Tag Archives: giberelin

Aplikasi Hormon Giberelin untuk Durian

Sebuah paper dari negeri Jiran Malaysia meneliti tentang aktivitas hormon giberelin pada pohon durian. Penelitian yang dilakukan sudah cukup lama, paper ini ditulis tahun 1992. Waktu aku masih sekolah SMA. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas hormon giberelin ditemukan pada pembentukan bunga dan buah durian. Aktivitas tertinggi ditemukan pada pembentukan bijih buah durian kurang lebih 3 minggu setelah penyerbukan.

Dari hasil penelitian ini kemudian dilakukan ujicoba aplikasi hormon giberelin pada durian. Aplikasinya dilakukan kurang lebih enam minggu setelah penyerbukan, kira-kira buah duriannya masih berukuran kecil. Hasilnya, aplikasi hormon giberelin bisa mengurangi kerontokan buah, peningkatkan pembentukan buah dan meningkatkan bobot buah durian hingga 20-30%. 

Mamat, A., and A. Abd Wahab. Gibberellins in the developing flower and fruit of Durio zibethinus murr. 1990.

 

giberelin

Silahkan klik di sini: Giberelin untuk informasi pemakaian dan pembelian Hormon Giberelin.

Penggunaan Hormon Tumbuhan/Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk tanaman buah-buahan

Hormon tanaman atau ZPT (zat pengatur tumbuh) tanaman bisa diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas buah-buahan, seperti untuk memperbesar buah, membuat buah tanpa biji atau mengecilkan biji buah-buahan. Berikut ini adalah beberapa cara aplikasi hormon tumbuhan/ZPT untuk mengurangi biji dan mengecilkan biji buah-buahan. Cara ini diperoleh dari akun FB Bapak Mulyana Ahmad (Ahli Nanoteknologi) yang banyak menggunakan hormon tumbuhan/ZPT untuk aplikasi pertanian.

Aplikasi hormon auksin.
1. Konsentrasi hormon yang disemprotkan adalah 100 ppm,
2. Penyemprotan pada bunga 3 hari sebelum mekar,
3. Penyemprotan pada saat bunga mekar,
4. Penyemprotan pada bunga 2 hari setelah mekar.

Aplikasi hormon giberelin (GA3).

1. Penyemprotan pada buah kelengkeng pada saat masih kecil, berukuran sebesar kacang hijau,
2. Penyemprotan diulang pada buah kelengkeng sebesar kacang kedelai,
3. Penyemprotan diulang pada buah kelengkeng sebesar kacang tanah.

zpt hormon auksin

Hormon Auksin

giberelin

Silahkan klik di sini: Giberelin untuk informasi pemakaian dan pembelian Hormon Giberelin.

Penjelasan Tentang Hormon Tumbuhan dari Bio-Resources

Berikut ini adalah sebuah video yang memberikan penjelasan umum tentang hormon tumbuhan dari Bio-Resources. Ada banyak jenis hormon tumbuhan. Masing-masing hormon tumbuhan memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Namun, peranan hormon ini tidak berdiri sendiri. Hormon berfungsi dalam interaksinya dengan berbagai hormon lain atau pun faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Beberapa hormon tumbuhan yang umum dan banyak dipakai di dunia pertanian untuk merangsang buah, bunga, daun, akar dan tunas adalah giberelin, auksin, sitokinin, kolkisin, paclobutrazol dan lain-lainnya.

Penjelasan ini sangat menarik dan bisa digunakan untuk memahami jenis-jenis hormon tumbuhan, peranan, fungsi, manfaat dan penggunaan dari hormon-hormon tumbuhan ini. Beberapa video YouTube ini memberikan penjelasan umum tentang hormon tumbuhan atau zpt.

Silahkan klik di link ini untuk mengetahui tentang hormon tumbuhan.

Materi Presentasi tentang Penggunaan Hormon Tumbuhan Auksin, Giberelin dan Sitokinin

Dokumen berikut ini adalah materi presentasi yang menarik tentang penggunaan berbagai macam hormon tumbuhan atau zpt (zat pengatur tumbuh) tanaman di dalam budidaya pertanian dan hortikultur. Materi presentasi ini merupakan materi yang disampaikan oleh mahasiswa pacasarjana yang bernama Mara Grossman.

Penggunaan hormon tumbuhan seperti auksin, giberelin dan sitokinin atau pun hormon-hormon tumbuhan yang lain sudah banyak diterapkan dalam budidaya tanaman. Hormon mengatur karakteristik fisik dan kimia tanaman. Misalnya saja, hormon bisa dimanfaatkan untuk memperbesar ukuran daun, batang, dan buah. Hormon bisa dimanfaatkan untuk meransang percabangan tanaman. Hormon juga bisa digunakan untuk merangsang pembungaan dan produksi buah, sehingga tanaman bisa berbuah di waktu yang bukan musimnya.

Kemampuan hormon ini sangat menarik. Seperti diketahui bahwa komoditas tanaman sangat fluktuatif. Harga biasanya turun di saat-saat musim buah dan akan naik ketika musim buah itu berakhir. Apabila petani bisa mengatur agar tanamannya bisa berbuah pada saat harga naik/tinggi, petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hormon tumbuhan yang biasa dimanfaatkan untuk mengatur dan merangsang pembungaan/pembuahan adalah paclobutrazol. Di perkebunan karet, aplikasi hormon juga dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi lateks/karet. Hormon yang dipakai adalah etilen. Aplikasi hormon etilen terbukti bisa meningkatkan produksi latek/karet.


Informasi tentang hormon tumbuhan auksin, giberelin dan sitokinin silahkan klik di link ini: Hormon Tumbuhan.


Cara aplikasi hormon umumnya dengan cara disemprotkan ke bagian daun tanaman. Hormon diaplikasikan dalam konsentrasi yang sangat rendah, beberapa ppm saja. Hormon juga bisa diaplikasikan dengan cara disuntikkan atau diinfus. Contoh cara aplikasi hormon dengan cara disuntikkan adalah hormon paclobutrazol untuk merangsang buah di luar musim. cara suntik digunakan untuk tanaman yang sudah besar dan berkayu. Hormon disuntikkan ke batang. Cara aplikasi hormon dengan sistem infus mirip dengan infus pada manusia. Cairan hormon dimasukkan ke dalam tubuh tanaman melalui selang dan jarum. Contoh hormon yang diapliksikan dengan cara diinfus adalah hormon etilen. Infus juga bisa dilakukan pada akar tanaman.

Pengenceran Hormon Pekatan (ZPT)

File ini bisa juga didownload di link berikut ini: PENGENCERAN HORMON TANAMAN

Literatur Tentang Penggunaan Hormon Tanaman dalam Produksi Tanaman

Untuk teman-teman yang suka belajar dan ingin mempelajari tentang penggunaan hormon tanaman pada budidaya tanaman silahkan download literatur ini.

HORMON TANAMAN

auksin sitokinin giberelin

Video Penjelasan Tentang Hormon Tanaman

Hormon tanaman lebih mudah dijelaskan dengan gambar atau animasi. Video YouTube di atas menjelaskan tentang hormone-hormone utama tanaman dan peranannya pada pengaturan pertumbuhan tanaman.

Silahkan klik gambar di bawah ini jika Anda membutuhkan hormon tanaman/zpt.

hormon tanaman zpt

Bukti Ilmiah Penggunaan Hormon (ZPT) Giberelin untuk Jahe

Jahe Gajah

Rimpang Jahe Gajah yang tumbuh maksimal

Di artikel sebelumnya (baca di: Panduan Aplikasi Giberelin pada Jahe) saya menyampaikan tentang panduan aplikasi giberelin (GA3) untuk tanaman jahe. Sebenarnya sudah banyak penelitian dan percobaan yang mencoba menggunakan dan mencari hormon atau zpt apa yang cocok untuk tanaman jahe. Salah satunya yang sudah berhasil adalah pemakaian hormon/ZPT GA3 atau giberelin dengan konsentrasi tinggi (150ppm). Hasilnya sangat mengejutkan. Produksi rimpang segar jahe gajah adalah sebesar 69.86 ton/ha dibandingkan kontrol yang mencapai 45.6 ton per ha. Artinya, bahwa aplikasi hormon giberelin dengan konsentrasi tinggi pada awal fase pertumbuhan cepat dan fase pembesaran rimpang (baca: fase-fase pertumbuhan jahe) dapat meningkatkan produksi rimpang jahe segar secara signifikan.


Hormon Tanaman: | Auksin | Gibereline | Sitokinin | Colchicine | 2.4-D | Paclobutrazol | Strepson


Berikut artikel aslinya:

Informasi dan Pemesanan hormon tanaman (ZPT) hubungi: Ummi Happy: WA dan SMS 082325489277 | Manto: 085643907204
Cara Pemesanan klik di sini: Pemesanan

Aplikasi Hormon atau ZPT (zat pengatur tumbuh) Tanaman untuk Bibit Jahe

bibit jahe sehat

Bibit jahe (zingiber officinale) yang bagus dan sehat, bebas dari hama dan penyakit


Bukti ilmiah pengaruh aplikasi hormon (zpt) giberelin terhadap produktivitas jahe


Salah satu kunci sukses budidaya jahe adalah pemilihan bibit yang bagus, sehat dan varietas unggul. Varietas unggul penting banget, karena bibit unggul dengan produktivitas tinggi menjadi salah satu jaminan jika produksinya akan tinggi. Secara genetik varietas unggul memiliki potensi produksi yang tinggi. Syarat penting kedua berikutnya adalah bebas dari hama dan penyakit. Bibit bisa menjadi salah satu cara penularan dan penyebaran hama dan penyakit. Bibit jahe yang kelihatan sehat, tetapi jika ditanam di lahan yang terserang penyakit bisa menjadi carrier pembawa penyakit. Hama juga sama, beberapa hama seperti kutu dan nematoda bisa ditularkan melalui bibit.

Nah, syarat yang tidak kalah pentingnya adalah bibit yang sehat dan bagus. Di posting sebelumnya saya sudah menyampaikan tentang ciri tunas yang bagus, yaitu tunas yang sedang dan kecil dari rimpang yang gemuk. (bada di link ini: Tips memilih bibit jahe dari bentuk tunasnya). Bibit dan tunas jahe yang sehat bisa dirangsang dengan mengaplikasikan hormon atau zat pengatur tumbuh (zpt) tanaman. Aplikasi hormon dan zpt pada awalnya banyak digunakan di dalam kultur jaringan jahe. Namun, ternyata aplikasi hormon juga bisa digunakan pada persiapan bibit jahe. Aplikasi hormon ini dapat memecah dormansi tunas jahe, merangsang pembelahan sel-sel embrio, pertumbuhan tunas, sehingga tunas yang dihasilkan tumbuh seragam, serempak dan sehat. Aplikasi hormon atau zpt dilakukan setelah perlakuan dormansi rimpang jahe.

Hormon yang bisa memecah dormansi tunas jahe adalah sitokinin dan giberelin. Hormon auksin sudah lama sekali diketahui merangsang munculnya tunas-tunas dan percabangan baru. Ketiga hormon ini masing-masing, sendiri-sendiri maksudnya bukan dijadikan satu sekaligus, bisa merangsang pertumbuhan tunas jahe. Selain itu, aplikasi larutan gula/sukrosa juga bisa merangsang dan memecah dormansi bibit jahe.

Cara aplikasinya adalah dengan merendam bibit jahe tua dengan larutan hormon. Ada beberapa konsentrasi hormon atau zpt yang disarankan yang berkisar antara 100 – 160 ppm. Direndam dalam waktu yang cukup lama sampai hormon bisa masuk ke dalam rimpang. Setelah itu, rimpang jahe ditiriskan hingga tidak menetes lagi airnya. Jahe yang sudah diberi perlakuan hormon ini baru diperam hingga muncul tunas-tunasnya. Tunas akan segera muncul dan rellatif seragam.

Selamat mencoba.

Silahkan klik gambar di bawah ini jika Anda membutuhkan hormon tanaman/zpt.

hormon tanaman zpt

Aplikasi Hormon (ZPT) Giberelin (GA3) untuk Meningkatkan Produksi Rimpang Jahe

Ada beberapa cara untuk meningkatkan hasil produksi rimpang jahe, salah satunya adalah dengan aplikasi hormon tanaman atau zpt (zat pengatur tumbuh) tanaman. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari hormon yang sesuai untuk meningkatkan produksititas rimpang. Hormon tanaman yang sudah terbukti bisa meningkatkan produksi rimpang jahe adalah hormone giberelin yang disemprotkan dengan konsentrasi sangat tinggi (150 ppm). Hasil penelitian Sengupta et al. (2008) aplikasi giberelin bisa meningkatkan produksi rimpang jahe hingga 50% daripada rimpang jahe yang tidak diberi perlakuan giberelin. Dalam literaturnya Sengupta et al (2008) itu disebutkan jika produksi rimpang jehe yang diberi aplikasi giberelin mencapai 69,86 ton/ha, sedangkan yang tidak menggunakan giberelin hanya 45,60 ton/ha. Berikut ini saya sarikan cara praktis aplikasi giberelin untuk meningkatkan produksi rimpang jahe. Aplikasi hormon giberelin harus dibarengi dengan ketersediaan hara/pupuk di dalam media tanam jahe. Produksi rimpang yang tinggi membutuhkan ketersediaan hara yang tinggi juga, salah satunya dengan aplikasi pupuk organik cair (POC Jahe).

Bukti Ilmiah Aplikasi Hormon/ZPT Giberelin untuk Jahe


Catatan:
Aplikasi hormon tidak menjadi jaminan jika hasil panennya akan meningkat pesat. Hormon giberelin bukanlah nutrisi tanaman. Aplikasi hormon tidak akan berpengaruh jika media tanam miskin hara atau kekurangan nutrisi hara tanaman.
Agar aplikasi hormon optimal harus dibarengi dengan ketersediaan nutrisi hara yang cukup dan berimbang. Media tanam harus subur atau diberi pupuk yang cukup dan sesuai.
Hasil panen di atas adalah hasil penelitian. Hasil kenyataan di lapangan bisa bervariasi, tergantung pada varietas jahe, kesuburan media, pupuk yg digunakan, teknik budidaya, iklim, hama, penyakit dll.


Hormon atau zpt yang digunakan adalah:

Giberelin (GA3) yang berbentuk serbuk.

Pengenceran/Pembuatan Larutan Stok Hormon Giberelin:

  1. Masukkan 1 gr serbuk hormon giberelin ke dalam gelas kaca atau jika ada gelas beker atau erlenmeyer 1000ml.
  2. Tambahkan 10 ml ethanol absolut (>95%) dan diaduk hingga larutan hormon larut. Jika hormon belum larut, tambahkan sedikit demi sedikit etanol hingga semua hormon terlarut sempurna.
  3. Tambahkan air hingga volumenya mencapai 1000 ml atau 1 L. Aduk hingga semua hormon tercampur merata.
  4. Untuk pembuatan larutan yang lebih banyak, volume etanol dan air yang digunakan dikalikan dengan berat (gr) hormon yang akan dilarutkan.
  5. Masukkan larutan hormon ke dalam botol. Larutan hormon siap diaplikasikan ke tanaman jahe. Botol disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung.

Lihat pengenceran giberelin di link ini: Pengenceran Giberelin.

Pengenceran untuk penyemprotan ke tanaman:

  1. Ambil 150ml larutan hormon giberelin yang sudah dibuat sebelumnya.
  2. Tambahkan dengan air bersih sebanyak 850ml hingga volumenya 1 liter.
  3. Larutan diaduk hingga tercampur merata.
  4. Larutan hormon giberelin siap disemprotkan ke tanaman.
  5. Untuk volume yang lebih banyak, kalikan volume di atas dengan volume yang diinginkan. Misal, untuk satu tangki semprot 14L, volume larutan stok hormon yang diperlukan adalah 150ml x 14 = 2,1 L.
  6. Satu rumpun jahe memerlukan kurang lebih 15-20 ml larutan hormon. Satu tangki 14L cukup untuk menyemprot 700 rumpun jahe.

Waktu Penyemprotan:

Aplikasi hormon giberelin diberikan dua kali saja, yaitu pada tanaman jahe usia 90 hst dan 120 hst atau pada awal fase percabangan tiga dan fase pembesaran rimpang. (baca: fase-fase pertumbuhan jahe).

Informasi hormon giberelin klik di sini: Hormon Tanaman

Referensi

Jayachandran, B. and P. Sethumadhavan (1988). “Effect of CCC, ethrel and kinetin on quality of ginger (Zingiber officinale Rosc.).” Agric. Res. J. Kerala 26(2): 277-279.
Kandiannan, K., K. Sivaraman, et al. (1996). “Agronomy of ginger (Zingiber officinale Rosc.)-a review.”
Obasi, M. and S. Atanu (2005). “Effect of growth regulators on growth, flowering and rhizome yield of ginger (Zingiber officinate Rosc).” Nigerian Journal of Horticultural Science 9(1): 69-73.
Ravindran, P. and K. N. Babu (2004). Ginger: the genus Zingiber, CRC Press.
Sengupta, D., T. Maity, et al. (2008). “Effect of growth regulators on growth and rhizome production of ginger (Zingiber officinale Rosc.) in the hilly region of Darjeeling district.” Journal of Crop and Weed 4(2): 10-13.
Velayutham, T. and S. Parthiban (2013). “Role of Growth Regulators and Chemicals on Growth, Yield and Quality Traits of Ginger (Zingiber officinalis Rosc.).” International Journal of Horticulture 3.

Jahe Gajah Bengkak

Jahe Gajah Bengkak

hormon tanaman zpt