Belajar dari Orang Lain

Pelajaran tidak selalu diperoleh di bangku sekolah atau kuliah. Pelajaran dari mana saja. Belajar dari alam. Belajar dari lingkungan. Belajar dari orang-orang di sekitar kita. Hari ini aku belajar dari Mas Dwi yang sudah malang melintang di dunia peretanolan.

Kalau ada orang berkata: dunia selebar daun kelor. Mungkin ada benarnya juga. Aku mencoba serius di etanol dan akhirnya ketemu juga dengan orang-orang yang memiliki fokus dan tujuan yang sama. Salah satunya ya..Mas Dwi ini. Awalnya hanya lewat email, lalu kontak lewat hp. Diskusi semakin hangat dan akhirnya kita ‘copy darat’.

masdwi

Mas Dwi orangnya sederhana. Kalau hanya melihat ‘casing-nya’ (seperti kata Tukul) orang akan terkecoh. Di balik itu tersimpan semangat, optimisme, dan belajar yang kenal menyerah. Meskipun hanya otodidak, Mas Dwi belajar banyak dari lingkungannya. Dan menemukan banyak hal yang kadang-kadang dipikirin secara nylimet oleh teman-teman di kampus atau di balai-balai penelitian. Saking nylimetnya sampai tidak ketemu-ketemu.

Misalnya, tentang bioetanol. Jauh sebelum heboh etanol (yang diprovokatori oleh trubus), Mas Dwi sudah membuat etanol. Bahkan ketika saya menyebutkan beberapa ‘tokoh’ etanol yang saya kenal, ternyata Mas Dwi ikut terlibat di belakang layar. Jadilah diskusi tentang etanol jadi semaking ‘hot’. Kami banyak bercerita tentang pengalaman masing-masing dan mendiskusikan peluang-peluang dan tantangan di dunia peretanolan ini. Ada banyak tantangan yang perlu segera dipecahkan. Di balik itu semua ada banyak peluang yang bisa diraih. Meskipun jalannya tidak semulus jalan tol.

Tantangan-tantangan untuk bioetanol, misal: bagaimana mempersingkat waktu fermentasi, meningkatkan yield, diversifikasi bahan baku, penyediaan enzim yang murah tetapi kualitas terjaga, dan masih banyak peluang-peluang lainnya. Mendapatkan yeast yang unggul salah satunya. Sudah ada secercah harapan untuk mendapatkan yeast unggul yang dapat mempersingkat waktu sampai sehari dengan yield yang 20% lebih tinggi. Ini pencapaian yang luar biasa sekali.

Diskusi terus melebar sampai ke pupuk organik, baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Saya tahu pasar pupuk organik granul (POG) sangat terbuka lebar. ‘Know How’-nya pun pelajar dengan mendalam. Tapi tidak cukup dengan ‘know how’ saja, perlu juga ‘know who’. Ada bahan baku yang sangat-sangat banyak sekali. Mungkin cukup untuk memenuhi setengan dari kebutuhan POG yang disubsidi pemerintah. Peluang itu ada, teknologi sudah tersedia, pasar ada. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menyatukan itu semua. Pekerjaan yang tidak sederhana.

Ditemani segelas kopi dan cemilan. Kami pun tenggelam ke dalam mimpi-mimpi kami sendiri.

masdwi02b

4 responses to “Belajar dari Orang Lain

  1. Wah mas. Emang tuh kita lebih banyak belajar dari orang lain. susah belajar dari diri sendiri, walau tastenya lebih brasa kalau belajar dari diri sendiri.

  2. Mas, yang lebih penting : kalau dapat ilmu dari orang lain tetap di share ya…

    Ditunggu tulisan nya,

    Salam

  3. Bapak ini adalah orang yang mempunyai integritas dan dedikasi tinggi mengenai per-ethanolan dan pupuk organik. kami kagum kepada anda. kalo seandainya kita dapat dipertemukan, alangkah bersyukurnya saya.

  4. belajar dari orang lain memang memberi kita banyak manfaat di berbagai hal…..
    tidak salah lagi kalau “Silaturahmi memperpanjang umur dan memperbanyak rezeki”

Leave a comment