Tag Archives: BBM

Desain Alat Pirolisis Sederhana untuk Membuat BBM dari Sampah Plastik

Tulisan ini masih kelanjutan dari tulisan sebelumnya tentang membuat BBM alternatif dari sampah plastik. Desain alat Pirolisisnya dari penjelasan Pal Asep yang membuatnya. Desain alat Pirolisis yang sangat sederhana dan murah. Biaya pembuatan dan operasioalnya sangat murah. Bisa menjadi solusi untuk teman2 di daerah terpencil/pelosok untuk membuat BBM alternatif sendiri. Membuat bensin dan solar sendiri.

Alat Pirolisis dari Kaleng Bekas Biskuit

Sayang saya tidak bisa menunjukkan foto alatnya. Jadi saya sampaikan berdasarkan penjelasan dari Pak Asep ketika pertama kali membuat alat Pirolisis sederhana ini. Bahan yang dipakai pertama kali adalah kaleng bekas biskuit Kong Guan. Bagian atas kaleng dilubangi dan diberi pipa L. Pipa ini dibuat panjang agar fraksi plastik yang menguap bisa terkondensasi dan mencair memjadi BBM. Bagian ujung pipa diberi penampung. Sederhana.

Cara kerjanya juga sangat sederhana. Sampah plastik dibersihkan dari kotoran-kotoran bukan plastik. Kalau perlu dicuci bersih dan dikeringkan. Plastik dimasukkan ke dalam kaleng, dipadatkan sampai penuh. Satu kaleng bisa menampung kurang lebih 3 kg plastik. Kemudian ditutup rapat, diklem agar tidak ada kebocoran di sisi-sisinya. Jika perlu diberi seal dari karet ban dalam untuk menghindari kebocoran itu.

Kemudian, bagian bawah dipanaskan dengan api yang besar dan stabil. Dipanasi terus sampai minyak menetes dari ujung pipa. Jika belum menetes, tetapi hanya keluar asam, pipa yang digunakan kurang panjang. Jika masih belum keluar juga, tetap terus dipanasi. Kata Pak Asep, dari 1 kg plastik bisa mendapatkan kurang lebih 700 ml minyak. Atau kurang lebih rendemennya sekitar 70%. Satu kaleng bisa mendapatkan 2,1 liter.

BBM alternatif yang diperoleh hanya satu macam, karena mereka belum memisahkan minyak yang berat dan minyak yang ringan. Minyak yang berat, mungkin lebih dekat atau mirip dengan minyak solar atau minyak tanah. Sedangkan minyak yang ringan lebih mirip dengan bensin/premium. BBM alternatif ini dipakai untuk menjalankan traktor atau mesin diesel.

Agar biaya operasional murah, pembakaran menggunakan bahan-bahan yang juga tidak terpakai atau bisa diperoleh dengan gratis. Mereka menggunakan tongkol jagung, sabut-sabut kelapa, kayu, ranting atau bahan apa saja yang bisa dibakar.

Kekurangannya, kaleng biskuit sangat tipis dan tidak cukup kuat. Kaleng biskuit ini hanya bisa dipakai beberapa kali saja, setelah itu akan rusak.

Alat Pirolisis dari Drum Bekas

Pirolisis Plastik Jadi BBM

Alat pirolisis sederhana untuk merubah sampah plastik menjadi BBM dari drum bekas

Dari keberhasilan percobaan sebelumnya, mereka membuat alat pirolisis sederhana yang lebih besar lagi. Kali ini dengan menggunakan drum bekas volume 200 liter. Desainnya hampir mirip dengan desain dengan kaleng biskuit. Hanya berbeda skala saja.

Bagian atas drum diberi lubang dengan diamter kurang lebih 20 cm. Tutupnya diberi klem ulir, sehingga bisa mengunci lebih kuat dan diberi seal dengan karet ban dalam.

Bagian samping dekat ujung atas dibuagn lubang pipa dengan jaran kurang lebih 20 cm. Pipanya dari besi/baja yang cukup panjang, kurang lebih 1.2 meter. Lalu pipa ini disambung dengan selang plastik tahan panas dan dilapisi dengan kain. Dibuat panjang sekali agar uap plastiknya bisa terkondensiasi. Bagian ujung diberi penampung dari gelas/kaca.

Di sisi yang berseberangan dibuat pipa berukuran cukup besar dengan diamter kurang lebih 10 cm.Pipa ini digunaan untuk mengeluarkan sisa-sipa plastik yang tidak habis terbakar.

Satu drum bisa untuk menampung kurang lebih 40 kg sampah plastik. Sampah plastik ini dipadatkan sebisanya. Kemudian ditutup rapat. Setelah semua siap, drum mulai di bakar. Karena volumenya besar dibutuhkan waktu cukup lama hingga minyaknya menetes. Satu drum dibutuhkan waktu kurang lebih 4 jam pembakaran. Minyak yang dihasilkan ada dua macam. Dari pipa bagian bawah akan diperoleh minyak setara solar, sedangkan dari pipa bagian atas diperoleh minyak setara bensin.

BBM alternatif yang dihasilkna memang belum jenih, tetapi masih keruh. Maklum peralatannya sangat sederhana. Namun, dengan peralatan sederhana ini mereka sudah punya pelangan tetap yang menggunakan BBM alternatif yang mereka hasilkan. BBM Alternatif ini banyak digunakan untuk bahan bakar traktor di derah atas/pegunungan. Sedangkan, bensin alternatinya dipakai oleh motor-motor ojek di gunung-gunung.

Mereka menghargai BBM alternatifnya cukup murah, sekitar Rp. 5000 per liter. Bisa diperkirakan omzetnya. Satu drum bisa diperoleh 120 liter minyak kali Rp. 5000 = Rp. 600 rb. Menurut mereka dengan harga ini mereka sudah mendapatkan keuntungan meski tidak besar.

Sisa Pirolisis Sampah Plastik

Bagian yang tersisa dan tidak terurai dari proses pirolisis sederhana ini sebesar kurang lebih 30% dari sampah plastik yang dimasukkan ke dalam drum. Satu drum bisa menghasilkan kurang lebih 10 kg. Bahan ini oleh Pak Asep dan Koeprasi Dangiang dicoba dimanfaatkan sebagai pencampur aspal. Sayanya belum berhasil dengan baik.

Ada anggota koperasi yang memanfaatkan sisa plastik ini untuk pembuatan batako dan paving blok. Katanya hasilnya lebih bagus dan kuat. Sayang saya tidak bisa mendapatkan contoh batako dari sisa pembakaran ini.

Cara Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM Alternatif

Sampah secara umum bisa dibagi dua, organik dan anorganik. Jika dikelola dengan benar, kedua macam sampah ini bisa menjadi barang yang berguna dan bermanfaat. Sampah anorganik plastik yang tidak laku dijual dan tidak bisa di-recycle bisa olah menjadi BBM alternatif, seperti bensin dan solar. Cara membuat bensin alternatif dan solar alternatif ini sederhana dan biaya yang sangat murah. Sampah plastik bisa diolah menjadi bensin, solar dan bahan untuk aspal.

Masalah Sampah Plastik

Sampah Plastik

Sampah Plastik

Plastik tidak dipungkiri merupakan bahan yang sangat berguna. Plastik memiliki karakteristik yang kuat, fleksibel dan awet. Namun, karena keawetannya inilah menjadi masalah ketika dibuang sembarangan. Sampah plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai di alam. Bayangkan, bungkus plastik permen yang kita buang sembarangan tidak akan hancur sampai tujuh turunan.

Sejen INAPLAS Pak Budi Susanto menyampaikan ke saya kalau kebutuhan plastik di Indonesia mencapai 5 juta ton per tahun. Satu juta ton menjadi sampah. Sayangnya, kapasitas recycle nasional hanya 450ribu ton. Artinya ada potensi 550ribu sampah plastik yang menumpuk di tepat2 sampah setiap tahunnya. Mau diapakan sampah2 plastik ini…?????

Plastik Terbuat dari Minyak Bumi

Hampir semua jenis plastik konvensional yang saat ini beredar dipasaran dibuat dengan bahan baku yang diolah dari minyak bumi. Artinya, bahan untuk membuat plastik sama dengan bahan yang digunakan untuk bensin, solar, avtur dan minyak tanah.

Saya tidak tahu persis prosesnya. Namun, intinya polimer2 plastik seperti PE, PP, PET, PVC dan HDPE dibuat dari polimerisasi fraksi minyak bumi. Logika sederhananya, mestinya polimer plastik ini bisa dipecah-pecah lagi menjadi minyak bumi dan bisa dipakai sebagai bahan bakar.

plastik minyak bumi

Berbagai jenis plastik yang terbuat dari bahan minyak bumi

Memecah Plastik Kembali Menjadi Minyak

Ide untuk membuat bahan bakar minyak (BBM) dari sampah plastik adalah membalik proses produksi plastik yang terbuat dari fraksi minyak bumi tersebut. Kalau proses pembuatan polimer plastik adalah proses polimerisasi, proses membuat minyak adalah memecah polimer-polimer plastik itu. Kedengarannya gampang baget ya…????!!!!!!

Membuat BBM Alternatif dari Sampah Plastik Ternyata Mudah

Sebelumnya saya menyangka jika membuat bahan bakar dari plastik perlu teknologi tinggi dan peralatan yang rumit. Seperti halnya membuat plastik yang memerlukan peralatan yang canggih. Membalik proses itu tentunya perlu alat yang juga canggih.

Beberapa teman kolega juga sudah ada yang mencoba membuat peralatan ini. Hasilnya memang bagus, pakai teknik yang namanya Pirolisis. Peralatan yang digubakan untuk membuatnya juga cukup mahal. Sampai ratusan juta harganya. Itu saja, belum ekonomis.

Waduh……

Pandangan saya ini berubah 180o ketika berkunjung ke Garut untuk memberikan pelatihan pengolahan sampah organik. Salah satu tempat yang menjadi lokasi pelatihan ternyata sudah bisa mengolah sampah plastik menjadi BBM dengan cara yang sederhana dan murah.

Kreatif …!!!!!!!

Orang2 ini, sebut saja begitu, mereka bukan orang yang berpendidikan tinggi. Mereka adalah orang2 biasa yang gelisah, gundah dan penasaran bercampur jadi satu. Mereka punya rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi, karena itu mereka menjadi kreatif. Di jaman modern seperti ini apa saja bisa ditanyakan ke Mbah Google. Maka, mulailah mereka mencari tahu dan bertanya ke Mbah Google. Mereka menemukan video2 tentang itu di YouTube. Kemudian mereka mulai mencoba membuatnya dengan teknologi dan peralatan ‘seadanya’.

Pertama kali mereka membuatnya dengan menggunakan kaleng biskuit Kong Nguan. Kapasitasnya sangat kecil; hanya 3 kg. Mereka melakukan percobaan Pirolisis pertama dengan kaleng biskuit itu, dan mereka berhasil. Mereka mendapatkan kurang lebih 1 liter minyak yang mudah terbakar.

Mereka pun melakukan ‘up Scale’ dengan tong volume 200 liter dengan sistem yang sama sederhananya. Bahkan, untuk mencairkan uap plastiknya pun tidak pakai pendingin air. Mereka bisa membuat BBM alternatif dengan alat sederhana itu. Mereka menjual ‘bensin’ dan ‘solar’ alternatif itu ke masyarakat dengan harga sangat murah. Kira2 30% lebih murah dari harga bensin saat ini. Konsumennya adalah petani2 pinggiran. Dengan harga itu mereka masih dapat untung.

Hebat…!!!!! Jempol dua untuk teman2 ini…..

Terus terang, saya menjadi terhenyak. Muka saya seperti ditampar dan membuatku tersadar; masalah sampah bisa diatasi dari pendekatan teknologi sederhana.

Pirolisis Sederhana Solusi untuk Masalah Sampah Plastik

Selama ini saya hanya lebih fokus pada masalah sampah organik. Mencoba berbagai cara untuk mengolah sampah organik menjadi kompos, pupuk organik, atau produk turunannya. Sampah plastik tidak masuk dalam perhitunganku, karena aku tidak tahu cara mengatasinya selain dijadikan kerajinan atau daur ulang.

Pirolisis sederhana yang ditunjukkan padaku hari ini membuatku tersadar, bahwa masalah sampah sudah ada solusinya; ini adalah solusi untuk masalah sampah plastik. Alat Pirolisis ini sangat mudah ditiru dan diduplikasi oleh siapa saja yang ingin mengatasi masalah sampah dan mendapatkan BBM alternatif yang murah. Siapa saja bisa membuatnya dan mencobanya sendiri. Semakian banyak yang membuatnya akan semakin banyak sampah plastik yang termanfaatkan kembali.

Semoga…

Silahkan lihat videonya di link ini: https://www.facebook.com/isroi/videos/10214578907934765/

Alat pirolisis sederhana untuk merubah sampah plastik menjadi BBM

Alat pirolisis sederhana untuk merubah sampah plastik menjadi BBM

Pirolisis Plastik Jadi BBM

Alat pirolisis sederhana untuk merubah sampah plastik menjadi BBM

Merubah Sampah Plastik Menjadi Minyak – YouTube

Beberapa video ini adalah hasil penelitian pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

Testimoni GastrofaC untuk Mobil Bensin

image

Liburan ini saya punya kesempatan untuk menguji manfaat GastrofaC untuk mobil bensin. Metode pengukuran yang saya lakukan adalah full to full. Rata-rata konsumsi bahan bakar adalah 15 km per liter BBM atau biaya perjalanannya Rp. 729/km (pertamax).

Sebelum berangkat saya isi tangki bensin di SPBU full. Saya catat jarak yang sudah ditempuh sebesar 271 km. Sebelumnya saya sudah pakai GastrofaC. Volume bensin yang ketika full sebanyak 21 L. Jadi konsumsi bensinnya adalah 13 km per liter bensin. Ini konsumsi bbm untuk pemakaian dalam kota. Tahu sendirilah Bogor macetnya minta ampun. Mungkin karena itu konsumsinya agak boros.

Seingatku konsumsi bbm di kota rata2 11-12 km per liter bensin. Ada peningkatan sedikit jadi 13 km per liter. Penghematannya adalah sebesar:
= (13-11)/11
=  18%

Dari sisi biaya, ada penambahan biaya GastrofaC sebesar Rp. 1 033 per liter. Kalau pakai pertamax berarti peningkatan biayanya sebesar 9,4%. Masih ada sedikit keuntungan sebesar 8,6%. Menurut saya penghematan ini masih terlalu kecil dan belum cukup menarik secara ekonomi.

Awal perjalanan agak macet di tol Jagorawi-Cikampek sampai ke Subang. Perjalanan lancar setelah lepas dari Subang. Saya mengisi bensin lagi setelah sampai Purwokerto dan Pati. Konsumsi bensinnya adalah:
= 353,6 km : 23,5 L
= 15 km per liter

Dari sisi biaya sebesar Rp. 729 per km.

Saya tidak punya pengalaman rata konsumsi bensin untuk di luar kota. Jadi tidak bisa membandingkan dengan konsumsi sebelum memakai GastrofaC. Seingat saya ketika lebaran konsumsi bensinnya sebesar 13 km per liter bensin. Ada peningkatan cuma 2 km per liter saja. Menurut saya, penghematan ini masih kecil secara ekonomi.

Penghematan akan cukup menarik bagi konsumen jika penghematannya minimal 20% dari sisi biaya. Jadi misalnya biaya perjalanan per kmnya dari Rp. 850 menjadi Rp. 680 per km.

GastrofaC dibuat dari minyak atsiri. Saya kenal bau minyak atsiri ini. Setahu saya harga minyak atsiri ini di daerah banten pelosok murah. Mestinya harga GasgrofaC bisa lebih murah lagi, sehingga penghematannya juga akan semakin besar.

Saya ingin mencoba memakai minyak atsiri langsung. Saya penasaran dengan hasilnya. Kalau hasilnya sebanding atau pun jeleknya lebih rendah, tapi secara ekonomi akan lebih besar, karena harganya yang lebih murah.

Bensin Lebih Irit Setelah Pakai GastrofaC

image

Suer…ini murni testimoni saya setelah menggunakan GastrofaC. Bukan promosi. Kurang lebih sudah tiga-empat minggu menggunakan GastrofaC untuk kendaraan saya. GastrofaC bisa menghemat bensin kendaraan dan tarikan gas terasa lebih ringan.

Meski harga bensin cuma naik Rp. 2000, pengeluaran keluarga naiknya berlipat-lipat. Segala cara untuk mengefisienkan pengeluaran akan kami lakukan. Salah satunya efisiensi untuk konsumsi bahan bakar. Sejak BBM naik saya leih banyak naik motor. Ketika saya diberitahu GastrofaC bisa membuat irit bensin saya memakainya juga.

Sebelum memakai GastrofaC biasanya saya isi tangki motor full tank sebanyak kira2 3 liter. Kalau saya pakai terus-terusan, saya isi bensin lagi setelah 5-6 hari. Rata2 saya pakai motor sehari kurang lebih 25-35 km.

Saya tambahkan GastrofaC kira2 saja. Satu tangki full saya isi kurang lebih 5 ml. Kira2 saja, karena tidak ada takaran di botol GastrofaC. Pertama pemakaian yang saya rasakan adalah tarikan gas lebih ringan dan lunak.

Saya isi tanki bensin motor lagi setelah satu minggu, sekitar 7 hari. Namun, saya masih belum yakin, karena kadang2 saya naik motor, kadang2 kalau pergi sekeluarga kami pakai mobil. Minggu berikutnya saya isi lagi setelah 7 hari. Minggu ketiga ternyata 7 hari juga.

Kalau dihitung kasar ada penghematan sedikit. Biasanya saya isi bensin 5-6 hari, setelah pakai GastrofaC jadi 6-7 hari. Perasaan lebih banyak 7 harinya.

Andaikan setiap hari saya pakai 35 km, tujuh hari jadi 210 km. Saya beli bensin 3 L. Jadi satu liternya kurang lebih 81 km. Menurut saya ini sudah irit banget. Menurut artikel yang pernah saya baca, konsumsi ekonomis motor saya adalah 50-60 km per liter bensin. Berarti efisiensinya kira2 naik 14%.

Jika dilihat dari sisi harga/biaya, pemakaian GastrofaC menambah biaya Rp. 1000 rupiah. Mahal sedikit dari harga pertamax. Kenaikan efisiensi 14% masih terlalu rendah. Penghematannya baru terasa jika peningkatan efisiensinya minimal 20%.

Testimoni ini lebih banyak pakai perasaan. Saya tidak benar2 melakukan pengukuran yang teliti. Bisa saja perhitungan saya ini meleset. Bisa lebih tinggi atau lebih rendah.

Terus terang saya juga penasaran untuk mobil. Sayang tanki mobil saya masih terisi separohnya. Belum ngisi lagi, jadi belum tahu berapa konsumsi bahan bakar per kmnya. Saya ceritakan lagi nanti. Insya Allah.

GastrofaC: Minyak Atsiri untuk Penghematan Bensin

image

Hari ini saya kepingin mencoba salah satu inovasi dari Balittro yang menggunakan minyak atsiri sebagai bahan aditif untuk menghemat penggunaan BBM. Karena kendaraan saya minum bensin saya coba yang GastrofaC yang diformulasikan khusus untuk motor bensin/mobil bensin.

Klaim dari inovatornya yang saya peroleh dari website Balittro bahwa produk ini bisa menghemat BBM dari 20-40%. Ini luar biasa lho. Mestinya diapresiasi oleh pemerintahan sekarang meningkatkan harga bensin sebesar Rp. 1.500. Kalau klaim ini terbukti benar, yang minimal saja 20%, bisa mengurangi beban kenaikkan BBM.

Continue reading

Mengapa Bioetanol Tidak Berkembang di Indonesia…???

Di saat harga BBM kembali dinaikkan oleh pemerintah, orang-orang kembali ribut untuk mencari solusi alternatif pengganti BBM. Salah satu biofuel pengganti/subtitusi bensin adalah bioetanol. Gaung bioetanol pernah booming kurang lebih 8-10 tahunan yang lalu. Rasanya hampir semua orang berlomba-lomba membuat bioetanol, terutama dari singkong/pati. Kebun-kebun singkong dibangun di mana-mana. Pelatihan-pelatihan bioetanol berjamur dan selalu penuh pesertanya. Namun, ini yang sungguh membuat saya terheran-heran, realisasi bioetanol sebagai energi di Indonesia ternyata NOL. Saya ulangi lagi NOOOOL…sodara-sodara….. alias NIHIL….alias NGGAAKKK ADA. Data ini saya peroleh dari website/publikasinya Kementrian ESDM dan informasi langsung dari staf ESDM. Sungguh aneh.

Saya sudah membahasnya di artikel lain, mengapa bioetanol masih diperlukan di Indonesia. Bioetanol belum bisa digantikan oleh biogas, biosolar/biodiesel atau listrik. Kenapa….????? Karena semua motor dan sebagian besar kendaraan di Indonesia masih minum bensin/premium. Mesin bensin beda dengan mesin diesel apalagi mesin biogas atau mesin listrik. Karenanya mesin bensin tidak bisa disuruh minum biosolar dan biogas. Perlu modifikasi sana-sini atau tambah ini-itu.

Pemerintah sudah menaikkan harga bensin/premium menjadi Rp. 8.500 pr liter sejak seminggu yang lalu dengan alasan bahwa subsidi BBM sangat membebani anggaran negera. Terlepas dari pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut, saya hanya berharap agar momentum kenaikan BBM ini bisa menjadi momentum kebangkitan/kesadaran pemerintah dan bangsa ini untuk mengembangkan biofuel, khususnya bioetanol sebagai alternatif penganti/substitusi bensin. Hanya saja, perasaan saya euforia bioetanol dan biofuel tidak seperti 8 tahun yang lalu. Program ini pernah tidak berjalan alias gagal, dan sepertinya orang-orang sudah trauma dengan kegagalan ini.
Continue reading

Mengubah Sampah Jadi BBM (Bahan Bakar Minyak)

Bahan baku utama plastik adalah minyak bumi. Melalui proses polimerisasi, monomer minyak direaksikan menjadi polimer plastik. Proses ini ternyata bisa dibalik. Polimer bisa diputus-putus lagi menjadi minyak dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar.
Prof. Harwin Saptoadi dari UGM telah merancang alat pirolisis yang bisa memisahkan minyak dari sampah plastik.


Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik disini: BERKAH DARI SAMPAH


Membuat Bioetanol dari Gula Pasir


Jika anda kesulitasn mendapatkan tetes/molasses, bioetanol dapat juga dibuat dengan menggunakan gula pasir. Proses pembuatan bioetanol dari gula pasir pada prinsipnya sama dengan pembuatan bioetanol dari tetes tebu (lihat di sini). Yang perlu diperhatikan adalah kadar gulanya kurang lebih 14%. Jadi untuk setiap 1 kg gula pasir dapat ditambahkan kurang lebih 7.1 liter air.
Bahan-bahan lain yang bisa dibuat bioetanol antara lain adalah: nira tebu (air perasan tebu), nira sorgum manis (air perasan batang sorgum manis), nira kelapa (badeg), nira aren, madu, dan lain-lain.


DOWNLOAD BIOETHANOL

Silahkan didownload resources yang mungkin Anda perlukan juga:

Daftar bahan lain yang bisa didownload:
Download Di Sini
Cara mendownload: Klik dua kali pada link yang akan didownload. Kemudian ikuti perintah selanjutnya. Kalau ada iklan yang muncul, klik aja iklannya atau langsung ke SKIP ADD yang ada di pojok kanan atas.

Handbook on Bioethanol: Production and utilization
bioethanol ebook download free gratis percuma

Biofuel for Transportation
bioethanol ebook download free gratis percuma

Panduan Membuat Distilator
bioethanol ebook download free gratis percuma

Membuat Bioetanol dari Tetes

Cara paling mudah membuat bioetanol adalah dengan bahan yang banyak mengandung gula, contohnya adalah tetes tebu atau molases. Tetes tebu merupakan produk samping dari pabrik tebu yang memiliki kadar gula sangat tinggi (>50%). Pembuatan bioetanol dari tetes tebu hanya melewati dua tahap utama saja.
Tahapan Bioethanol dari Tetes
Gambar 1. Tahapah utama pembuatan bioetanol dari tetes tebu
Continue reading