Tag Archives: rekreasi

Rekreasi di Situ Gede, Dramaga, Bogor

Situ Gede, Dramaga, Bogor

Situ Gede, Dramaga, Bogor

Di Kota Bogor, selain Kebun Raya Bogor (KRB), masih ada danau dan hutan kecil yang masih terawat dengan baik dan bisa menjadi tujuan wisata keluarga yang menarik dan murah. Letaknya tidak jauh dari pusat kota Bogor, hanya sekitar 10 km saja. Situ Gede adalah nama danau (situ = danau) yang sekelilingnya ada hutan penelitian. Situ Gede cocok untuk rekreasi alam, rekreasi air dan mancing, atau asik juga untuk lokasi main sepeda XC (croos country).

Situ Gede, Dramaga, Bogor

Situ Gede, Dramaga, Bogor

Continue reading

Jalan-jalan ke Kebun Raya Cibodas, Cipanas – Puncak

Kebun Raya Cibodas

Pintu Utama (1) Kebun Raya Cibodas, Cipanas.

Kebun Raya Cibodas, Wisata Alam Alternatif di Wilayah Puncak Bogor

Hari minggu ini kami pergi ke Kebun Raya Cibodas. Sudah lama kami ingin liburan ke sini, tapi baru sekarang terlaksana. Jaraknya sih tidak terlalu jauh dari rumah kami di Bogor. Cuma 48km. Masalahnya buka jaraknya, tapi waktu. Maklum, arah ke Puncak dan Ciboas sudah terkenal macetnya. Pengalaman saya pergi ke Cianjur, Cipanas dan Cibodas, jalur ini sangat macet di akhir pekan dan polisi menerapkan sistem buka tutup. Tipsnya untuk menghindari kemacetan adalah:

  • Harus sudah keluar tol Ciawi sebelum jam 6 pagi.
  • Harus sudah turun ke Bogor dan sampai di pintu tol Ciawi sebelum pukul 6 sore.

Karena itu kami berangkat di pagi buta. Selesai sholat subuh di masjid langsung berangkat. Kami sudah bangun pukul 03.30 pagi. Barang-barang yang mau dibawa sudah disiapkan sejak kemarin malam. Sholat subuh pun sudah dengan pakaian siap berangkat.

Karena masih pagi, jalanan masih cukup lancar. Masuk Tol cuma perlu waktu 20 menit. Keluar tol Ciawi masih pukul 5.30 pagi. Masih lancar. Meski begitu, jalan raya puncak sudah mulai ramai. Kecepatan rata-rata kami cuma 30 km/jam. Alhamdulillah, kami sudah sampai di pintu gerbang Cibodas pukul 06.20 pagi.

Harga Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Masuk ke Kebun Raya Cibodas ada berlapis-lapis tiketnya. Sebel sebenarnya di sini. Pertama ada pungutan dari desa, besarnya di tiketnya Rp.3000 per orang, tapi tambah pungutan PMI Rp. 2000. Jadi total per orang Rp. 5000. Masih ada lagi pungutan untuk mobil. Entah berapa saya lupa.

Berikutnya tiket masuk ke Kebun Raya Cibodas. Ini tiket resmi dari LIPI yang mengelola Cibodas. Menurut saya sih murah. Harga tiket masuknya Rp. 9.500 per orang dan untuk Mobil Rp. 16.000. Tiket ini lebih murah daripada yang di Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Cibodas

Tiket masuk kebun raya Cibodas, Cipanas.

Jam 07.00 pagi loket baru buka. Jadi kami masuk ke pintu gerbang yang pertama kali. Pertama masuk belok ke kiri. Ini pertama kali kami masuk, jadi kami belum tahu tempat-tempat mana yang bagus dan mana yang kurang bagus. Kami berjalan sambil menyusuri taman-taman yang ada. Kalau ada tempat yang bagus kami turun dan bermain-main di situ.

Anak-anak seneng banget bermain-main di taman itu. Terutama Yusuf, dia lari sana-sini, plosotan dan kejar-kejaran dengan kakaknya.

Suasana Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya Cibodas sedikit berbeda dengan Kebun Raya Bogor. Mungkin karena belum tua umurnya. Tanamannya belum terlalu banyak. Beberapa yang unik di tempat ini yang tidak ada di Kebun Raya Bogor adalah koleksi lumut dan koleksi kantung semar. Namun, sayang sekali, ketika kami ke sana, kedua taman ini tutup.

Di Kebun Raya Cibodas juga ada beberapa air terjun. Di Kebun Raya Bogor tidak ada air terjunnya. Airnya pun masih jernih sekali, bisa untuk mandi dan main air. Ketika kami sholat pun wudhu dengan air sungai yang jernih ini.

Kami juga seneng sekali, karena di Cibodas kami bisa membeli tanaman hias. Ada banyak sekali jenisnya. Harganya pun lumayan miring daripada di Bogor. Asalkan kita pintar-pintar menawar saja. Ada berbagai macam kaktus, tanaman bunga, bonsai, sekulen, anggrek dan beberapa jenis tanaman lainnya. Kami memborong banyak sekali tanaman.

Tapi kamu juga sedikit kecewa, terutama dengan pedagang asongan di parkiran Kebun Raya Cibodas. Kami beli kue moci dan straberry. Kecewa banget, karena kue mocinya kecil-kecil. Satu kotak cuma isi lima gelintir yang kecil-kecil. Rasanya nggak karu-karuan. Kapok deh. Sama ketika beli berry-berryan. Kalau pergi ke sana, mendingan tidak usah beli makanan-makanan seperti ini.

Untuk menghindari macet, kami harus keluar dari Kebun Raya sebelum pukul 3 sore. Pertimbanganya, meski jaraknya cuma sekitar 20km ke pintu tol Ciawi, jalan di sini macet. Bener saja, ketika kami keluar masih macet dan masih jalan dua arah. Pukul 3, jalan dibuat satu arah ke bawah saja. Meski begitu, jalanan tetap saja macet. Perjalanan pulang ke rumah kami tempuh dalam waktu 2.5 jam. Artinya 45km/2.5 jam, kecepatannya cuma 18 km per jam. Gila kan.

Tapi kami puas sih main-main ke Cibodas. Kapan-kapan main ke sini lagi, tentunya dengan persiapan yang lebih matang. Kalau bisa dihari kerja, biar tidak macet banget.

Kebun Raya Cibodas

Di salah satu taman di Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya Cibodas

Pemandangan di salah satu taman di Kebun Raya Cibodas, Cipanas

Continue reading

TPA Sampah Kota Pati: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang Menjadi Taman Rekreasi

image
Gerbang masuk TPA Kota Pati


Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik disini: BERKAH DARI SAMPAH


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota Pati, Jawa Tengah, berbeda dengan TPA tempat lain. Di sini tempatnya rapi, bersih, ada rusa, kera, sapi, merak, dan binatang-binatang lain. Ada juga pusat pembuatan kompos dan pengolahan sampah plastik menjadi solar. Tidak tercium bau busuk menyengat. Orang-orang datang ke TPA ini bukan mau buang sampah, tetapi mau berekreasi.

TPA Sampah Pati memiliki konsep yang berbeda dengan TPA-TPA lain. Kalau di tempat lain, TPA selalu terkesan kumuh, bau, jorok, dan sumber penyakit, TPA Pati justru kebalikannya. Kalau di tempat lain keberadaan TPA selalu ditentang oleh masyarakat disekitarnya, TPA Pati justru banyak dikunjungi untuk rekreasi. Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang TPA ini, sayangnya tidak ada pengelola yang ‘berwenang’ di sini, dan cuaca gerimis, jadi tulisan ini hanya laporan ‘pandangan mata’ saja.

image
Lokasi TPA kota Pati. Hanya 7 km dari alun2 kota Pati.

TPA Kota Pati berada di desa Sukorejo, kec. Margirejo, Pati. Jaraknya kurang dari 7 km dari pusat kota. Saya tidak tahu sejak kapan TPA ini mulai beroperasi. Kalau dilihat dari tumpukan sampahnya sepertinya belum cukup lama. Di gerbang pintu masuknya terdapat tulisan besar “Selamat Datang di TPA Pati”.  Masuk ke TPA ini seperti tidak masuk ke tempat pembuangan sampah. Tempatnya bersih. Jalan masuknya rapi. 
Kalau Anda datang dengan membawa mobil atau motor, disediakan tempat parkir yang cukup luas. Tempat parkirnya masih tanah, ketika musim hujan seperti ini tanahnya lembek. Jadi hati2 memilih tempat parkir, jangan sampai terjebak di lumpur. Tidak jauh dari tempat parkir terdapat lapangan yang cukup luas. Lapangan ini bisa dijadikan tempat berolah raga atau camping. Di pingir lapangan terdapat gazebo untuk berteduh.

Ketika saya berkunjung ke TPA ini tidak banyak orang yang datang. Terlihat beberapa remaja naik motor berboncengan dan motor2 trail yang lewat melintas. Mungkin karena cuaca yang mendung dan hujan, jadi pengunjungnya sedikit. Menurut pedagang yang berjualan di lokasi TPA, penunjung biasanya banyak di sore hari dan hari minggu/hari libur.

Berseberangan dengan tempat parkir, terdapat kandang rusa. Ada cukup banyak rusa yang dipelihara di tempat ini. Anda bisa memberi makan rusa dengan rumput, wortel, atau sayuran, seperti orang2 yang memberi makan rusa2 di istana Bogor. Ada beberapa kandang rusa, salah satu kandang berisi rusa jantan yang besar.

Di lokasi sekitar kandang rusa terdapat pepohonan yang besar dan tinggi. Pohon2nya cukup banyak. melihat besarnya pohon ini kemungkinan pohon ini sudah berumur puluhan tahun dan sudah ada sebelum TPA ini dioperasikan.

Di sebelah kandang rusa ada beberapa kandang yang berisi kera. Pengunjung biasanya melempar kacang atau biskuit untuk kera2 ini. Tidak jauh dari kandang monyet terdapat beberapa kurungan besar yang berisi burung merak. Ada juga angsa, enthok dan burung dara yang dibiarkan bebas. Di dekat kandang2 binatang itu juga disediakan arena bermain untuk anak2, seperti: ayunan dan plosotan. Ada juga tempat duduk yang cukup nyaman untuk menikmati binatang2 ini. 
Di dekat kandang rusa, terdapat bangunan yang berisi mesin2 untuk membuat kompos dan pupuk organik. Di tempat yang sama juga terdapat mesin2/peralatan pirolisis untuk mengolah sampah plastik menjadi minyak solar. Sayangnya mesin2 ini sedang tidak beroperasi.

Berjalan lebih ke dalam di sisi kiri, terdapat areal luas yang ditanami beberapa tanaman buah2an. Namun, tanamannya masih pendek2 dan belum berbuah. Dari denah lokasi TPA, areal ini adalah areal kebun buah. Jika tanamannya sudah besar dan berbuah, areal ini akan menjadi area favorit pengunjung. Di TPA ini juga terdapat tempat pembibitan tanaman. Saya lihat tidak banyak bibit yang ada di tempat ini. Hanya ada beberapa bibit, sepertinya bibit durian.

Berjalan terus ke arah belakang terdapat kandang sapi dan kandang kambing. Ada sekitar 6 ekor sapi yang dipelihara. Sapi2 ini dirawat cukup baik. Makanannya rumput segar, tidak seperti di TPA lain yang diberi makan ‘sampah’. Saya tidak tahu berapa jumlah kambing yang dipelihara, karena posisinya sulit dijangkau.

Berjalan terus ke belakang terdapat instalasi pengolahan lindi sampah. Ada beberapa bak2 dan kolam pengolahan. Lindi seperti ini bisa menghasilkan biogas, dan sisanya bisa diolah lagi menjadi pupuk cair. Posisi kolam pengolahan lindi berada di bawah yang curam. Di sisi kanan kirinya terdapat ‘gunung sampah’.

Semakin dekat dengan tempat penimbunan sampah bau menyengat mulai tercium. Mungkin karena sedang musim hujan, sampah menjadi basah dan baunya semakin menyengat. Beberapa waktu sebelumnya saya pernah datang di musim kemarau, baunya tidak menyengat seperti ini.
Di salah satu ‘gunung sampah’ terdapat instalasi pipa2 pralon yang ditanam ke dalam tumpukan sampah. Saya menduga instalasi ini adalah instalasi untuk menangkap biogas (methane capture). Biogas yang diambil ditampung dan dialirkan ke warung2 yang berada di dekat tempat parkir.
Di dekat lokasi penimbunan juga mulai terlihat tumpukan2 plastik yang sudah disortir dan sebagian sudah dikemas. Beberapa pemulung terlihat sedang bekerja merapikan plastik2 tersebut. Jumlah pemulung tidak banyak, hanya beberapa orang saja. Di TPA tempat lain jumlah pemulungnya sampai ratusan orang.

TPA Pati memang tidak seperti taman yang indah di kota2 besar. Pengelolaannya dan perawatannya belum maksimal. Namun, TPA ini menawarkan konsep yang bagua sekali. Andaikan TPA ini dikelola dengan baik bisa menjadi percontohan untuk TPA-TPA lain di Indonesia.

Artikel lain tentang sampah, silahkan klik di link ini: BERKAH DARI SAMPAH

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image