Tag Archives: pupuk organik cair

Panen Jahe Gajah per Polybag 10 – 20 kg, mungkinkah?

Jahe Gajah

Rimpang Jahe Gajah yang tumbuh maksimal

Saya tertarik membahas ini. Banyak orang yang tergiur menanam jahe gajah karena terbuai dengan ‘janji’ panen jahe per polybag 10 kg bahkan ada yang bilang 20 kg. Apakah mungkin ….. ? Siapa saja yang sudah bisa panen rata-rata 10 kg atau lebih per polybag ukuran 60 cm x 60 cm atau pakai karung silahkan absen di kolom komentar di bawah dengan menyertakan foto atau buktinya. Terus terang, saya belum pernah melihat dengan mata kepala dan mata kaki sendiri, belum pernah pegang dengan tangan sendiri, dan belum pernah mencium dengan bibir sendiri.


PENTING!!!

Baca juga: Informasi-informasi menyesatkan Budidaya Jahe dalam Polybag. | Panen Jahe Emprit dalam Polybag.


Saya ingin membahas masalah ini dengan data literatur yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan dari kabar angin apalagi katanya si anu yang tidak jelas ‘sanad’ dan ‘matannya’. Jadi pakai data dari laporan ilmiah atau dari data statistik resmi pemerintah. Data-data tersebut umumnya adalah data produksi tanaman jahe yang ditanam di ladang, bukan di polybag. Untuk mendapatkan perkiraan produksi data per polybag saya menggunakan asumsi. Asumsi yang saya gunakan adalah satu polybag ukuran 60 cm x 60 cm atau karung yang diisi dengan tiga bibit jahe gajah. Satu ha kurang lebih setara dengan 6000 polybag. Jadi menghitungnya adalah dari data produksi jahe per ha dibagi dengan 6000 polybag didapatkan data produksi per polybag. Perhitunga ini juga bisa dibalik, data dari polybag dikalikan 6000 diperoleh data setara produksi satu hektar.

Produktivitas jahe nasional di Indonesia hanya berkisar dari angka 21-30 ton per ha (saya baca di tulisan dari Balitro). Ini data hasil panen jahe yang di tanam di ladang bukan di polybag. Dari data itu, kalau dibagi per polybag produktivitas jahe gajah tertinggi adalah 5 kg per polybag. Ada teman yang menceritakan jika jahe gajah yang ditanam di polybag, sampai-sampai rimpang dan tunasnya menonjol keluar polybag, ketika dipanen bobotnya masih kurang dari 5 kg per polybag.

Ok. Jadi kalau dibuat perhitungan, itung-itungannya seperti ini:

5 kg per polybag —> 30 ton per ha
10 kg per polybag —> 60 ton per ha
20 kg per polybag —> 120 ton per ha

Laporan produksi paling top di China yang pernah saya dapatkan adalah 88 ton per ha (Baca di sini: Penelitian Top di China). Laporan yang lain di bawah itu semua, ada yang 60 ton per ha, ada yang 51 ton per ha, tapi umumnya masih berkisar di kepala 3. Kalau produksi 88 ton per ha, dibagi per polybag dapatnya angka 14,7 kg per polybag. Saya tidak sepenuhnya percaya dengan data ini. Kalau pun benar, mungkin varietas jahenya adalah varietas terbaru yang super top markotop.

Sepanjang pengetahuan saya, varietas jahe keluaran Balitro (lembaga penelitian yang menghasilkan varietas jahe paling top di Indonesia) tidak ada yang potensi produksinya mencapai 88 ton per ha. Dilihat dari sisi varietas jahe gajah yang digunakan oleh petani jahe di Indonesia, rasanya mustahil bin mustahal produksi jahe per polybag 60×60 bisa mendapatkan 20 kg per polybag. Angka 10 kg per polybag saja menurut saya masih jauh. Bukan tidak mungkin, tapi rasanya masih perlu kerja keras dari peneliti2 di Balitro untuk mendapatkan varietas jahe gajah super. Kalau pakai bibit jahe asalan, artinya tidak jelas varietasnya apa, tetuanya dari mana, jahe muda atau jahe tua tidak jelas, penyakiten lagi; hampir bisa dikatakan tidak mungkin bisa panen 10 kg per polybag.

Yang lagi mimpi bangun-bangun … heh heh … bangun…. !!!!!!!

Bisa panen jahe gajah 10 kg per polybag tentu saja mungkin, tapi banyak syaratnya.

Pertama, varietas jahe yang digunakan memiliki potensi produksi >80 ton per ha. Realitas produksi selalu di bawah potensi produksinya, bisa dapat 80% dari potensi produksinya sudah sangat top markotop.

Kedua, bebas dari serangan hama dan penyakit. Kalau tanaman jahenya terserang busuk rimpang, busuk pangkal batang, daun bercak-bercak, dimakan uret, dimakan nematoda, tidak mungkin jahe bisa tumbuh maksimal dan optimal. Sekali lagi, selain bibit yang top, tanaman jahe juga harus bebas dari hama dan penyakit.

Ketiga, nutrisi hara/pupuk yang diberikan jumlahnya cukup dan seimbang. Pupuk tidak hanya perlu banyak sekali, tetapi juga harus seimbang. Kebutuhan nutrisi/pupuk tanaman bisa disediakan dari media tanam dan pupuk yang diberikan, baik yang padat maupun pupuk cair lewat daun. Saya ingin membahas masalah ini agak lebih detail.

Dari laporannya Koh Kun, diperkirakan pupuk yang dibutuhkan untuk setiap panen 1000 kg jahe adalah: 6,34 kg N, 0,75 kg P2O5, dan 9,27 kg K2O. Kalau ingin panen 10 kg per polybag kebutuhan nutrisi pupuknya masing-masing per polybag adalah sebanyak 63,4 gr urea, 7,5 kg SP36 dan 92,7 gr KCl. Kebutuhan pupuk per hektarnya lumayan buanyak zekali. Nilai-nilai ini belum diperhitungkan efisiensi serapan haranya. Sebagai gambaran, untuk KCl saja agar produksinya setinggi itu perlu paling tidak 650 kg KCl per ha.

Bukti kongkrit dari laporan penelitian di China, untuk mendapatkan hasil produksi 51 ton per paling tidak dibutuhkan 1000 kg urea, 250 kg SP36 dan 725 kg KCl per ha. Agar bisa mencapai 60 ton per ha (atau 10 kg per polybag) perlu pemupukan dan perawatan yang optimmal. Media tanam yang digunakan harus yang paling bagus; baik dari kualitas maupun kuantitas. dan harus bersih dari hama dan penyakit. Pupuk jahe bisa diberikan dalam bentuk padat maupun cair.

Jadi kalau teman-teman sekarang menanam jahe di polybag hanya menggunakan pupuk kandang/bokashi saja, itu saja dibuat dalam waktu seminggu, persentasenya juga kuecil bin sedikit, tidak pakai pupuk kimia, hanya pakai MOL atau POC buatan sendiri yang belum jelas berapa kandungan pupuknya, satu polybag hanya diisi satu bibit, bibitnya tidak jelas varietas dan potensi produksinya, kena serangan busuk rimpang, kena serangan busuk pangkal batang, daunnya bercak-bercak kuning, layu bakteri; segera bangun dan sadar.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu kerja keras dan ketekunan. 10 kg per polybag bukan tidak mungkin.
Salam sukses.

— ::: lanjut lagi lain kesempatan :::–


Baca juga:

Semuanya tentang Jahe
Pupuk Anorganik Khusus Jahe
Hormon/ZPT Giberelin untuk Jahe
Hormon/ZPT untuk Bibit Jahe
Hormon/ZPT untuk Menghambat Tunas Jahe
Penggunaan Mikroba Trichoderma sp untuk Tanaman Jahe


Pola dan Kebutuhan Makan (pupuk) Tanaman Jahe

Semua mahluk hidup membutuhkan asupan makanan, termasuk tanaman. Makanan untuk tanaman adalah hara mineral alias pupuk. Tanaman ‘makan’ (maksudnya ‘menyerap’) sari pati makanan dari dalam tanah dengan menggunakan akar-akarnya. Jadi akar tanaman itu ibarat mulutnya tanaman. Namun, tanaman juga memiliki mulut yang letaknya di daun. Mulut ini disebut dengan ‘stomata’ alias mulut daun. Mulut daun juga bisa digunakan untuk menyerap saripati makanan dan udara (CO2 dan O2). Karena ‘mulut daun’ juga digunakan untuk menyerap udara, ‘mulut daun’ ibarat ‘hidungnya tanaman’. Tanaman berbeda dengan mahluk lain dalam hal makan. ‘Makanan’ tanaman alias pupuk diserap dalam bentuk mineral, karena itu orang juga sering menyebutnya saripati makanan.

‘Makanan’ alias pupuk tadi ada beberapa macam, yang sering dibagi menjadi dua kelompok utama. Gampangnya, ‘gizi’ tanaman ada dua macam, yaitu: ‘gizi’ makro dan ‘gizi’ mikro. ‘Gizi’ makro adalah saripati makanan yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan mikro adalah saripati makanan yang dibutuhkan dalam jumlah suedikit zekali. ‘Gizi’ makro yang dibutuhkan tanaman adalah N alias nitrogen, P alias fosfor, K alias potasium atau kalium, Ca alias calsium atau kapur dan Mg atau magnesium. Nah, sedangkan ‘gizi’ mikro hanya dibutuhkan dalam jumlah yang suangat-suangat sedikit, karena saking sedikitnya satuan yang digunakan juga kecil, yaitu ppm atau seper sejuta.

Para ahli sudah meneliti tentang pola makan tanaman jahe ini. Lagi-lagi ahlinya dari China dan India. (maaf saya cari literatur yang dari Indonesia tidak ketemu). Para ahli dari negeri produsen utama jahe dunia itu mengamati serapan saripati makanan oleh tanaman jahe sejak masih bibit sampai umur 4 bulan. Umur 4 bulan adalah umur panen jahe muda yang biasa dilakukan oleh petani jahe di India dan China. Kalau di Indonesia kebiasannya umur 6-8 bulan. Karena tidak ada data yang dari Indonesia, saya gunakan saja data dari negeri seberang itu.

Ternyat pola ‘makan’ tanaman jahe kalau dibuat gambar grafik jadinya seperti gambar di bawah ini.

pola serapan hara mineral pupuk oleh tanaman jahe

Pola serapan hara mineral (pupuk) oleh tanaman jahe. (Gambar dari buku Ginger The Genus of Zingiber

Dari grafik di atas terlihat jika pola ‘makan’ tanaman jahe membentuk kurva exponensial alias melengkung ke atas. Di fase2 awal sedikit, lalu perlahan-lahan naik, dan di akhirnya meningkat dengan pesat. Pola ini bisa dipahami dengan melihat fase-fase pertumbuhan tanaman jahe (baca di sini: Fase-fase pertumbuhan jahe). Di fase awal, yaitu fase benih dan bibit, kebutuhan ‘makanan’ tanaman jahe lebih banyak dipenuhi dari ‘simpanan makanan’ yang ada di dalam rimpang jahe. Kita tahu bahwa tanaman jahe menimbun dan menyimpan makanannya di dalam rimpangnya, karena itu rimpangnya besar dan penuh gizi. Serapan saripati makanan dari dalam tanah di fase-fase ini kecil. Di jurnal lain disebutkan jika efisiensi pupuk N (nitrogen) pada fase ini hanya sekitar 20%an. Kecil sekali.

Continue reading

Penelitian Top di China Bisa Menghasilkan Jahe Gajah Sampai 88 ton/ha

produksi jahe gajah 88 ton/ha

Penelitian intensif tentang jahe di China bisa menghasilkan produksi hingga 88 ton/ha


Aplikasi hormon (zpt) giberelin untuk meningkatkan produksi jahe
Aplikasi pupuk anorganik untuk jahe
Pupuk Organik Cair Khusus Jahe

Dari data yang dikeluarkan oleh http://www.mapsofworld.com, menyebutkan bahwa China adalah produsen jahe no. 2 terbesar di dunia setelah India. Indonesia sendiri berada di peringkat No. 6 setelah Thailand. Harus diakui kalau China memang unggul dibidang ini. Saya coba searching bagaimana penelitian di China tentang jahe ini. Ternyata hasilnya sungguh luar biasa. Sejak satu dekade lebih dilakukan penelitian intensif tentang jahe di China. Hasilnya tidak hanya berhenti di jurnal dan ‘ndongkrok’ di perpustakaan. Produksi jahe di China meningkat pesat dan kini berada di posisi no. 2 di dunia.

Meski sebagian besar literatur-literatur ilmiah tentang jahe ditulis dalam bahasa China, untungnya bagian abstraknya masih di tulis dengan bahasa Ingris, jadi saya masih bisa membaca intisari dari penelitian ini. Ketika searching saya memanfaatkan mesin pencari milik Google yang khusus untuk jurnal-jurnal ilmiah, yaitu: Google Schoolar. Ada banyak sekali daftar publikasi yang muncul. Memang sebagian besar berasal dari dua negera produsen ton ginger dunia: India dan China. Saya tertarik dengan penelitian-penelitian di China. Karena penelitiannya sangat komprehensif, dari semua sisi. Karenana tidak heran kalau hasilnya juga luar biasa.

Dari literatur itu saya temukan sebuah peningkatan dan capaian yang sangat signifikan.
– Tahun 2006 Chuangke et al melaporkan jika hasil penelitiannya bisa menghasilkan produksi jahe hingga 58 ton/ha.
– Tahun 2007 Kong et al melaporkan jika hasil penelitiannya bisa menghasilkan produksi jahe hingga 60 ton/ha. Naik sedikit, tapi kemajuan yang tidak kecil.
– Tahun 2009 Dong et al melaporkan pencapaian yang sangat luar biasa, produksi jahenya bisa mencapai 88 ton/ha. Gilleee bener…..
Continue reading

Biang POC (Pupuk Organik Cair)

biang POC pupuk organik cair

Biang POC(Pupuk Organik Cair)

Kembali ke Jualanku | Biang POC
Cara Pemesanan & Pembayaran | Informasi : Manto 085643907204| Email: isroi93@gmail.com

Harga: Rp. 100.000/L )*
Kemasan: 1 Liter, 5 Liter, 10 Liter, & 25 Liter
*)Harga belum termasuk ongkos kirim
Baca artikelnya: Membuat POC Sendiri dengan Biang POC

Catatan:

  • Tidak ada merek
  • Tidak ada ijin Deptan

Silahkan diberi merek sendiri-sendiri. Kalau mau mengajukan ijinnya, silahkan diajukan sendiri-sendiri juga. Tetapi, kalau perlu bantuan untuk mengajukan ijin, bisa saja kita bantu. Formula POC ini akan selalu diperbaiki dan ditingkatkan. Insya Allah.

Pembuatan POC dengan Biang POC:
Biang POC digunakan untuk membuat pupuk organik cair siap pakai dengan penambahan beberapa bahan yang mudah didapat.
Biang POC diencerkan 20 kali untuk membuat POC siap pakai. Atau 1 liter biang POC digunakan untuk membuat 20 liter POC siap pakai/jual.

Pemakaian POC ke tanaman:
Catatan: POC yang dibuat dari Biang POC, bukan Biang POC-nya.

  1. 5 ml POC diencerkan dengan 1 liter air.
  2. Disemprotkan ke daun atau seluruh permukaan tanaman.
  3. Penyemprotan dilakukan pagi hari atau sore hari.
  4. Penyemprotan dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Tambahan:
Untuk membuat POC yang berkualitas, dalam pembuatan POC bisa ditambahkan dengan hormon tanaman (auksin, sitokinin, giberelin) dan/atau asam humat. Banyaknya penambahan disesuaikan dengan kebutuhan atau target tanamannya.


Baca juga artikel tentang kiat membuat pupuk organik cair (POC): Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4

DOWNLOAD PROSEDUR PEMBUATAN POC DENGAN BIANG POC | Pupuk Organik Cair – Google Drive |ZIDDU | SCIBD | Contoh perhitungan bahan baku | Formula POC untuk Berbagai Macam Tanaman

Revisi Petunjuk Pembuatan POC dengan Biang POC: Dokumen awal | Revisi 1 | Revisi 2
Download: Petunjuk Pemakaian Langsung Hormon Tanaman.

Panduan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan Biang POC – GRATIS

Buku Kompos
Klik di sini untuk menddownload buku ini.


MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 4.

 

auksin

sitokinin

giberelin


Baca juga Membuat Pupuk Organik Cair: Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4

DOWNLOAD PROSEDUR PEMBUATAN POC DENGAN BIANG POC | Buku Panduan Pembuatan POC | ZIDDU | SCIBD | Contoh perhitungan bahan baku
Revisi Petunjuk Pembuatan POC dengan Biang POC: Dokumen awal | Revisi 1 | Revisi 2
Download: Petunjuk Pemakaian Langsung Hormon Tanaman.


 

Strategi Pemasaran POC

Catatan penulis:
Terus terang saya bukan ahli pemasaran dan marketing. Kalau saya ahlinya, pasti saya sudah kaya bin raya. Saya hanya punya pengalaman sedikit tentang pembuatan POC, tapi belum bisa melakukan strategi pemasaran yang jitu. Jadi isi tulisan ini hanyalah pengalaman orang lain, denger cerita mereka, ditambah membaca dan melamun. Nikmati aja.


Saya ngak tahu mau mulai dari mana, dari yang kecil atau langsung yang besar. Gini aja deh…, mulai dari yang nongol di kepala lebih dulu. So… jangan protes kalau tulisannya tidak sistematis. Baca aja, kalau ada yang bermanfaat ambil, kalau ngak…. buang ke laut aja……Happy Reading…!!!

Dapatkan Proyek Gede

Pemerintah punya program untuk pengadaan POC melalui beberapa BUMN. Beberapa perusahaan plat merah lain juga sudah mulai menggunakan POC (perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, pertanian, dan agrikultur/agroindustri). Semakin besar perusahaannya tentu saja akan semakin besar kebutuhan POC-nya. Kadang-kadang mereka mengadakan tender pengadaan POC. (Ngak tahu tender beneran apa tender-tenderan…tau ah….gelap.) Strategi pertama: mendangkan tender dan dapatkan PO-nya. Sebut saja strategi ini STRATEGI MARPROY alias Makelar Proyek.

Ngak usah punya perusahaan sendiri. Pinjam aja ke temen yang punya PT atau CV. Lalu ajukan proposal tendernya. Jangan lupa untuk melakukan PDKT ke panitia tender dan orang-orang yang punya kekuasaan untuk menentukan pemenang tender. Ngak usah ragu-ragu untuk ‘main depan’ yang diperkuat dengan ‘main belakang’.

Volume bin kuantiti PO-nya buesar zekali. Jadi keuntungannya bisa dibayangkan….segunung. Kata orang jawa: ‘jer basuki mowo beo’. Semua ada biayanya. Gede untungnya, modalnya juga tidak sedikit.

Setelah dapat PO-nya, baru kita mulai produksi sendiri. Ngak usah pusing-pusing, pakai aja BIANG POC. (Sorry…ini murni promosi…). Tinggal diencerkan, tambah ini, tambah itu, botolin, kasih label. Langsung kirim.

Kalau ngak bisa ikut tender atau ngak menang tender. Masih ada jalan lain untuk mendapatkan PO, yaitu deketi orang-orang yang menang tender. Biasanya mereka juga cari-cari suplier untuk nge-sub kontrak. Tentu saja langkah ini keuntungannya lebih kecil. Tapi…daripada ngak jual POC…???!!

Selain perusahaan ‘plat merah’, perusahaan swasta pun banyak yang mulai menggunakan POC. Setahu saya ada perusahaan sawit besar yang melakukan penyiraman dengan menggunakan pesawat….(Gile..bener….kaya di luar negeri aja…). Coba banyangkan kalau air penyiramannya diberi POC… Berapa liter ya…kira-kira…volume penjualannya ya…. ????

Menjual ke perusahaan besar perlu taktik dan seni yang berbeda dengan menjual ke perusahaan plat merah. Cara paling jitu adalah deketi ownernya. Jangan lewat lewel dua apalagi level tiga. Owner punya hak veto yang bisa menganulir semua keputusan orang-orang di bawahnya. Kalau ownernya sudah OK..yang lain…bisa diatur….!!!
Continue reading

MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 2.

 

auksin

sitokinin

giberelin


Baca juga Membuat Pupuk Organik Cair: Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4

DOWNLOAD PROSEDUR PEMBUATAN POC DENGAN BIANG POC | Buku Panduan Pembuatan POC | Goole Drive | SCIBD | Contoh perhitungan bahan baku
Revisi Petunjuk Pembuatan POC dengan Biang POC: Dokumen awal | Revisi 1 | Revisi 2
Download: Petunjuk Pemakaian Langsung Hormon Tanaman.


 

Seni Meramu POC


Di tulisan sebelumnya saya sudah sampaikan sedikit tentang meramu POC dengan biang POC. Di tulisan ini saya akan mencoba membahasnya sedikit lebih detail. Sebenarnya dengan biang POC saja sudah dibuat POC dengan kualitas standard, artinya POC ini sudah bisa memberikan manfaat bagi tanaman dan memiliki kandungan seperti yang diatur oleh pemerintah (Deptan). Jadi bukan POC ‘abal-abal’ (….pinjam ya..GS Astra….;D).

Dengan kualitas standard seperti ini POC kita kurang memiliki keunikkan dibandingkan dengan POC-POC yang lain. Agar ‘menang dalam pertempuran pasar’, POC yang kita jual perlu memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan dengan POC-POC yang lain. Nah..membuat POC yang unik dan unggul ini yang perlu ‘seni’ tersendiri.

Sesuaikan dengan Tanamannya

Continue reading

Perubahan dari Spek POC Deptan, Ada apa?

auksin

sitokinin

giberelin

Mungkin tidak banyak yang tahu jika ada perubahan-perubahan spek POC dari deptan. Perubahan-perubahan ini menarik untuk dicermati. Ada apa sebenarnya di balik itu? Kenapa Deptan merubah spek itu? Saya sendiri tidak tahu proses yang terjadi sebenarnya di deptan sana. Saya hanya mencoba mengamati dari luar saja.

Perubahan Kandungan N

Saya tertarik dengan beberapa perubahan dalam kandungan hara ini, yaitu kandungan C-organik, N, P2O5, K2O. Di spesifikasi yang lama, kandungan N, P2O5, dan K2O max 5%. Sepanjang pengetahuan saya tidak ada bahan organik yang memiliki kandungan N lebih dari 4%. Yang pernah sampai 4 % hanya azolla. Itu saja jumlahnya sangat terbatas sekali. Kencing binatang yang menurut anggapan sebagian besar orang memiliki kandungan N tinggi, kandungannya paling-paling cuma 2%. Saya paling sering ditanya oleh orang, sebagian besar adalah pengusaha POC, bagaimana cara meningkatkan kandungan N hingga lebih dari 5% dari bahan baku organik. Saya biasanya jawab, saya tidak tahu dan saya tidak bisa.

Yang lebih mengherankan lagi adalah banyak sekali POC yang ada dipasaran memiliki kandungan N yang fantastis. Ada yang 5%, ada yang 6%, bahkan ada yang 9%. Saya 1000% tidak yakin kalau kandungan N yang tinggi tersebut dari bahan organik. Non sense.

Saya sempat tanyakan ke beberapa produksen POC, dari mana N-nya bisa setinggi itu? Akhirnya mereka menjawab, babwa ditambah dengan N kimia. Bisa bahan kimia padat atau cair. Nah…lho…..!!!!!!
Continue reading

MEMBUAT POC SENDIRI DENGAN BIANG POC. Bagian 1.

 

auksin

sitokinin

giberelin


Baca juga Membuat Pupuk Organik Cair: Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4

DOWNLOAD PROSEDUR PEMBUATAN POC DENGAN BIANG POC | Buku Panduan Pembuatan POC | ZIDDU | SCIBD | Contoh perhitungan bahan baku
Revisi Petunjuk Pembuatan POC dengan Biang POC: Dokumen awal | Revisi 1 | Revisi 2 | Revisi 3
Download: Petunjuk Pemakaian Langsung Hormon Tanaman.


 

Penggunaan pupuk organik meningkat tajam beberapa tahun terakhir ini, tidak hanya pupuk organik granul (POG) tetapi juga pupuk organik cair (POC). POC memiliki manfaat sinergistik dengan POG. Aplikasi POG sendiri tanpa aplikasi POC biasanya kurang memberikan hasil yang memuaskan. Dengan apliasi POG yang dibarengkan dengan aplikasi POC, hasil tanaman lebih terlihat nyata dan bisa dilakukan full organik, tanpa penambahan pupuk kimia sama sekali.

POC memiliki fungsi yang sedikit berbeda dengan POG. POG lebih berperan di tanah: memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. POC berperan langsung pada tanamannya. POC disemprotkan ke daun dan akan langsung masuk ke sistem metabolisme tanaman. Kandungan hara yang ada di dalam POC akan langsung diserap oleh tanaman. Demikian pula kandungan hormon tanaman juga akan langsung berfungsi begitu memasuki sistem metabolisme tanaman. Karena itu aplikai POC lebih cepat terlihat daripada aplikasi POG.

POC bisa diaplikasikan untuk semua jenis tanaman. Selain dikombinasikan dengan POG, aplikasi POC juga bisa dikombinasikan dengan pupuk kimia.

Continue reading

POC dari LCPKS, Mungkinkah???

LCPKS (Limbah cair pabrik kelapa sawit) merupakah limbah PKS yang volumenya cukup besar. Dari setiap ton TBS yang diolah bisa menghasilkan LCPKS sebanyak 600-700 m3 limbah. Misalkan di sebuah PKS dg kapasitas 30 ton TBS/jam, dengan 7 jam kerja dan 25 hari kerja, LCPKS yang dihasilkan bisa mencapai .3.150.000 m3/bulan.


Continue reading

Bioetanol dan Pupuk Organik Cair

Limbah Bioetanol

auksin

sitokinin

giberelin

Tahun yang lalu ketika ‘booming’ bioetanol, banyak orang yang berlomba-lomba memproduksinya. Pelatihan-pelatihan bioetanol diadakan di mana-mana dan hampir selalu penuh pesertanya, meskipun mereka harus membayar dengan cukup mahal. Aku pun sempat mengikuti pelatihan-pelatihan itu. Saya tidak tahu dengan pasti berapa persen dari peserta pelatihan yang akhirnya terjun bener ke bisnis etanol.

Ada satu hal yang masih jadi masalah waktu itu dan belum diselesaikan dengan baik, yaitu masalah limbah pabrik bioetanol. Dalam skala UKM dan pabrik besar, para pembicara selalu menyarankan metode-metode pengolahan limbah yang konvensional. Mereka menyarankan untuk membuat fasilitas IPAL (instalasi pengolahan air limbah) sebelum limbah dibuang ke sungai.
Continue reading