Tag Archives: kandungan hara

Perubahan dari Spek POC Deptan, Ada apa?

auksin

sitokinin

giberelin

Mungkin tidak banyak yang tahu jika ada perubahan-perubahan spek POC dari deptan. Perubahan-perubahan ini menarik untuk dicermati. Ada apa sebenarnya di balik itu? Kenapa Deptan merubah spek itu? Saya sendiri tidak tahu proses yang terjadi sebenarnya di deptan sana. Saya hanya mencoba mengamati dari luar saja.

Perubahan Kandungan N

Saya tertarik dengan beberapa perubahan dalam kandungan hara ini, yaitu kandungan C-organik, N, P2O5, K2O. Di spesifikasi yang lama, kandungan N, P2O5, dan K2O max 5%. Sepanjang pengetahuan saya tidak ada bahan organik yang memiliki kandungan N lebih dari 4%. Yang pernah sampai 4 % hanya azolla. Itu saja jumlahnya sangat terbatas sekali. Kencing binatang yang menurut anggapan sebagian besar orang memiliki kandungan N tinggi, kandungannya paling-paling cuma 2%. Saya paling sering ditanya oleh orang, sebagian besar adalah pengusaha POC, bagaimana cara meningkatkan kandungan N hingga lebih dari 5% dari bahan baku organik. Saya biasanya jawab, saya tidak tahu dan saya tidak bisa.

Yang lebih mengherankan lagi adalah banyak sekali POC yang ada dipasaran memiliki kandungan N yang fantastis. Ada yang 5%, ada yang 6%, bahkan ada yang 9%. Saya 1000% tidak yakin kalau kandungan N yang tinggi tersebut dari bahan organik. Non sense.

Saya sempat tanyakan ke beberapa produksen POC, dari mana N-nya bisa setinggi itu? Akhirnya mereka menjawab, babwa ditambah dengan N kimia. Bisa bahan kimia padat atau cair. Nah…lho…..!!!!!!
Continue reading

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk

jerami dari sisa panen padijerami dari sisa panen padi


Makalah disampaikan pada diskusi dengan Sekretaris Menteri Pertanian, Dr. Abdul Munif, di Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, Kamis, 7 Mei 2009


Download file doc makalah ini: Klik di sini

Baca juga Kompos Jerami: Mudah, Murah, & Cepat | Video Cara Pembuatan Kompos Jerami | Download Buku Budidaya Padi Sehat | Nilai hara kompos jerami


Pendahuluan

Budi Daya Padi SehatPermasalahan pupuk hampir selalu muncul setiap tahun di negeri ini. Permasalahan tersebut antara lain adalah kelangkaan pupuk di musim tanam, harga pupuk yang cenderung meningkat, beredarnya pupuk palsu, dan beban subsidi pemerintah yang semakin meningkat. Beberapa upaya dan program telah digulirkan oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian RI. Sebagai contoh, subsidi pupuk kimia untuk petani, namun implementasi di lapangan masih banyak penyelewengan yang merugikan petani dan pemerintah.

Alternatif pupuk kimia adalah pupuk organik. Petani di dorong untuk menggunakan pupuk organik sebagai penganti/alternatif pupuk kimia. Baru-baru ini Deptan juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan subsidi pupuk organik. Penyediaan pupuk organik diserahkan kepada BUMN atau perusahaan pupuk besar dengan mekanisme penyediaan yang mirip dengan pupuk kimia. Dikawatirkan masalah yang terjadi pada pupuk kimia akan terulang pada penyediaan pupuk organik granul ini apabila masih melibatkan perusahaan-perusahaan pupuk kimia. Beberapa tahun sebelumnya pemerintah juga pernah mengeluarkan program GO ORGANIK 2010, tetapi gaung program ini seperti kurang terdengar.

Praktek pembuantan kompos jerami oleh H Zaka, Ket. Gapoktan Sulih Asih, Cigombong, Bogor

Lihat lanjutan video ini di Video Praktek Pengomposan Jerami

Penggunaan pupuk kimia secara intensif oleh petani selama beberapa dekade ini menyebabkan petani sangat tergantung pada pupuk kimia. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia juga menyebabkan kesuburan tanah dan kandungan bahan organik tanah menurun. Petani melupakan salah satu sumber daya yang dapat mempertahankan kesuburan dan bahan organik tanah, yaitu: JERAMI. Pemanfaatkan jerami sisa panen padi untuk kompos secara bertahap dapat mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas padi.

Diperkirakan kandungan bahan organik di sebagian besar sawah di P Jawa menurun hingga 1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang ideal adalah sekitar 5%. Kondisi miskin bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain: efisiensi pupuk yang rendah, aktivitas mikroba tanah yang rendah, dan struktur tanah yang kurang baik. Akibatnya produksi padi cenderung turun dan kebutuhan pupuk terus meningkat. Solusi mengatasi permasalah ini adalah dengan menambahkan bahan organik/kompos ke lahan-lahan sawah. Kompos harus ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik kembali ideal seperti semula

Continue reading