
Sisa pangkasan pelepah yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pengomposan dengan menggunakan aktivator Promi.
Salah satu limbah biomassa yang banyak terdapat di kebun sawit adalah sisa pangkasan pelepah sawit. Pelepah sawit yang sudah tua dan menguning akan dipangkas dan ditumpuk di kebun sawit. Sisa pangkasan ini hanya dibiarkan saja dan tidak dimanfaatkan. Sisa pangkasan pelepah sawit bisa dibuat kompos dan digunakan untuk memupuk tanaman sawit. Pengomposan pelepah sawit dengan Promi sangat sederhana dan mudah dilakukan. Berikut ini adalah cara pengomposan pelepah sawit dengan menggunakan Promi yang dilakukan oleh Bp. Cut Zaini di Aceh. Bapak Cut Zaini memiliki kebun sawit seluas 40 ha dan sudah berumur kurang lebih 15 tahun dan ada juga yang masih TBM. Dalam pengomposan ini Bapak Cut Zaini juga menggunakan kotoran sapi, karena kebetulan harga kotoran sapi di tempat tersebut sangat murah dan tersedia melimpah. Pengomposan pelepah sawit bisa dilakukan tanpa menggunakan kotoran sapi, namun jika ada bahan tambahan seperti kotoran sapi akan lebih baik.
Cara pengomposan pelepah sawit mirip dengan cara pengomposan jerami (baca di sini: Kompos Jerami). Peralatan yang diperlukan untuk pengomposan pelepah sawit:
- Parang
- Cetakan bambu, ukuran 2m x 1m x 1 m yang bisa dipasang dan dilepas
- Ember atau drum volume 150 liter
- Gayung
- Cangkul atau garpu
- tali untuk mengikat
- plastik mulsa atau terpal untuk menutup kompos
Bahan-bahan untuk pengomposan:
- Pelepah sawit, dicincang untuk mengecilkan ukuran.
- Promi
- Kotoran sapi
Cara pengomposan:
- Pemasangan cetakan bambu
- Pengenceran Promi
- Pencincangan pelepah sawit
- Memasukkan pelepah sawit ke dalam cetakan selapis
- Memasukkan kotoran sapi ke dalam cetakan selapis
- Proses diulang sampai cetakan penuh
- Membuka dan menutup kompos dengan plastik

Promi, aktivator untuk mempercepat pengomposan pelepah sawti. Info Promi: https://isroi.com/promi/
Promi terdiri dari tiga bagian, semua bagian dipakai untuk pengomposan. Dosis yang dipakai adalah satu kg Promi untuk 0,5 s/d 1 m3 bahan. Jadi untuk satu kotak cetakan membutuhkan Promi 2 s/d 3 kg Promi. Promi diencerkan dengan kurang lebih 50 s/d 100 Liter air. Air yang digunakan bisa menggunakan air apa saja, asalkan tidak beracun bagi tanaman dan mikroba. Air limbah sawit juga bisa digunakan untuk pengenceran.
Siapkan juga air untuk membasahi pelepah sebanyak kurang lebih 200 – 300 liter. Semakin kering bahannya semakin banyak air yang dibutuhkan.
Informasi tentang Promi silahkan kunjungi https://isroi.com/promi/
Pangkasan sawit perlu dipotong-potong secukupnya agar ukurannya menjadi lebih kecil dan mudah dimasukkan ke dalam cetakan dan dipadatkan di dalam cetakan. Pencacahan cukp dengan menggunakan parang.
Masukkan pelepah sawit ke dalam cetakan selapis. Injak-injak sampai benar-benar padat.
Catatan:
1. Bagian bawah tidak perlu dialasi dengan plastik
2. Tidak perlu dilakukan pembalikan
3. Tidak harus menggunakan kotoran sapi
4. Air harus cukup, apalagi jika pelepah kering
Pengamatan selama proses pengomposan
Proses pengomposan berlansung kurang lebih satu bulan. Selama waktu tersebut, tumpukan kompos perlu dicek secara berkala. Pengamatan dilakukan penurunan tinggi tumpukan kompos, kelembaban kompos, dan suhu kompos. Selama proses pengomposan suhu kompos akan naik sampai 70oC dan tinggi tumpukan akan menurun hingga setengahnya. Jika tidak terjadi peningkatan suhu atau penurunan tinggi tumpukan, kemungkinan proses pengomposan tidak berjalan dengan baik. Lakukan pengecekan kelembaban kompos. Apabila kompos kering, kemungkinan kurang air. Siram tumpukan kompos dengan air secukupnya dan tutup kembali tumpukan kompos.
Pengomposan dengan Promi tidak perlu dilakukan pembalikan. Cukup dibiarkan saja selama kurang lebih satu bulan.
Kendala yang mungkin dihadapi di lahan sawit adalah ketersediaan air. Di kebun sawit tidak selalu tersedia sumber air yang cukup. Terutama di musim kering seringkali tidak ada air. Proses pengomposan sangat membutuhkan air yang banyak, jika air kurang proses pengomposan tidak akan bisa berlansung secara optimal.
Panen dan Aplikasi Kompos
Kompos dipanen setelah berumur kurang lebih satu bulan. Tinggi tumpukan kompos turun kurang lebih setengahnya dan pelepah sudah hancur.
Kompos diaplikan di sekitar piringan atau daerah sekitar pokok tanaman. Bersihkan terlebih dahulu piringan sawit dari rumput dan gulma. Kompos ditaburkan secara melingkar kurang lebih dalam jarak ditengah-tengah antara pokok dengan ujung tajuk, atau kurang lebih 1 s/d 1.5 meter dari pokok tanaman.
Manfaat Aplikasi Kompos
Ini adalah pengalaman Bapak Cut Zaini selama mengaplikasikan kompos pepelah sawit. Manfaat yang dirasakan setelah kurang lebih 3-4 bulan aplikasi kompos antara lain adalah:
- tanaman sawit yang selama ini buahnya jarang menjadi lebat buahnya,
- peningkatan berat/massa tandan, tandan sawit menjadi lebih besar dan lebih berat,
- peningkatan pertumbuhan sawit, tanaman yang sebelumnya daunnya mulai mengining kini menjadi hijau kembali,
- tanaman sawit lebih tahan terhadap kekeringan,
*)Semua foto-foto di atas adalah kiriman dari Bapak Cut Zaini
Numpang tanya pak?? Apakah itu memakai tanah dan jika memakai tanah berapa banyak tanah untuk 1kg promo
Di contoh itu memakai pupuk kandang bukan tanah.