakinkan. Lalu dia masuk ke dalam apartemen.
Continue reading

Sepeda Kuning di Hepan Halte Chalmers

sepeda kuning goteborg

Hari kedua setalah menghirup segarnya udara Göteborg, kami langsung ke kampus-Chalmers University of Technology. Beruntung saya dapat apartemen di Västra Frölunda. Persis di samping halte tram Frölunda torg (bacanya: frolunda tori). Kalau mau ke kampus tinggal turun, lalu naik Tram No. 7 atau No. 8. Sekali jalan, kira-kira 25-30 menit sudah sampai di depan halte Chalmers.

Saya naik tram di gerbong belakang, jadi turunnya dekat ujung halte. Waktu saya turun, sekilas saya lihat ada sepeda di parkir di ujung dekat pagar, sepeda warna kuning.

Sepeda merupakan salah satu sarana transpotasi yang digemari Göteborg. Meskipun sarana transportasi publik sangat bagus di Göteborg, sepeda banyak pengemarnya. Salah satu alasannya adalah untuk olah raga. Sepeda memaksa mereka melakukan gerakan otot yang membuat tubuh mereka jadi sehat.  Prof Anders, salah satu dosen di kemi setiap hari selalu naik sepeda dari rumahnya yang jaraknya sekitar 5 km.

Alasan lain adalah karena sepeda lebih ramah lingkungan. Orang Swedia sangan memperhatikan enviroment suistainability . Dengan menggunakan sepeda, berarti membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Karena alasan ini pemerintah kota Göteborg juga menyediakan penyewaan sepeda di sekitar kota.

Continue reading