Tag Archives: singkong

Menanam Cabai dengan Kompos Promi dari Limbah Singkong

kompos promi cabai

Tanaman cabai yang dipupuk dengan kompos Promi di Lampung

Kompos Promi ini digunakan untuk menanam cabai. Pak Waluyo selalu mengirimkan kabar terbaru tentang kondisi tanaman cabainya yang sehat. Memang sekarang belum memasuki masa panen. Tanaman cabainya terlihat subur, sehat, hijau dan segar-segar.

Salah satu bahan aktif dari Promi ini adalah Trichoderma sp. Kapang ini dikenal sebagai salah satu pengendali penyakit tular tanah. Saya sendiri belum pernah mencobanya. Petani-petani seperti Pak Waluyo ini yang mencobanya sendiri. Ternyata, aplikasi Promi bisa menghindarkan serangan penyakit tular tanah pada tanaman cabai. Bahkan salah seorang petani cabai di Pengalengan, Bandung, menceritakan jika tanaman cagainya yang hampir mati terkenal layu bakteri bisa sembuh kembali setelah diberi Promi.

Tulisan ini akan saya update terus dengan kabar-kabar terbaru dari Pak Waluyo.

Teman-teman yang ingin mendapatkan Promi bisa mmelihat alamat kontak yang ada di link ini: Promi.

kompos promi cabai

Bibit cabai yang ditanam dengan menggunakan kompos Promi


Continue reading

Bioplastik dari Singkong

Pengomposan Limbah Kulit Singkong dengan Promi

kompos kulit singkong promi

Pengomposan kulit singkong dengan Promi di Lampung

Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman petani cabe di Kota Gajah, Lampung, Bapak Wahyu. Sudah setahun lebih beliau menggunakan Promi untuk pengompsan limbah kulit singkong dan digunakan untuk memupuk tanaman-tanaman di ladangnya, terutama cabe.

Lampung adalah salah satu penghasil singkong terbesar di Indonesia. Di Lampung banyak sekali pabrik-pabrik tepung tapioka. Satu limbah pabrik tapioka yang melimpah dan tidak banyak dimanfaatkan adalah limbah kulit singkong. Limbah ini menggunung dan pabrik juga binggung mau diapakan. Bapak Wahyu menghubungi saya dan menanyakan bagimana cara memafaatkan limbah kulit singkong ini untuk kompos dan pupuk organik.

Awalnya beliau hanya mengomposakan dalam skala kecil saja, yaitu 5 ton atau satu rit truk. Hasilnya ternyata bagus. Saya sempat berkunjung sekali ke rumahnya. Alhamdulillah.

Sekarang, Pak Wahyu sudah mulai rutin mengomposakan kulit singkong dengan Promi dan dijadikan pupuk organik untuk tanaman cabe.

Artikel lain tentang pengomposan limbah organik dan kohe dengan Promi, silahkan lihat di link berikut ini: Promi.

kompos kulit singkong promi

Kulit singkong yang akan dikomposkan dengan Promi

kompos kulit singkong promi

Pengomposan kulit singkong dengan promi di Kota Gajah, Lampung


Continue reading

Tantangan Makan Bioplastik: H. Najamudin

Bang Demul Makan Bioplastik

Edible Bioplastik

Mengapa Bioetanol Tidak Berkembang di Indonesia…???

Di saat harga BBM kembali dinaikkan oleh pemerintah, orang-orang kembali ribut untuk mencari solusi alternatif pengganti BBM. Salah satu biofuel pengganti/subtitusi bensin adalah bioetanol. Gaung bioetanol pernah booming kurang lebih 8-10 tahunan yang lalu. Rasanya hampir semua orang berlomba-lomba membuat bioetanol, terutama dari singkong/pati. Kebun-kebun singkong dibangun di mana-mana. Pelatihan-pelatihan bioetanol berjamur dan selalu penuh pesertanya. Namun, ini yang sungguh membuat saya terheran-heran, realisasi bioetanol sebagai energi di Indonesia ternyata NOL. Saya ulangi lagi NOOOOL…sodara-sodara….. alias NIHIL….alias NGGAAKKK ADA. Data ini saya peroleh dari website/publikasinya Kementrian ESDM dan informasi langsung dari staf ESDM. Sungguh aneh.

Saya sudah membahasnya di artikel lain, mengapa bioetanol masih diperlukan di Indonesia. Bioetanol belum bisa digantikan oleh biogas, biosolar/biodiesel atau listrik. Kenapa….????? Karena semua motor dan sebagian besar kendaraan di Indonesia masih minum bensin/premium. Mesin bensin beda dengan mesin diesel apalagi mesin biogas atau mesin listrik. Karenanya mesin bensin tidak bisa disuruh minum biosolar dan biogas. Perlu modifikasi sana-sini atau tambah ini-itu.

Pemerintah sudah menaikkan harga bensin/premium menjadi Rp. 8.500 pr liter sejak seminggu yang lalu dengan alasan bahwa subsidi BBM sangat membebani anggaran negera. Terlepas dari pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut, saya hanya berharap agar momentum kenaikan BBM ini bisa menjadi momentum kebangkitan/kesadaran pemerintah dan bangsa ini untuk mengembangkan biofuel, khususnya bioetanol sebagai alternatif penganti/substitusi bensin. Hanya saja, perasaan saya euforia bioetanol dan biofuel tidak seperti 8 tahun yang lalu. Program ini pernah tidak berjalan alias gagal, dan sepertinya orang-orang sudah trauma dengan kegagalan ini.
Continue reading

Jalur sepeda cross country di Pati

Jalur sepeda cross country di Pati yang menantang. Melewati kebun singkong, tebu, hutan jati, hutan bambu, peternakan lebah, dan menyebrangi sungai. Ada tanjakan yang bisa untuk uji ketahanan. Turunannya pun mengasikkan. Jalurnya tidak terlalu jauh, tidak lebih dari 20 km. Cukup untuk mencari keringat sambil menikmati pemandangan.

Setiap pulkam aktivitas yang saya sukai adalah bersepeda dengan anak-anak. Selain menyehatkan, bersepeda juga bisa untuk rekreasi. Kali ini kami mencoba rute baru yang belum pernah kami lewati. Malam hari saya dan Royan sudah merencanakan rute yang akan kami lalui dengan bantuan Google Maps.

Kali ini Abim agak malas-malasan ikut. Dia maunya bersepeda ke waduk Gembong, karena sebelumnya belum sampai dan kami pulang karena kehujanan di tengah jalan. Pagi hari selepas sholat subuh, Abim kembali memeluk gulingnya. Meskipun sudah kami bujuk2 untuk ikut bersepeda. Akhirnya hanya saya dan Royan yang bersepeda.

Berikut ini rute yang kita tempuh. Saya tampilkan screenshoot dari Google Maps. Sengaja saya tampilkan dalam beberapa gambar agar tampak lebih jelas.

image

Peta 1. Rute dimulai dari lapangan Joyo.
Continue reading

Konsep ‘Zero Waste’ pada Industri Bioetanol

auksin

sitokinin

giberelin

Konsep zero waste pernah sangat ramai diperbincangkan beberapa tahun yang lalu. Banyak konsultan yang mempromosikan konsep ini untuk berbagai macam industri. Namun, pada kenyataannya tidak semua industri bisa menerapkan konsep ini seutuhnya. Maksudnya, masih saja ada ‘waste’ yang terbuang ke lingkungan. Atau ada industri yang seharusnya bisa ‘zero waste’ tetapi gagal menerapkan konsep ini. Salah satunya adalah industri bioetanol.

Secara konsep industri bioetanol dapat menerapkan konsep ‘zero waste’ ini seutuhnya. Tidak ada limbah yang terbuang, hampir seluruhnya bisa jadi ‘duit’ yang dapat mendatangkan keuntungan untuk produsennya. Dan yang lebih menarik lagi, sangat ramah lingkungan, bahkan menguntungkan untuk lingkungan juga. Bahan baku apa saja yang dipakai untuk membuat bioetanol dapat menerapkan konsep ini.

Namun, seperti yang sudah saya sampaikan di atas. Ada beberapa pabrik yang tidak/belum/gagal menerapkan konsep ini. Setahu saya, Pabrik Bioetanol/Spirtus milik PT Rajawali Nusantara 2 (RNI 2) yang ada di Palimanan Cirebon pernah tutup gara-gara gagal mengolah limbahnya. Demikian pula, pabrik spirtus di DIY kebingungan untuk membuang/menjual vinase-nya.

Limbah bioetanol yang masih bisa dimanfaatkan atau diolah mejadi produk lain, yaitu:

  1. Limbah Cair : dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair
  2. Limbbah Padat: dimanfaatkan sebagai pupuk organik padat atau sebagai bahan tambahan pakan ternak

Continue reading

Bioetanol dan Pupuk Organik Cair

Limbah Bioetanol

auksin

sitokinin

giberelin

Tahun yang lalu ketika ‘booming’ bioetanol, banyak orang yang berlomba-lomba memproduksinya. Pelatihan-pelatihan bioetanol diadakan di mana-mana dan hampir selalu penuh pesertanya, meskipun mereka harus membayar dengan cukup mahal. Aku pun sempat mengikuti pelatihan-pelatihan itu. Saya tidak tahu dengan pasti berapa persen dari peserta pelatihan yang akhirnya terjun bener ke bisnis etanol.

Ada satu hal yang masih jadi masalah waktu itu dan belum diselesaikan dengan baik, yaitu masalah limbah pabrik bioetanol. Dalam skala UKM dan pabrik besar, para pembicara selalu menyarankan metode-metode pengolahan limbah yang konvensional. Mereka menyarankan untuk membuat fasilitas IPAL (instalasi pengolahan air limbah) sebelum limbah dibuang ke sungai.
Continue reading