Seperti yang sudah aku sampaikan pada posting-posting sebelumnya bahwa sortasi sampah warga adalah pekerjaan paling menyusahkan(coba lihat di sini). Oleh karena itu cara terbaik yang mudah dilakukan adalah dengan memisahkan sampah sejak pertama kali sesuatu berubah menjadi sampah. Jadi sampah organik dibuang ditempat sampah organik, sampah plastik dibuang di tempat sampah plastik, sampah kertas dibuang di tempat sampah kertas, demikian seterusnya. Upaya ini bukanlah sesuatu yang mudah. Sebenarnya apa sih susahnya membuang sampah sesuai tempatnya. Mudah. Yang susah adalah membiasakan diri atau lebih tepatnya memaksakan diri untuk melakukan hal itu.
Link terkait: Mengelola Sampah Warga
Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik disini: BERKAH DARI SAMPAH
Aku mencoba mulai dari diriku sendiri. Dalam Islam dikenal dengan ibda’ bi nafsi, mulai dari diri sendiri. Lalu orang-orang di sekitarku, keluargaku sendiri. Awalnya agak sulit juga meyakinkan istriku untuk memisahkan sampah menjadi dua kelompok saja: organik – non organik. Lama-lama bisa juga. Kemudian mengajari anak-anakku. Ini lebih mudah daripada meyakinkan istriku, karena aku bisa menggunakan ‘power’-ku sebagai ‘Abi’. Aku bilang, sampah ini dibuang di sini, maka anak-anak akan menurutinya. Mula-mula harus diberi tahu terus, tetapi lama-lama menjadi kebiasaan dan mereka sudah pada tahu sendiri. (lihat di sini). Aku belum mengolah sampah organikku sendiri, baru memisahkannya saja. Ini pun masih banyak yang harus dibenahi di rumahku sendiri. Tidak mengapa, paling tidak ini sudah merupakan awal yang bagus.