Ada banyak cara membuat kompos, salah satunya dengan metode windrow. Cara ini umumnya dipakai untuk pengomposan skala besar, misalnya pengomposan tandan kosong kelapa sawit. Dengan metode ini bahan baku kompos ditumpuk memanjang seperti gundukan yang disebut windrow. Metode ini sangat mudah dilakukan dan sejauh ini hasilnya cukup memuaskan.
Pengomposan dengan metode windrow bisa menggunakan petutup bisa juga tidak. Tetapi untuk wilaya tropis seperti di Indonesia, penutupan sepertinya wajib dilakukan. Sinar matahari yang terik bisa membuat kompos menjadi kering dan proses pengomposan gagal berlangsung. Demikian pula ketika kondisi hujan. Tumpukan kompos menjadi sangat basah dan proses pengomposan juga menjadi lambat.
FUNGSI DAN MANFAAT COVER KOMPOS
Penutup/cover kompos memiliki fungi/manfaat penting dalam proses pengomposan, antara lain:
- Seperti yang sudah disampaikan di atas, cover kompos berfungsi untuk melindungi tumpukan kompos dari panas sinar matahari maupun hujan. Sehingga kompos tidak mengering atau terlalu basah.
- Menjaga agar tumpukan kompos tetap lembab. Proses pengomposan memerlukan kondisi yang lembab dan cukup air. Dengan adanya cover kompos, kelembaban di dalam kompos akan tetap terjaga berada dalam kondisi optimal, yaitu kurang lebih 60%. Apabila kelembaban menurun, karena pengeringan misalnya, proses pengomposan akan tidak berjalan optimal.
- Salah satu bahaya dari sinar matahari adalah pancaran sinar UV. Sinar UV ini berbahaya bagi kehidupan mikroba. Mikroba yang terkena langsng sinar UV biasanya akan mati. Dengan adanya cover kompos (terutama yang tahan sinar UV), mikroba akan bisa tetap hidup.
- Menjaga agar suhu kompos tetap tinggi. Kompos yang dilaksanakan ini memerlukan suhu tinggi selama proses pengomposan. Pada puncak proses pengomposan suhu dapat mencapai 60-70oC. Dengan adanya cover kompos suhu ini akan tetap terjaga, sehingga proses pengomposan tetap berada dalam kondisi optimal.
- Mempercepat proses pengomposan. Kompos yang diberi penutup umumnya lebih cepat matang daripada kompos yang tidak diberi penutup.
MEMILIH PENUTUP/COVER KOMPOS
Penutup kompos bisa menggunakan apa saja asalkan bisa memenuhi fungsi dan manfaat di atas. Untuk pengomposan skala kecil, penutupan bisa menggunakan seresan daun lebar, meskipun fungsinya kurang bagus. Di kebun sawit bisa saja menggunakan pelepah sawit, seperti gambar di bawah ini.
Penutup kompos bisa juga menggunakan plastik mulsa seperti gambar di bawah ini. Plastik mulsa harganya cukup murah dan mudah di dapat. Plastik mulsa juga tahan sinar UV. Namun masalahnya, plastik mulsa mudah sobek. Jadi tidak bisa digunakan untuk bahan-bahan yang runcing dan keras. Plastik mulsa juga cuma sekali pakai.
Untuk pengomposan skala besar, dulu saya sering menggunakan plastik terpal yang paling tebal (ukuran A8) atau terpal ulin. Alasan pemilihan ini adalah plastik terpal relatif mudah didapat dan tersedia dalam jumlah besar. Meskipun harga terpal tebal/terpal ulin cukup mahal. Sejauh ini pemakaina terpal bisa mempercepat proses pengomposan, tetapi masalah utamanya adalah terpal tidak tahan sinar UV. Plastik terpal mudah sekali rusak dan biasanya hanya sekali pakai sudah banyak bagian yang rusak. Kalau pun dipaksakan cuma bisa dua kali pakai.
Alternatif lain adalah plastik penutup yang tahan sinar UV. Bentuk plastik ini mirip dengan karpet, tetapi memiliki pori-pori yang lebih banyak dan lebih kuat. Beberapa tahun yang lalu, penutup kompos di datangkan dari Malaysia atau Australia, ada juga yang dari China. Karena import harganya cukup mahal. Keunggulannya cover ini tahan sinar UV, bisa berkali-kali pakai, dan tidak mudah sobek.
Saat ini sudah ada cover compos UV produksi dalam negeri. Namanya Cover Compos UV produksi dari HILON. Harganya cukup murah, karena tidak import. Bahkan lebih murah dari terpal A8 atau terpal ulin. Cover Compos UV Hilon memiliki ketebalan yang cukup dan tahan gores. Artinya tidak mudah rusak karena bahan yang runcing atau keras dan tahan sinar matahari. Pertama kali saya menggunakan cover ini tahun lalu di sebuah pabrik di Sumater Utara dan sampai saat ini bisa dipakai. Artinya bisa beberapa kali pakai dan sekarang sudah hampir satu tahun.
PERBANDINGAN BIAYA
Awalnya saya mengira jika penggunaan Cover Compos UV lebih mahal daripada pemakaian terpal plastik, karena harga per meternya yang relatif lebih mahal. Tetapi dalam pelaksanaannya, justru penggunaan Cover Compos UV ini lebih murah dibandingkan penggunaan terpal plastik. Ini pengalaman untuk pengomposan tankos sawit.
Satu lembar penutup kompos (cover) ukurannya 5m x 50m = 250m2, baik untuk terpal atau Cover Compos UV sama. Lama pemakaian terpal plastik (ukuran A8, yang paling tebal)hanya 3 kali pakai, atau hanya setengah tahun sudah harus beli lagi. Sedangkan Pemakaian Cover Compos UV bisa 8 kali pakai, atau lebih dari satu tahun. Harga terpal plastik ukuran A8 sampai di kebun kira-kira Rp. 15rb/m2 (sdh termasuk ongkos kirim), sedangkan harga Cover Compos UV kira-kira Rp. 20rb/m2. Ongkos kirim bervariasi tergantung jauh dan sulitnya medan yang ditempuh. Satu penutup bisa untuk menutupi 50 ton tankos dan bisa menghasilkan 30 ton tankos.
Perhitungan perbandingan biayanya seperti ini:
Harga terpal plastik adalah 250m2 x Rp. 15rb/m2 = Rp. 3.750.000/ 3 kali pakai = Rp. 1.250.000 per sekali pakai.
Harga Cover Compos UV adalah 250m2 x Rp. 20rb/m2 = Rp. 5.000.000/ 8 kali pakai = Rp. 625.000 per sekali pakai.
Beban biaya per kilo kompos tankos adalah:
Terpal plastik = Rp. 1.250.000 / 30.000 kg = Rp. 41,6/kg kompos
Cover Compos UV = Rp. 625.000 / 30.000 kg = Rp. 20,8/kg kompos
Jadi penghematan biayan pemakaian Cover Compos UV hampir setengah dari pemakaian terpal plastik.
Harga Cover Compos UV yang relatif mahal per m2-nya ini cocok untuk pengomposan skala industri dengan kapasitas > 50 ton/hari, seperti pengomposan tankos sawit, pengomposan sampah di TPA, pengomposan kohe di farm/peternakan besar (>5000 ekor sapi). Sedangkan untuk pengomposan skala kecil penggunaan Cover Compos UV mungkin tidak memadai, karena investasi yang dikeluarkan terlalu besar.
DEAR PAK..
Pak saya mau tanya apakah pengomposan pelepah kelapa sawit sama kualitasnya jika dibandingkan dengan tandan kosong? mungkin saya akan mencoba mesin pencacah untuk membuat kmps dari pelepah sawitnya karena untuk tandan kosong sudah dimanfaatkan sendiri oleh pabrik kelapa sawit. jadi utnuk petani seperti kami ingin memanfaatkan pelepah dan daunnya.
mohon pencerahannya ya pak…
saya sudah subscribe email saya…
terimakasih banyak sebelumnya pak..
asw.. penutup kompos uv beli dmn? tks. wass..
Cover compost UV bisa beli ke produsennya, alamat kontaknya nyusul…
alamat produsen cover UV sgr ya.. mo tak pakai komposkan seresah tebu. tks..
Untuk cover compos saya menyarankan cover compos dari PT HILON, person contact M Akbar Suudi 085-241-667808.
terima kasih bung isroi, smoga semakin sukses & tetap menebar inspirasi..
Salam Pak Isroi…, jika ada yang berminat dengan turner PLOWMAX untuk pabrik kelapa sawit seperti terlihat di gambar terakhir hal ini, bisa menghubungi saya melalui bapak, e-mail saya sudah sy kirim beberapa waktu lalu ke bapak.
Kami merupakan exclusive representative PLOWMAX untuk Indonesia. Terima kasih.
Ok…silahkan
untuk keperluan tugas akhir saya, saya mau tanya massa jenis plastik yang dipakai itu berapa yah? karena saya harus menghitung beratnya.
saya tidak tahu jenis plastiknya.
Pingback: Pengomposan Sampah Kota Skala Besar untuk Pupuk Organik | Berbagi Tak Pernah Rugi
Pak mohon informasinya.. Kalau pada tanaman lombok itu menggunakan plastik apa? Tlg hubungi di nmr 085237024082
Platik PE atau populernya plastik mulsa.