Tag Archives: pati

Anggrek Spesies Acriopsis javanica dari Gunung Wungkal, Pati

Foto detail dari satu kuntum anggrek species Acriopsis javanica. Asal dari Gunung Wungkal, Pati, Jawa Tengah.

Foto detail dari satu kuntum anggrek species Acriopsis javanica. Asal dari Gunung Wungkal, Pati, Jawa Tengah.

Anggrek ini kami temukan ketika sedang main-main di Gunung Wungkal, Pati, Jawa Tengah, lebaran kemarin. Kami temukan di pokok pohon pinus. Anggrek ini memiliki bulp berbentuk kecil dan bulat. Tangkai bunganya panjang dan bercabang-cabang. Bunganya kecil-kecil berwarna putih bercak merah-merah. Informasi tentang genus ini bisa dibaca di https://en.wikipedia.org/wiki/Acriopsis .

Anggrek species Acriopsis javanica

Foto detail dari satu kuntum anggrek species Acriopsis javanica. Asal dari Gunung Wungkal, Pati, Jawa Tengah.

Belajar Kimia Organik lagi: amylosa dan amylopectin

Belajar tentang glukosa memang sangat menarik. Glukosa ini bisa tersusun dengan beragam cara. Sebelumnya saya sudah sampaikan tentang susunan glukosa dalam selulosa. Susunan glukosa yang lain juga terdapat dalam polimer lain, yaitu pati. Pati ini terdiri dari dua macam komponen, yaitu amylosa dan amylopectin. Seperti ini model struktur kimia pati.

1329761849amylopectin

1329761636amylose

Ketika Waduk Gunung Rowo Kehilangan Airnya

Waduk Gunung Rowo Pati

Waduk gunung rowo pati yang sudah tidak ada airnya sama sekali.

Di Pati, Jawa Tengah, tempat favorit kami untuk bersepeda adalah waduk Gunung Rowo. Jalan menuju ke sana melewati kebun tebu, hutan jati, kebun singkong, sungai, kebun arbei, jagung dan pohon-pohon randu yang besar-besar. Jaraknya kurang lebih dari tempat kami 20 km. Sesampainya di waduk, rasa capek terobati dengan pemandangan waduk yang menghijau indah. Nelayan dan pencari ikan naik gethek/sampan kecil menjaring ikan-ikan yang ada di waduk ini. Ada juga orang yang memancing ikan dari pinggiran waduk. Di pingir-pingir waduk yang kering terlihat segerombolan sapi dan kambing/domba sedang merumput. Kami menikmati dari saung sambil menikmati ikan bakar dan es kelapa muda. Nikmat dan indah sekali.

TAPI ITU DULU. Waduk gunung rowo sekarang sudah kering kerontang. Tidak ada airnya sama sekali. Entah kemana perginya ikan-ikan itu. Entah kemana perginya air yang melimpah ruah itu. Kata Nano (Eyang Kakung) waduk Gunung rowo ini belum pernah kering. Meski kemarau dan panas panjang sekalipun. Waduk ini konon di bangun oleh penjajah Belanda. Berarti minimal lebih dari 70 tahun air waduk ini tidak pernah kering. Kenapa sekarang jadi kering.

Waduk gunung rowo pati jawa tengah

Pemandangan dulu ketika waduk gunung rowo banyak airnya.

Katanya waduk ini mengalami kebocoran. Ketika kami turun ke waduk, memang di tengah waduk seperti ada tambalan aspal yang besar sekali. Mungkin bagian ini yang bocor. Anehnya, meski yang bocor sudah ditambal, sampai sekarang tidak ada air sama sekali tergenang di waduk ini. Rumput-rumput yang dulu terlihat hijau saja sekarang gersang. Tidak terlihat sapi dan kambing yang merumput di pingiran waduk ini. Apalagi nelayan yang mencari ikan.

Keringnya waduk ini pastilah sebuah tanda dan peringatan, khususnya bagi warga kota pati dan sekitarnya. Mungkin juga ini adzab dari Allah Robb Semesta Alam. Mungkin juga ini ujian.

Semoga kita segera tersadar!!!

TPA Sampah Kota Pati: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang Menjadi Taman Rekreasi

image
Gerbang masuk TPA Kota Pati


Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik disini: BERKAH DARI SAMPAH


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota Pati, Jawa Tengah, berbeda dengan TPA tempat lain. Di sini tempatnya rapi, bersih, ada rusa, kera, sapi, merak, dan binatang-binatang lain. Ada juga pusat pembuatan kompos dan pengolahan sampah plastik menjadi solar. Tidak tercium bau busuk menyengat. Orang-orang datang ke TPA ini bukan mau buang sampah, tetapi mau berekreasi.

TPA Sampah Pati memiliki konsep yang berbeda dengan TPA-TPA lain. Kalau di tempat lain, TPA selalu terkesan kumuh, bau, jorok, dan sumber penyakit, TPA Pati justru kebalikannya. Kalau di tempat lain keberadaan TPA selalu ditentang oleh masyarakat disekitarnya, TPA Pati justru banyak dikunjungi untuk rekreasi. Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang TPA ini, sayangnya tidak ada pengelola yang ‘berwenang’ di sini, dan cuaca gerimis, jadi tulisan ini hanya laporan ‘pandangan mata’ saja.

image
Lokasi TPA kota Pati. Hanya 7 km dari alun2 kota Pati.

TPA Kota Pati berada di desa Sukorejo, kec. Margirejo, Pati. Jaraknya kurang dari 7 km dari pusat kota. Saya tidak tahu sejak kapan TPA ini mulai beroperasi. Kalau dilihat dari tumpukan sampahnya sepertinya belum cukup lama. Di gerbang pintu masuknya terdapat tulisan besar “Selamat Datang di TPA Pati”.  Masuk ke TPA ini seperti tidak masuk ke tempat pembuangan sampah. Tempatnya bersih. Jalan masuknya rapi. 
Kalau Anda datang dengan membawa mobil atau motor, disediakan tempat parkir yang cukup luas. Tempat parkirnya masih tanah, ketika musim hujan seperti ini tanahnya lembek. Jadi hati2 memilih tempat parkir, jangan sampai terjebak di lumpur. Tidak jauh dari tempat parkir terdapat lapangan yang cukup luas. Lapangan ini bisa dijadikan tempat berolah raga atau camping. Di pingir lapangan terdapat gazebo untuk berteduh.

Ketika saya berkunjung ke TPA ini tidak banyak orang yang datang. Terlihat beberapa remaja naik motor berboncengan dan motor2 trail yang lewat melintas. Mungkin karena cuaca yang mendung dan hujan, jadi pengunjungnya sedikit. Menurut pedagang yang berjualan di lokasi TPA, penunjung biasanya banyak di sore hari dan hari minggu/hari libur.

Berseberangan dengan tempat parkir, terdapat kandang rusa. Ada cukup banyak rusa yang dipelihara di tempat ini. Anda bisa memberi makan rusa dengan rumput, wortel, atau sayuran, seperti orang2 yang memberi makan rusa2 di istana Bogor. Ada beberapa kandang rusa, salah satu kandang berisi rusa jantan yang besar.

Di lokasi sekitar kandang rusa terdapat pepohonan yang besar dan tinggi. Pohon2nya cukup banyak. melihat besarnya pohon ini kemungkinan pohon ini sudah berumur puluhan tahun dan sudah ada sebelum TPA ini dioperasikan.

Di sebelah kandang rusa ada beberapa kandang yang berisi kera. Pengunjung biasanya melempar kacang atau biskuit untuk kera2 ini. Tidak jauh dari kandang monyet terdapat beberapa kurungan besar yang berisi burung merak. Ada juga angsa, enthok dan burung dara yang dibiarkan bebas. Di dekat kandang2 binatang itu juga disediakan arena bermain untuk anak2, seperti: ayunan dan plosotan. Ada juga tempat duduk yang cukup nyaman untuk menikmati binatang2 ini. 
Di dekat kandang rusa, terdapat bangunan yang berisi mesin2 untuk membuat kompos dan pupuk organik. Di tempat yang sama juga terdapat mesin2/peralatan pirolisis untuk mengolah sampah plastik menjadi minyak solar. Sayangnya mesin2 ini sedang tidak beroperasi.

Berjalan lebih ke dalam di sisi kiri, terdapat areal luas yang ditanami beberapa tanaman buah2an. Namun, tanamannya masih pendek2 dan belum berbuah. Dari denah lokasi TPA, areal ini adalah areal kebun buah. Jika tanamannya sudah besar dan berbuah, areal ini akan menjadi area favorit pengunjung. Di TPA ini juga terdapat tempat pembibitan tanaman. Saya lihat tidak banyak bibit yang ada di tempat ini. Hanya ada beberapa bibit, sepertinya bibit durian.

Berjalan terus ke arah belakang terdapat kandang sapi dan kandang kambing. Ada sekitar 6 ekor sapi yang dipelihara. Sapi2 ini dirawat cukup baik. Makanannya rumput segar, tidak seperti di TPA lain yang diberi makan ‘sampah’. Saya tidak tahu berapa jumlah kambing yang dipelihara, karena posisinya sulit dijangkau.

Berjalan terus ke belakang terdapat instalasi pengolahan lindi sampah. Ada beberapa bak2 dan kolam pengolahan. Lindi seperti ini bisa menghasilkan biogas, dan sisanya bisa diolah lagi menjadi pupuk cair. Posisi kolam pengolahan lindi berada di bawah yang curam. Di sisi kanan kirinya terdapat ‘gunung sampah’.

Semakin dekat dengan tempat penimbunan sampah bau menyengat mulai tercium. Mungkin karena sedang musim hujan, sampah menjadi basah dan baunya semakin menyengat. Beberapa waktu sebelumnya saya pernah datang di musim kemarau, baunya tidak menyengat seperti ini.
Di salah satu ‘gunung sampah’ terdapat instalasi pipa2 pralon yang ditanam ke dalam tumpukan sampah. Saya menduga instalasi ini adalah instalasi untuk menangkap biogas (methane capture). Biogas yang diambil ditampung dan dialirkan ke warung2 yang berada di dekat tempat parkir.
Di dekat lokasi penimbunan juga mulai terlihat tumpukan2 plastik yang sudah disortir dan sebagian sudah dikemas. Beberapa pemulung terlihat sedang bekerja merapikan plastik2 tersebut. Jumlah pemulung tidak banyak, hanya beberapa orang saja. Di TPA tempat lain jumlah pemulungnya sampai ratusan orang.

TPA Pati memang tidak seperti taman yang indah di kota2 besar. Pengelolaannya dan perawatannya belum maksimal. Namun, TPA ini menawarkan konsep yang bagua sekali. Andaikan TPA ini dikelola dengan baik bisa menjadi percontohan untuk TPA-TPA lain di Indonesia.

Artikel lain tentang sampah, silahkan klik di link ini: BERKAH DARI SAMPAH

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

Jalur sepeda cross country di Pati

Jalur sepeda cross country di Pati yang menantang. Melewati kebun singkong, tebu, hutan jati, hutan bambu, peternakan lebah, dan menyebrangi sungai. Ada tanjakan yang bisa untuk uji ketahanan. Turunannya pun mengasikkan. Jalurnya tidak terlalu jauh, tidak lebih dari 20 km. Cukup untuk mencari keringat sambil menikmati pemandangan.

Setiap pulkam aktivitas yang saya sukai adalah bersepeda dengan anak-anak. Selain menyehatkan, bersepeda juga bisa untuk rekreasi. Kali ini kami mencoba rute baru yang belum pernah kami lewati. Malam hari saya dan Royan sudah merencanakan rute yang akan kami lalui dengan bantuan Google Maps.

Kali ini Abim agak malas-malasan ikut. Dia maunya bersepeda ke waduk Gembong, karena sebelumnya belum sampai dan kami pulang karena kehujanan di tengah jalan. Pagi hari selepas sholat subuh, Abim kembali memeluk gulingnya. Meskipun sudah kami bujuk2 untuk ikut bersepeda. Akhirnya hanya saya dan Royan yang bersepeda.

Berikut ini rute yang kita tempuh. Saya tampilkan screenshoot dari Google Maps. Sengaja saya tampilkan dalam beberapa gambar agar tampak lebih jelas.

image

Peta 1. Rute dimulai dari lapangan Joyo.
Continue reading

Kuliner Khas Pati; Sego Gandul Gajah Mati & Soto Kemiri

Setiap daerah memiliki masakan khas yang bisa mengoyang lidah, termasuk Pati, kota kecil di pesisir utara Jawa Tengah. Pati memiliki kuliner khas yang tidak ditemukan di kota-kota lain, yaitu: Soto Kemiri dan Nasi Gandul Ds Gajah Mati.

Sego Gandul Gajah Mati

Sego Gandul Gajah Mati

Sego Gandul dari desa Gajah Mati, kuliner khas Pati

Namanya Sego Gandul, tapi jangan terkecoh dengan namanya. ‘Gandul’ dalam bahasa jawa artinya adalah buah pepaya, sedangkan ‘sego’ artinya adalah nasi. Namun sego gandul bukanlah nasi pepaya. Sego Gandul adalah nasi yang diberi masakan daging kuah.

Daging sapi yang telah dibubui dan dimasak tersedia di meja dengan berbagai pilihan, seperti empal, kulit, hati, lidah, paru, dan telur rebus. Daging-daging dan telur itu telah direbus dengan bumbu yang menurut saya seperti bumbu bacem. Pembeli memilih daging mana yang disukai. Daging pilihan itu akan dipotong-potong dengan gunting, diletakkan di atas nasi putih, diberi kecap manis, bawang merah goreng, dan sambel kalau suka pedas. Kuahnya adalah kuah santan yang sangat kental berwarna coklat kemerahan, seperti kuah gulai atau coto makasar. Kuah ini nikmat dengan rasa kaldu sapi yang dibuat dengan merebus lemak, tulang, tulang kaki atau kikil. Kuah kental itu diguyurkan ke atas nasi dan potongan daging tadi.

Piring tempat makannya diberi lapisan selembar daun pisang. Daun pisang ini memberi citarasa yang khas pada sego gandul. Makannya bisa menggunakan sendok logam atau sendok daun pisang alias ‘suru’. Daun pisang disobek beberapa centi lebarnya, kemudian dilipat dan ditekuk sedemikian rupa sehingga bisa untuk menyendok nasi.

Sego Gandul memiliki citarasa asli Jawa Tengah yang terkenal gurih dan manis. Kuahnya yang kental menambah kuat rasa dagingnya. Sego gandul sangat nikmat dimakan dalam kondisi panas dan dipadu dengan tempe goreng atau krupuk.

Warung sego gandul biasanya diberi embel-embel tulisan ‘Asli Gajah Mati’. Memang sego gandul ini berasal dari Ds Gajah Mati, salah satu desa di sisi timur kota Pati yang dekat dengan terminal bis. Di pingir-pingir jalan desa ini memang banyak dijumpai warung sego gandul. Kini warung sego gandung tidak hanya ada di desa Gajah Mati. Warung sego gandul hampir bisa ditemui di semua ruas jalan kota Pati, terutama ruas jalan utama. Jika Anda kebetulan sedang lewat kota Pati via jalur pantura, rasanya kurang afdhol jika tidak mampir makan sego gandul.
Continue reading

Kecap Uenak Tenan dari Pati

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau di kota Pati ada kecap yang uenakkk tenan. Namanya Kecap Tiga Keong. Kecap manis dengan citarasa spesial. Rasanya manis, gurih, dan ada citarasa khas yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Kecap ini cocok untuk penyedap masakan, sepertI nasi goreng atau tumis. Kecap ini enak juga untuk makan krupuk, tahu goreng, atau tempe goreng. Satu ‘dhulit’ saja sudah cukup membuat lidah bergoyang.

Proses pembuatan kecap in masih mempertahankan teknik asli pendirinya. Proses memasaknya masih menggunakan wajan besar dengan kayu bakar. Fermentasinya juga masih menggunakan gentong khusus. Tidak ada bahan pengawet sama sekali yang ditambahkan.
Continue reading

Puisinya Abim: Tamanku

Anakku yang nomor dua, Dedek Abim alias Ibrahim (8 tahun), mulai belajar menulis. Anaknya periang, sensitif, dan sedikit romantis. Hari ini dia mengirimkan puisi gubahannya yang pertama via Skype. Ini dia puisinya:

Tamanku

tamanku kau bersih sekali,
aku lihat burung bernyanyi riang,
tidak ada sampah dimana – mana,
tamanku kau indah sekali,
karena kubersihkan setiap hari.

Pati, 30 Oktober 2010
Abim

100_1154

Ayam Bakar Mbah Saliyan, Resep Rahasia Keluarga

ayam bakar mbah saliyan

Resep ayam bakar sudah banyak sekali, tetapi rasanya tidak ada yang seperti resepnya Mbah Saliyan. Resep keluarga yang sudah jarang dipraktekkan. Rasanya enak banget.

Resep ini adalah resep rahasia keluarga istriku. Nenek kami tinggal di kampung saliyan, karena itu kimi sering memanggilnya Mbah Saliyan. Mbah Saliyan punya resep ayam bakar yang sangat nikmat. Ayam bakar ini hanya disajikan di acara-acara spesial saja dan selalu jadi sajian favorite keluarga, seperti awal Ramadhan, lebaran, atau acara kumpul-kumpul keluarga.

Mbah Saliyan sudah lama sekali meninggal. Tidak banyak yang ditinggali resep ayam bakar ini. Salah satu anak/cucu yang masih punya catatan resep Mbah Saliyan adalah bapak mertuaku. Bapak masih menyimpan sobekan kertas berisi tulisa tangan resep rahasia ini. Biasanya, puasa hari pertama, kami akan meraktekkan lagi resep rahasia keluarga ini.

ayam bakar mbah saliyan
Continue reading