Tag Archives: Ibrahim

Royan dan Ibrahim belajar ice skating

Puisinya Abim: Tamanku

Anakku yang nomor dua, Dedek Abim alias Ibrahim (8 tahun), mulai belajar menulis. Anaknya periang, sensitif, dan sedikit romantis. Hari ini dia mengirimkan puisi gubahannya yang pertama via Skype. Ini dia puisinya:

Tamanku

tamanku kau bersih sekali,
aku lihat burung bernyanyi riang,
tidak ada sampah dimana – mana,
tamanku kau indah sekali,
karena kubersihkan setiap hari.

Pati, 30 Oktober 2010
Abim

100_1154

Ibrahim dan Royan di Taman Reptil

100_1154Ibrahim suka dengan binatang. Hampir semua binantang dia suka. Ibrahim suka menangkap belalang, kupu-kupu, bahkan capung yang sulit ditangkap dia bisa menangkapnya. Dia juga tidak takut atau jijik dengan cacing, luwing (kaki seribu), dan kepiting. Ibrahim juga punya buku yang banyak sekali tentang binatang. Saat liburan sekolah, kami sempat bermain di Taman Reptil, Purbalingga. Ibrahim senang sekali. Di sini ada pengalaman yang menarik sekali, ternyata Ibrahim juga tidak takut dengan ular.

Ceritanya waktu itu kami pergi ke Purwokerto untuk menghadiri acara reuni di kampus Fakultas Biologi, Unsoed. Ibrahim sempat bertemu dengan Mas Imung, temanku yang jadi pendongeng cerita anak-anak di Banyumas. Mas Imung menceritakan kalau di Purbalingga ada Taman Reptil, pasti Abim suka. “Di sana ada ular yang boleh dipegang, lho..”, lanjut Mas Imung. Ibrahim senang sekali dan merengek-rengek minta di antar ke Taman Reptil.
Continue reading

Royan dan Ibrahim

Punya dua anak laki-laki yang umurnya berdekatan cukup repot juga. Hampir tiap hari mereka berantem. Membuat Umminya sewot melulu. Rasanya mereka selalu meributkan apa saja. Hal-hal sepele bisa menjadi pemicu pertengkaran mereka. Royan yang gede suka usil dan mengoda adiknya. Adiknya usil juga, tetapi cengeng, sedikit-sedikit menangis. Tapi pertengkran ini pertengakaran anak kecil. Meskipun mereka bertengkar hebat, sebentar kemudian sudah main bersama lagi.

Kalau diperhatikan sebenarnya mereka saling menyayangi. Pernah iseng-iseng aku bertanya pada Royan, apakah dia sayang saya abim adiknya. Dia berkata, “Ya iya..lah…, masa ya…iya…dong…, katanya sambil nyengir. Lalu aku lanjutkan lagi, “Kenapa sering usil sam adikmu?”. Royan hanya nyengir aja.

Di lain waktu gentian kutanya adiknya,” Sebenarnya dedek Abim sayang tidak sama Mas Royan?”.

Abim menjawab,”Sayang sih…”.

“Kenapa berantem melulu saya Mas Royan…????”, kataku lagi. Seperti biasa Abim hanya nyengir aja.

Dasar anak-anak.

Continue reading