Alhamdulillah. Royan senang sekali. Benih lithops yg ditanamnya sudah mulai tumbuh. Sebagian benih sudah mulai tumbuh pada usia 5-7 hari setelah semai. Bentuknya masih kecil-kecil dan mungil. Meski kecil, sudah terlihat jika tanaman kecil ini adalah bibit lithops. Ciri khasnya jelas terlihat.
Ternyata menanam benih lithops atau living stone tidak lah sulit. Hanya perlu kesabaran dan ketekunan.
Semoga tanaman-tanaman mungil ini bisa tumbuh besar menjadi tanaman living stone yang unik dan indah.
Bonsai adalah tanaman hias yang unik. Bonsai dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai miniatur tanaman besar-besar yang di hutan. Bonsai ini mengobati kerinduan orang akan suasana berada di hutan belantara. Bagi orang-orang tertentu, tanaman besar yang kokoh tampak menarik dan artistik. Namun, ada sebagian orang juga yang takut dengan tanaman yang besar-besar.
Bonsai ini dibuat seperti tanaman yang besar-besar itu, tetapi bentuk dan ukurannya mini. Karena ukurannya mini, bonsai tidak makan tempat dan bisa diletakkan di dalam ruangan. Kami memiliki tiga koleksi tanaman bonsai yang masin di-training, bonsai mini yang belum jadi. Kami pilih yang berukuran kecil, karena rumah kami kecil. Tidak banyak ruangan yang kami miliki. Bonsai mini ini bisa diletakkan di teras kami yang tidak begitu luas. Bonsai ini juga bisa diletakka di meja tamu atau di rak buku.
Merawat bonsai susah-susah gampang, apalagi kami tidak punya pengalaman membuat bonsai. Pernah bonsai kami daunnya menjadi besar-besar. Setelah kami tanyakan ternyata bonsainya kebanyakan pupuk. Bonsai dibuat sedemikian rupa sehingga tumbuhnya sangat lambat dan kerdil, jadi tidak perlu banyak pupuk. Tanahnya pun dibuat minimalis.
Punya tanaman bonsai asik juga. Kalau kami bosan tinggal lihat-lihat tanaman bonsai ini sambil membayangkan sedang berada di alam liar atau hutan belantara. Asik. Coba saja.
Punya uang kertas Rp. 1000. Pernahkan Anda perhatikan uang kertas itu? Apakah ada yang unik?
Secara kasat mata seperti tidak unik dari uang seribu rupiah ini. Namun, kalau dilihat dengan kaca pembesar ada yang unik di gambar Kapitan Patimura. Ternyata kancing baju Kapitan Patimura seperti gambar tersenyum.
Entah di sengaja atau tidak gambar kancing ini dibuat tersenyum. Mungkin si seniman yang mengambar kertas uang ini mau ‘meninggalkan jejak’. Mungkin juga gambar kancing tersenyum ini sebagai tanda. Atau mungkin hanya iseng belaka.
Royan yang pertama kali menemukan keunikan uang seribu rupiah ini. Royan sedang senang mengamati apa saja dengan kaca pembesar atau mikroskop.
Kemarin hari kamis tanggal 28 oktober 2010 aku pergi ketaman kota bersama teman -teman sekolah. Di sana aku melihat monyet dan rusa. Di sana juga ada pohon yg bisa di panjat. Setelah puas bermain kamipun akan makan makanan yg kami bawa. Jika sudah kenyang kami akan pulang kerumah masing -masing.
Beda dengan adikknya yang suka menyanyi dan menulis puisi. Mas Royan, anakku yang nomor 1, juga sering menulis. Dia suka menulis pengalamannya di buku khusus. Pernah dia menulis sampai 500 kata, satu kata perbaris. Tulisannya ada yang lucu, ada juga yang mengharukan. Tulisannya di atas sudah ada sedikit kemajuan. Karena dia menulis satu paragraf.
Teruslah menulis anakku….!!!!
Kamis siang sekitar jam 10.30 ada sms masuk, dari orang rumah. Begini isi sms-nya:
”Bi masroyan pulang sekolah sendiri. dedeabim”, yang nulis Dedek Abim. Lalu aku tanya ”Kenapa pulang sendiri’. Rupanya Mas Royan sendiri yang jawab, ”Ummi lama banget, jadi mas Royan pulang sendiri”.
Kaget juga aku, lalu aku tanya: ”Naik apa?”
”Ngak naik apa-apa”
”Lho..dengan siapa pulangnya?”
”Sendiri aja”.
Setengah percaya setengah tidak ketika aku membaca sms dari anak pertamaku ini. Berarti dia harus berjalan sekitar 2 km dari sekolah sampai ke rumah.
Ketika sekolah di TK Al May, Mas Royan dan Dedek Abim berangkat dengan diantar jemputan. Sopir jemputan itu bernama Pak Yakub. Pak Yakub sangat baik dengan anak-anak, termasuk Mas Royan dan Dedek Abim. Mas Royan selalu semangat ketika dijemput oleh Pak Yakub. Ternyata ada rahasia di balik semangatnya Mas Royan tersebut.
Jam tujuh kurang biasanya Pak Yakub sudah datang menyemput Mas Royan dan Dedek Abim. Penjemputan biasanya digilir. Misalnya minggu ini dimulai dari rumah kami, terus menuju Perum Villa Ciomas, baru menuju ke Perum Pondok Kencana, lokasi sekolah TK Al May. Minggu depan giliran pertama adalah Perum Villa Ciomass, Bumi Panggugah, baru menuju ke Pondok Kencana. Apabila mendapat giliran pertama dijemput biasanya Mas Royan duduk di depan, di samping Pak Yakub.
Punya dua anak laki-laki yang umurnya berdekatan cukup repot juga. Hampir tiap hari mereka berantem. Membuat Umminya sewot melulu. Rasanya mereka selalu meributkan apa saja. Hal-hal sepele bisa menjadi pemicu pertengkaran mereka. Royan yang gede suka usil dan mengoda adiknya. Adiknya usil juga, tetapi cengeng, sedikit-sedikit menangis. Tapi pertengkran ini pertengakaran anak kecil. Meskipun mereka bertengkar hebat, sebentar kemudian sudah main bersama lagi.
Kalau diperhatikan sebenarnya mereka saling menyayangi. Pernah iseng-iseng aku bertanya pada Royan, apakah dia sayang saya abim adiknya. Dia berkata, “Ya iya..lah…, masa ya…iya…dong…, katanya sambil nyengir. Lalu aku lanjutkan lagi, “Kenapa sering usil sam adikmu?”. Royan hanya nyengir aja.
Di lain waktu gentian kutanya adiknya,” Sebenarnya dedek Abim sayang tidak sama Mas Royan?”.
Abim menjawab,”Sayang sih…”.
“Kenapa berantem melulu saya Mas Royan…????”, kataku lagi. Seperti biasa Abim hanya nyengir aja.
Mas Royan, anakku yang paling besar, sering menanyakan hal-hal yang sulit untuk dijawab atau sulit untuk menjelaskan pada anak seumur dia. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaannya, sebagian pertanyaan itu saya tuliskan di bawah ini. Mungkin diantara pengujung blog ini bisa membantu saya menjawabnya. Continue reading →
Saya dan istri mencoba untuk mengajarkan ke anak-anak kami gemar membaca. Kami biasa memberikan hadiah berupa buku-buku kepada anak-anak. Karena anak kami masih kecil-kecil, buku yang kami beli adalah buku-buku yang banyak gambarnya dan penuh warna-warni. Beberapa waktu yang lalu saya membelikan tiga buku untuk anak-anakku dengan tema dinosaurus. Buku-buku ini adalah buku seri Aku Cinta Dinosaurus yang diterbitkan oleh salah satu penerbit terkemuka di Indonesia. Dua anak kami yang masih kecil, Ar Royan ( 5 tahun) dan Abim (4 tahun), sangat senang membaca buku-buku ini.
Kalau Anda tertarik dengan tulisan di blog ini dan berniat untuk meng-copy-nya serta menyebarluaskannya. Jangan malu-malu, copy aja langsung atau save as lewat menu bar. Boleh diubah, dimodifikasi, dan diperkaya, asal tetap mencantumkan credit-nya dan alamat URL-nya. Diperbolehkan selama untuk tujuan kebaikan, tidak melanggar hukum, norma-norma etika dan kesulilaan, tidak menyinggung SARA, dan BUKAN UNTUK TUJUAN KOMERSIAL. Yang terakhir ini harus bayar Royalti ;). Jika Anda memiliki sesuatu yang ingin ditambahkan, koreksian, komplain, bantahan, protes, gugatan, atau yang lainnya, silahkan masukkan di kolom komentar. Kalau Anda merasa bahwa isi blog bermanfaat, silahkan berbagi dengan yang lain. Silahkan klik icon-icon berbagi yang ada di bawah setiap artikel.