Baca juga Membuat Pupuk Organik Cair: Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4
DOWNLOAD PROSEDUR PEMBUATAN POC DENGAN BIANG POC | Buku Panduan Pembuatan POC | Goole Drive | SCIBD | Contoh perhitungan bahan baku
Revisi Petunjuk Pembuatan POC dengan Biang POC: Dokumen awal | Revisi 1 | Revisi 2
Download: Petunjuk Pemakaian Langsung Hormon Tanaman.
Seni Meramu POC
Di tulisan sebelumnya saya sudah sampaikan sedikit tentang meramu POC dengan biang POC. Di tulisan ini saya akan mencoba membahasnya sedikit lebih detail. Sebenarnya dengan biang POC saja sudah dibuat POC dengan kualitas standard, artinya POC ini sudah bisa memberikan manfaat bagi tanaman dan memiliki kandungan seperti yang diatur oleh pemerintah (Deptan). Jadi bukan POC ‘abal-abal’ (….pinjam ya..GS Astra….;D).
Dengan kualitas standard seperti ini POC kita kurang memiliki keunikkan dibandingkan dengan POC-POC yang lain. Agar ‘menang dalam pertempuran pasar’, POC yang kita jual perlu memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan dengan POC-POC yang lain. Nah..membuat POC yang unik dan unggul ini yang perlu ‘seni’ tersendiri.
Sesuaikan dengan Tanamannya
Tanaman budidaya berdasarkan bagian tanaman yang dipanen secara umum bisa dibedakan menjadi:
- Tanaman yang diambil/panen bunga atau buahnya, seperti: sawit, kopi, kakao, mete, padi, jagung, mangga, dll.
- Tanaman yang diambil daunnya, seperti: sayur-sayuran, tembakau, dll.
- Tanaman yang diambil umbi atau akarnya, seperti: singkong, umbi, jahe, talas, gadung, dll.
- Tanaman yang diambil batangnya, seperti: jati, sengon, albasia, dll.
- Tanaman yang diambil ekstraknya, seperti: tebu, sawit (dari buahnya), sagu, dll.
Berdasarkan kelomposk tanamannya:
- Tanaman monokotil.
- Tanaman dikotil.
Setiap tanaman tersebut tentu saja memiliki karakteristik dan fisiologi yang berbeda-beda. Demikian pula membutuhkan stimulan yang berbeda-beda juga. Kalau target pasarnya sudah jelas membuat POC yang spesifik bisa jadi menjadi keunggulan tersendiri. Misalnya saja, POC khusus padi, POC khusus jagung, POC khusus sawit, POC khusus kakao, POC khusus tebu, POC khusus kedelai, POC khusus sayur-sayuran, POC khusus kentang, POC khusus nilam, POC khusus singkong, dan lain-lain.
Misalnya saja, POC untuk sayur-sayuran. Kita perlu membuat POC yang bisa merangsang tanaman untuk menghasilkan daun yang banyak, lebar, tebal, dst. Jadi merangsang pertumbuhan vegetatifnya. Oleh karena itu hormon-hormon yang ditambahkan pun juga hormon yang merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, misalnya (giberelin).
Contoh lain, POC untuk singkong. Kita perlu membuat POC yang merangsang perakaran yang banyak. Jadi bisa ditambahkan asam humat, kolkisin, dan auksin.
Tentu saja hormon saja tidak cukup. Perlu diimbangi juga dengan penambahan sedikit hara. Seperti untuk merangsang pertumbuhan vegetatif perlu diperbanyak hara N, sedangkan untuk pembungaan dan pembuahan perlu lebih banyak P dan K.
Sesuaikan dengan daerahnya
Daerah memiliki karakteristik tanah dan iklim yang berbeda-beda. Seperti yang saya tahu, daerah di Jawa dan Sumatera memiliki tanah yang berbeda dengan tanah-tanah di daerah NTB dan NTT. Derah di pantai selatan jawa juga memiliki tanah yang berbeda dengan tanah-tanah di jawa bagian tengah. Tanah-tanah di jawa umumnya adalah tanah merah (ultisol) yang memiliki ciri-ciri: masam dan kahat P. Di beberapa tempat juga ada gejala kekurangan unsur mikro tertentu.
Nah, kalau daerah pemasaran kita adalah tanah-tanah yang masam dan kahat P, diberi tambahan sedikit hara P yang mudah diserap oleh tanaman. Bisa juga ditambahkan unsur mikro.
Di dunia nutrisi tanaman ada hukum yang sangat terkenal, yaitu ‘Hukum Minimun Leibig’. Hukum ini menjelaskan bahwa performa suatu tanaman ditentukan oleh unsur yang jumlahnya paling sedikit. Nah, meskipun di suatu tanah unsur-unsur hara makronya melimpah, kalau kekurangan Mo saja. Performa tanaman ini akan ditentukan oleh ketersediaan Mo di tanah itu. Jadi dengan menambahkan sedikit Mo saja, produktifitas tanamannya bisa ditingkatkan.
Tambahkan Pestisida Nabati
Salah satu penyebab bengkaknya biaya usaha tani adalah biaya untuk pestisida dan herbisida. Apalagi sedang terjadi wabah hama atau penyakit tertentu di daerah itu. Biaya ii akan semakin membengkak. POC bisa diperkaya dengan pestisida nabati/organik yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar petani. Ekstrak pestisida nabati ini bisa ditambahkan ke POC dengan konsentrasi tertentu. Banyaknya jenis pestisida nabati yang ditambahkan juga bisa diatur sendiri-sendiri, disesuaikan dengan hama atau ketersediaan bahan-bahan itu.
Tambahkan Biofertilizer
Saat ini sudah diketahui ternyata tidak hanya akar tanaman saja yang kaya mikroba bermanfaat. Di daun juga banyak ditemukan mikroba-mikroba yang bermanfaat bagi tanaman, yaitu mikroba yang hidup di phylosphere. Temen-temen saya di IPB sudah berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba-mikroba ini. Tapi saya tidak tahu sudah direlease belum produksnya.
Mikroba-mikroba untuk akar pun bisa juga ditambahkan ke POC ini. Beberapa mikroba yang umum adalah mikroba penambat N, pelarut P, mikoriza, rhizobium, dan PGPR.
Mikroba-mikroba ini bisa saja ditambahkan ke formula POC kita. Cuma masalahnya mikroba membutuhkan syarat hidup tertentu. Di sini letak kesulitan membuat formula POC yang bisa mempertahankan kehidupan mikroba.
Analisis Biaya/Usaha
Sebenarnya agak sungkan saya menuliskan tentang topik ini. Karena kalau saya tuliskan secara detail akan membuka ‘rahasia dapur’ para produsen POC. Kalau konsumen tahu tentang hal ini, bisa bahaya dan merusak harga pasar. Saya akan tuliskan secara garis besar saja, untuk detailnya bisa dihitung sendiri.
Oh..ya..saya juga bukan orang ekonomi atau akuntan, jd analisis usaha ini adalah analisis usaha versi orang biologi. Kalau salah jangan diprotes…. Masukan, kritik, dan sarang yang konstruktif akan diterima dengan tangan terbuka.
Biaya Investasi:
- Biaya membeli mesin-mesin dan peralatan lainya
- Biaya tanah, sewa gedung, sewa lahan, dll.
- Biaya ijin-ijin.
- Biaya-biaya siluman.
Biaya langsung:
1. Biaya bahan baku.
Untuk biang POC bisa dihitung dengan cara ini:
= harga biang POC per liter/volume POC yang bisa dibuat (misal 20 liter).
2. Biaya bahan hormon tambahan:
Dihitung dengan cara yang hampir sama:
= (harga hormon per kemasan/volume hormon per kemasan) x volume hormon yang ditambahkan ke dalam POC
Kalau hormon yang ditambahkan lebih dari satu, tinggal dikalikan saja.
3. Biaya bahan pestisida nabati:
= harga bahan/volume POC yang bisa ditambahkan.
4. Biaya hara tambahan (mikro atau makro nutrien)
= harga bahan/volume atau massanya x volume atau massa yang ditambahkan per liter POC.
5. Kemasan.
Umumnya botol kemasan harganya antara Rp. 2.500 – 3.500/botol.
6. Biaya label:
Biaya label kurang lebih RP. 300 – 500/label
7. Biaya royalti (kalau ada)
8. Biaya pemasaran
9. Biaya promosi/bonus
10. Biaya overhead
Kalau sudah ketemu tinggal dijumlahkan saja. Dari sini akan ketemu HPP per litar POC.
Kalau sudah ketemu, coba survei ke toko-toko pertanian dan tanya harga POC yang dijual di toko itu. Dari sini sudah bisa dihitung berapa kira-kira keuntungan kasar dari usaha POC. Menarik sekali bukan????
Permisi, boleh saya dapat informasi yang lebih jelas mengenai mesin produksi dan peralatan penunjangnya, klo bisa harga pasaran mesin dan peralatan tersebut.
Konsep biaya anda diatas ada yang kurang. Kurang biaya depresiasi dan amortisasi. Apalagi klo kita punya merek kita sendiri, amortisasi perlu ditambahkan.
Wah kita kayaknya kebalikannya yah. Saya orang manajemen dan anda orang biologi. Tetapi bapak saya petani sawit di Kalimantan Selatan. Saya lumayan tertarik, jadi sekedar nambah2 penghasilan bapak saya sekaligus saya bantu ngemanagenya.
Klo bapak punya rincian POG juga boleh saya tahu tidak pak, karena artikel disebelah info yang bapak sampaikan samar2.
Mesin-mesinnya yang penting adalah:
1. Bak penampungan/drum sekaligus sebagai bak mixing: volumenya disesuaikan dengan kapsitas produksinya. Biasanya pakai bak serat karbon merek Pinguin yang warna biru.
2. Bak untuk pengemasan: volumenya lebih kecil untuk membotolkan POC
3. Mixer: kalau volume baknya cukup besar bisa pakai mesin pompa yang dimodifikasi untuk mengaduk cairan di dalam bak.
4. Pipa-pipa dan kran : untuk menghubungkan antar bak, untuk pengadukan dll.
Itu saja peralatan yang penting. Peralatan lainnya hanya peralatan pendukung yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak ada alat khusus.
Rincian peralatan POG sudah ada gambar teknisnya, bisa dilihat di posting yang lain. Memang tidak ada harganya di situ. Karena harga bisa berubah dan disesuaikan dengan spek yang diinginkan. Sebagai gambaran saja, satu set mesin produksi POG dengan kapasitas 8 ton/hari dengan spesifikasi standard, biaya investasinya sekitar Rp. 150jt – 200jt.
Pingback: Membuat Pupuk Organik Granul « Berbagi Tak Pernah Rugi
Pingback: MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 3. « Berbagi Tak Pernah Rugi
Pingback: MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 1. « Berbagi Tak Pernah Rugi
Pingback: MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 4. « Berbagi Tak Pernah Rugi
Pingback: Biang POC (Pupuk Organik Cair) « Berbagi Tak Pernah Rugi
Ass.wr.wb pak isroi, semoga sekeluarga sehat – sehat di negeri nun jauh disana, bagus ni artikelnya semakin meningkatkan pemahaman saya tentang POC, semoga bermanfaat bagi semuanya terima kasih
Wa’alaikum salam. Apik-apik wae mas Dwi. Mengko nek aku mulih disambung meneh…
met malam mas isroi, ini malam2 masi baca blog mas karna lg pingin tambah pemahaman tentang pupuk agar sayur2 organik saya bisa bagus dan gak kalah sama sayur2 konvensional(pestisida dan pupuk kimia).
walaupun masyarakat ditempat saya blum byk yg paham sayur organik sehingga sayur organik saya hanya dihargai sama dgn sayur konvensional( harga jualnya sama).,tapi gak papa d yg penting tingkat konsumsi pestisida di masyarakt akan menurun dan jadi lbh sehat, kalau saya jual lbh mahal malah mereka gak mau beli mas,repot ya,hehe..
ini mas saya ada pertanyaan tentang unsur hara fosfor yg katanya dgn fosfat alam bisa meningkatkan unsur fosfor pada POC tetapi gmn ya agar fosfat alam ini bisa larut dalam air sehingga bisa nyatu sama POC nya, dan katanya unsur hara fosfor sangat sulit diserap oleh tanaman karna sifatnya yg gak larut air itu jadi apakah mas ada produksi P yg udah bisa larut itu, maaf ya mas kalau bahasa saya agak susah di pahami.
terima kasih sebelumnya atas pencerahanya..
met malam mas isroi, malam malam saya masi baca blog mas karna byk ilmunya dan bisa membantu saya dalam usaha menyuburkan kebun organik saya agar sayur-sayur organik saya gak kalah bagus sama sayur konvensional (pestisida kimia dan pupuk kimia).
walaupun masyarakat di tempat saya belum byk paham tentang sayur organik sehingga sayur organik saya sama harganya dgn sayur konvensional karna kalau saya jual lbh mahal mereka malah gak jadi beli mas,hehe..repot juga ya, tapi gak papa d yg penting mereka beli dan dgn demikian tingkat konsumsi pestisida akan menurun dan jadi lebih sehat.
ini saya mau tanya mas tentang meningkatkan unsur hara P pada POC dgn fosfat alam, bagaimana ya agar fosfat alam itu bisa larut dgn POCnya dan katanya tumbuhan sulit menyerap P karna sifatnya yg gak larut air itu dan apakah mas isroi ada produksi fosfat yg udah bisa larut air itu? maaf ya mas kalau bahasa saya sulit dipahami.
terima kasih sebelumnya atas pencerahan dari mas isroi.
Teringat game komputer berjudul “Capitalism”, sarana bersimulasi andai menjadi direktur profesional perusahaan besar. Andai programer game itu saya maka pengaruh kekuatan merek dinilai nol, sehingga penjualan dipengaruhi harga dan mutu, sedangkan iklan hanya publikasi alias pengumuman tapi edukatif disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pelanggan dan calon pelanggan. Karena kalau pelanggan cerdas, siapa sih yang terikat merek? Kalau hanya menghitung rendahan dan akuntansi rendahan maka sebagusnya Mas Isroi merekrut paling tinggi hanya SMK Ekonomi yang sungguh-sungguh, supaya digaji murah. Atau Mas Isroi membaca buku ekonomi atau kursus ekonomi, gampang kok kalau hanya rendahan begitu, sekalian berhemat. Kalau seseorang adalah di atas SMK Ekonomi tapi hanya mampu menghitung rendahan dan akuntansi rendahan maka tendang saja dia jatuh ke marketing atau buruh. Sedikit masukan saya: “Kalau optimis maka harta berumur ekonomis >= setahun (disebut harta tetap) disusutkan sesuai peraturan alias standar akuntansi. Kalau konservatif alias hati-hati maka modifikasi sesuai faktor-faktor yang mempengaruhi. Kalau pesimis maka tentukan berapa umur perusahaan, misalnya 3 tahun, sehingga umur ekonomis semua harta tetap paling lama hanya 3 tahun. Apabila setelah tahun ke-3 rupanya usaha masih layak diteruskan maka tambahkan umur ekonomisnya lalu lakukan penyesuaian-penyesuaian terkait, karena taat azas alias konsistensi dalam akuntansi bukan berarti tidak boleh berubah. Menghitung ongkos produksi yang akurat akan menentukan fleksibilitas harga jual produk dalam rangka menghadapi persaingan yang ketat, demikian juga efisiensi dan efektivitas yang mengandalkan inovasi tiada henti.”
@hery. Fosfat alam alias rock phosphate alias Ca3(PO4)2 dan Mg3(PO4)2 dan sangat sedikit Fe dan atau Al. Berikut ini mengabaikan senyawa dari Fe dan Al. {1} Kalau dicampur asam humat (seperti jualan Mas Isroi) maka para gugus karboksil dari asam humat akan mencapit alias meng-“chelate” Ca, Mg, Fe, Al. Sehingga terbentuk senyawa fosfat yang larut air dan tersedia dalam bentuk dapat diserap tanaman (tergantung massa asam humat), yaitu Ca(H2PO4)2, CaHPO4, Mg(H2PO4)2, MgHPO4, bahkan H3PO4. {2} Kalau disiram asam sulfat alias H2SO4 akan terbentuk (tergantung massa H2SO4) CaSO4, Ca(H2PO4)2, CaHPO4, MgSO4, Mg(H2PO4)2, MgHPO4, bahkan H3PO4. {3} Kalau disiram asam fosfat alias H3PO4 akan terbentuk (tergantung massa H3PO4) Ca(H2PO4)2, CaHPO4, Mg(H2PO4)2, dan MgHPO4. Begitu juga dengan asam-asam lain tapi yang anionnya lebih kuat dibanding anion PO4. {4} Kalau fosfat alam dipanggang sampai terurai dalam ketel tertutup berpipa yang ujung keluaran pipa dimasukkan dalam air. Fosfat alam akan terurai menjadi CaO, MgO, dan P2O5. P2O5 berwujud gas alias uap keluar dari pipa masuk kedalam air lalu bereaksi dengan air menghasilkan H3PO4. {5} Kalau menggunakan mikroba pelarut fosfat tapi menunggu lama dan hasil sedikit tapi bertambah seiring waktu (dengan syarat tidak diserap tanaman). Karena mikroba menghasilkan “chelate” yang mencapit Ca dan Mg. Selain itu mikroba tertentu membran dan dinding selnya menyerap berlebihan Ca dan Mg. Mengenai mikroba pelarut fosfat misalnya Bacillus megatherium, Bacillus thuringensis, dll, silahkan baca jurnal penelitian (tapi bahasa Inggris yang banyak tersedia gratis dan bayar) format file pdf di Internet. Silahkan dihitung dan dipertimbangkan sendiri untuk memilih yang menguntungkan. Selamat menjelajah.
@master, terima kasih atas pencerahannya.
tolong diberi gambar peralatan untuk buat poc pak….
saya ingin buat password
Password untuk apa?
Mas, di tempat saya itu sawah tadah hujan. Saya rasa pemupukan sudah cukup baik itu pupuk kandang dan kimiawi. Tapi kok hasil panen kurang maksimal. Misalnya saja karena anakan padi tidak bisa banyak seperti sawah irigasi (waktu dan metode tanam sudah sesuai anjuran). Saya menduga karena tanah terlalu banyak pupuk kimia tanpa diimbangi POC. Bagaimana menurut, Anda?
terima kasih 🙂
Coba di cek di lab tanah di Fakultas Pertanian UGM. Biar tahu masalahnya di mana. Daya dukung lahan kita menurun drastis, karena kurang diperhatikan oleh petani. Saat ini yang diyakini bisa mengembalikan daya dukung lahan adalah dengan menambahkan pupuk organik dalam jumlah yang cukup.
Harus ke UGM ya mas?
Mahal ga mas kalo cek Lab gtu?
Thanks