Pasar Gede Magelang: Bersih, Rapi, dan ‘Pepak’. Bagian 1

Pasar tradisional biasanya terkesan kumuh, bau, kotor dan kampungan. Tetapi tidak semua pasar seperti itu, contohnya Pasar Gede Magelang. Kalau masuk ke pasar ini akan terkesan rapi, bersih dari sampah, tidak bau, bahkan lalat pun jarang lho… Dan lengkap lagi. Makanya ngak heran kalau kota Magelang selalu jadi langganan Adipura.


Pasar Rejowinangun tinggal kenangan. Kamis malam, 26 Juni 2008, pasar ini kebakaran. Lihat link-nya di sini: Mashanafi | Liputan 6
Pasar Rejowinangun Kebakaran



Tugu Adipura di depan Pasar Rejowinangun kebanggan warga Magelang


Baca ini juga: Pasar yang Bersih Tanpa Lalat | Makanan Khas Magelang | Toko Benih Pertanian



Setiap mudik pulang ke Magelang, biasanya aku sempatkan ke pasar Gede, atau nama aslinya Pasar Rejowinangun Magelang. Letaknya di ujung Jl. Pemuda. Kalau dari alun-alun Magelang ke arah Yogjakarta, setelah melewati komplek pertokoan maka di ujungnya adalah Pasar Gede. Dari dulu aku sering mengantar Bapakku atau Ibuku ke pasar, makanya aku hafal tempat-tempat di pasar ini. Aku juga lebih suka belanja ke pasar daripada ke supermarket. Selain harganya yang murah dan bisa ditawar, di pasar ini lengkap.


Pintu utama Pasar Gede Magelang

Di pasar ini semua tertata rapi, setiap los dikelompok-kelompokkan. Los buah-buahan yang ada di bagian depan. Buah-buahan banyak dijual di sini baik buah-buah umum, seperti: apel, jeruk, anggur, nanas, jambu, belimbing, dan lain-lainnya. Ada juga buah salak pondoh khas Magelang (tepatnya di dekat kali krasak dan sleman). Ada juga buah kledung. Dulu waktu aku kecil ada buah-buahan yang tidak aku temui sekarang, seperti buang kepel, buah mundung, dan buah yang membuat lidah berwarna biru.


Buah Salak pondoh khas Magelang/Sleman


Buah Kledung


Pedagang buah pisang

Masuk ke dalam banyak penjual sayur-sayuran. Bermacam-macam sayuran dijual di sini. Segar-segar lagi. Dari mulai kentang, kol, ceisim, kacang panjang, wortel, mentimum, pete, jengkol, tempe, bawang merah, bawang putih, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Di sela-sela penjual sayur itu ada juga yang jual ikan lele, ikan mas, ikan nila, ikan asin, ikan laut lainnya. Ada juga penjual daging ayam dan sapi yang ‘mbalelo’ berjualan di sini.


Pedagang sayuran di los sayuran


Kios Cim Miin langanan Bapakku. Bapak-bapak yang sedang duduk di depan kios itu adalah Bapakku.


Ada juga penjual bumbu-bumbu dapur seperti sereh, kunci, laos, jeruk wangi, jeruk purut, umbi bumbu yang lain, dan daun pisang.

Di pasar ini juga ada peralatan dapur yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti dibuat dari tempurung kelapa dan bambu. Alat dapur seperti sendok, sendok sayur, centong, serok, dan lain-lainnya. Dijual juga pisau-pisau yang dibuat dari baja asli. Meskipun bentuknya kurang menarik, tetapi pisau ini tajam sekali.


Penjual peralatan dapur.

Ada juga peralatan dapur yang terbuat dari tembaga/kuningan. Rasanya sudah jarang sekali dipakai saat ini, seperti dandang dari tembaga ini. Orang tua saya masih memakai alat ini untuk menanak nasi di rumah. Rasanya lebih enak daripada dinanak pake rice cooker di rumahku.


Peralatan dapur yang dibuat dari tembaga/kuningan.

Ada juga cobek batu, kami biasanya menyebut ‘cowek’ (wek dibaca seperti cewek). Cobek batu dari Magelang sangat terkenal, karena benar-benar dibuat dari batu. Di tempat lain banyak yang membuatnya dari cor-coran semen. Selain itu cobek dari Magelang tidak membuat sambal jadi ‘ngeres’ karena ada pasirnya.

Bersih dan Tidak ada Lalat

Dari semua bagian pasar tersebut yang paling aku kagumi adalah kebersihannya. Aku pernah masuk ke berbagai pasar tradisional di beberapa kota. Tetapi tidak ada yang sebersih pasar Gede Magelang ini. Kalau masuk pasar ini tidak tercium bau busuk seperti halnya di pasar tradisional yang lain. Sampah-sampah terkumpul rapi dan tidak berceceran di mana-mana. Rasanya setiap pedagang memiliki sapu dan tempat sampah masing-masing. Mereka dengan sadar membersihkan sampah-sampahnya sendiri.
Selokan-selokan di pasar ini tampak bersih. Tidak ada tumpukan sampah yang bau. Tidak ada juga genangan air. Semua tampak bersih. Lihat foto-foto di bawah ini.


Selokan di sekitar pasar yang bersih dari sampah dan genangan air.

pasar yang bersih
Perhatikan jalan-jalan yang bersih di lorong pasar ini. Bapak yang jalan di depan itu adalah Bapakku.

Tidak hanya itu saja. Di pasar ini juga jarang ditemui lalat. Meskipun banyak sekali makanan yang dijual tetapi sangat jarang kutemui lalat mengerumuninya. Bahkan aku lihat di pedangan makanan, tidak ada lalat sama sekali. Di los buah-bauhan jarang banget lalat, lalat buah yang biasanya banyak pun tidak ada. Di los sayur-sayuran juga begitu. Satu-satunya tempat yang kutemui ada lalatnya adalah tempat pedagang ‘sea food’. Di tumpukan ikat laut dan udang nya ada beberapa ekor lalat.


Tempat yang ada sedikit lalat.

Masih ada tempat-tempat yang menarik. Klik di sini.
Foto-foto lain:

5 responses to “Pasar Gede Magelang: Bersih, Rapi, dan ‘Pepak’. Bagian 1

  1. Pasar ini kebakaran mas… sampai habis … malam ini… ahhh

  2. Aih… senangnya ada yang punya foto-foto pasar rejowinangun…..
    Berawal dari kejadian kemarin malam; Nik terima kabar tentang kebakaran pasar Rejowinangun yang meluluhlantakkan 80% bagian basar tersebut, pagi ini Nik googling cari info yang lebih lengkap.
    Eh, nggak nyangka ada yang publikasi foto-foto [yang lumayan up to date] dari pasar itu.
    Nik mengenali sebagian penjual yang terekam dalam foto-foto itu [maklum, sejak tahun ’90 Nik sering dapat tugas belanja di pasar]
    Jadi lebih penasaran bagaimana keadaan mereka sekarang..
    Maturnuwun kang… tautan njenengan sedikit mengobati rasa kangen saya pada Magelang.

  3. Hu..hu…saya jadi sedih mendengar berita kebakaran ini. Saya coba telepon ke rumah di Magelang, tapi ngak berhasil-berhasil. Waktu saya pulang saya sempat tanya ke cik Mi’in, pedangan langanan keluarga kami. Kabarnya pasarnya mau dibangun, tapi ngak tahu kapan. Trus saya dengan guyon nyletuk: “Mau dibakar dulu kali..!!” seperti kasus di pasar Kebon Polo.
    Ee… ternyata sekarang benar-benar kebakaran.
    Innalillahi wa innalillahi rojiun.

  4. malam-malam terima sms dari adik sepupu klo pasar rejowinangun kebakar habis….duh terbayang yu pothil langgananku kae…..sabar yo yu

  5. Pingback: Oleh oleh dari Magelang « Aku Cinta Indonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s