Limbah Bioetanol
Tahun yang lalu ketika ‘booming’ bioetanol, banyak orang yang berlomba-lomba memproduksinya. Pelatihan-pelatihan bioetanol diadakan di mana-mana dan hampir selalu penuh pesertanya, meskipun mereka harus membayar dengan cukup mahal. Aku pun sempat mengikuti pelatihan-pelatihan itu. Saya tidak tahu dengan pasti berapa persen dari peserta pelatihan yang akhirnya terjun bener ke bisnis etanol.
Ada satu hal yang masih jadi masalah waktu itu dan belum diselesaikan dengan baik, yaitu masalah limbah pabrik bioetanol. Dalam skala UKM dan pabrik besar, para pembicara selalu menyarankan metode-metode pengolahan limbah yang konvensional. Mereka menyarankan untuk membuat fasilitas IPAL (instalasi pengolahan air limbah) sebelum limbah dibuang ke sungai.
Limbah pabrik bioetanol memang cukup menjadi problem. Limbah ini sangat mengganggu, apapun bahan baku yang digunakan baik molases ataupun singkong. Sebuah pabrik etanol di cirebon pernah tutup gara-gara tidak bisa mengolah limbah dengan baik. Pabrik bioetanol dari singkong yang ada di Cilegon pun mengalami masalah yang sama. Pengrajin etanol di desa bekonang bahkan membuang air limbahnya begitu saja di parit-parit sawah.
Limbah bioetanol dengan bahan baku molases hanya limbah cair. Volume limbah ini cukup besar. Jumlahnya dapat mencapai 90% dari volume cairan fermentasi. Sedangkan limbah bioetanol dari singkong ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair. Volume limbah padat kurang lebih mencapai 14% dari jumlah singkong yang diolah. Kalau volume limbah cairnya sama seperti volume limbah dari molases.
Produsk Samping yang Jadi Produk Utama
Limbah bioetanol memiliki nilai ekonomi yang sangat potensial. Limbah cair bioetanol bisa diolah menjadi pupuk organik cair atau POC (seperti yang sudah saya jelaskan pada posting sebelumnya). Bahkan jika dihitung dari nilai ekonominya, POC memiliki harga yang lebih tinggi dari etenolnya sendiri yang merupakan produk utama.
Contoh gampangnya begini. Pabrik bioetanol dengan bahan baku molases. Volume fermentat yang diolah kurang lebih 5000 L. Etanol yang dihasilkan sebanyak 400L. Berarti limbah cairnya sebanyak 4600L.
Harga Etanol kurang lebih Rp. 20.000/L. Berarti omzetnya sebesar Rp. 8.000.000,-. Sedangkan POC dapat dijual dengan harga Rp. 20.000/L. Berarti omzetnya sebesar Rp. 92.000.000,-. Harga-harga tersebut adalah harga kasar. Harga POC bisa bervariasi, kalau dilihat di pasaran POC bisa dijual sampai harga Rp. 30.000/L. Pasaran pupuk organik cair sangat besar sekali, apalagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pemakaian pupuk organik dan masyarakat juga sedang demam produk-produk organik.
Jadi kalau dilihat dari nilai omzetnya saja sebenarnya POC justru bisa jadi produk utama, karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Etanol dari singkong juga menghasilkan limbah padat selain limbah cair. Limbah padat ini sama seperti limbah padat pada pabrik tepung tapioka, yaitu onggok. Saat ini onggok bukan jadi limbah lagi. Onggok bisa dijual dengan harga yang cukup lumayan. Onggok kering bisa dijual dengan harga kurang lebih Rp. 1.600/kg.
Kunci Keberhasilan Mengolah Limbah/Produk Samping Bioetanol
Keberhasilan mengolah limbah cair menjadi POC terletak pada proses pengolahan yang dilakukan untuk menghasilkan POC. Apabila POC yang dihasilkan berkualitas baik dan hasilnya terbukti di lapangan, maka pasar akan terbuka sangat lebar sekali. Tetapi jika produknya tidak memberikan pengaruh apa-apa pada tanaman, maka akan gagal di pasaran.
Demikian pula untuk limbah padat. Kalau tahapan pengolahan singkong tidak dirancang dengan baik, limbah padatnya tidak akan laku dipasaran. Saya lihat proses yang dilakukan di sukabumi prosesnya kurang baik. Limbah padatnya tidak bisa dijual sebagai onggok kering.
Jadi perlu ada sedikit modifikasi pada alur proses pembuatan bioetanol, baik dari molases maupun dari singkong agar dapat menghasilkan produk samping yang potensial.
Wau bioetanol ya?
Kok mirip ya dg yg mau q buat
Kalau yang dari kotoran sapi itu termasuk tidak kang?
Kotoran sapi maksudnya kecing sapi. Memang kencing-kencing ini kalau dikumpulkan bisa juga jadi pupuk organik cair.
Boleh dicoba….buat teman-teman yang peduli pertanian organik. Tanaman Pangan tidak harus bentrok dengan tanaman energi kan? 🙂 coba deh… dari limbah jamu…
Pupuk Jamu= Pupuk Ajaib! Murni Organik merk HERBAFARM, jaminan mutu kualitas sangat ok, bisa meningkatkan hasil Panen, Memperbesar Buah, Mempercepat Panen, dan Hemat. Petani Indonesia Makmur! Hanya 57rb/liter. 1 hektar hanya butuh 3 liter.
berapa biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan limbah etanol itu mas ?
Murah sekali. Yang jelas, sudah ada yang berhasil menjual dengan harga 5 kali dari biaya produksinya.
konkritnya berapa mas….
bioetanol boleh juga tuh….. tapi mas saya tertarik dgn pembuatan etanol berbahan baku dari tebu. bisa bantu saya ngga ya informasinya. trims
Sudah ada, silahkan dicari di posting yang lain.
saya tertarik dengan pupuk organik dari limbah bio etanol. saya punya limbah bio etanol dari tetes tebu. jika ada yang bisa mengolah jadi pupuk organik dan ada pasarnya . . . ok bisa join. tks
Salam sejahtera,
apakah hasil POC dari limbah Etanol tadi dalam proses finising dapat kita campurka ZPT Auksin, giberelin, sitokinin?
Pencampuran tersebut apakah tidak merusak kandungan dari POC tersebut?
thanks
Sejauh yang saya tahu, kebanyakan POC diberi ZPT, dan selama ini masih baik-baik saja. Saya belum tahu efek jangka panjangnya, apakah lebih baik atau tidak.
salam kenal mas Roi ,mohon saran kalau kita mau produksi ethanol dari singkong ,utk onggok yg punya nilai jual sebaiknya proses spt apa tks wass
Salam kenal juga. Onggok biasanya diperas, lalu dikeringkan, baru dijual. Pabrik punya spesifikasinya, tp sy tidak punya informasi lengkapnya.
mas roi bagaimana cara membuat poc yg paling bagus dari limbah ethanol yg terbuat dari singkong ,apakah harus ditambahkan efectiv micro organisma atau bagaimana ? sekali lagi mohon petunjuk tks
Coba baca2 dipodting yg lain. Sy tdk bisa menjelaskannya scr terbuka.
nah, trus ngolah limbah bioetanol-nya itu jadi POC gimana ya? parameter apa aja yang bisa diuji? trims
kenapa ga di usulun aja sebagai pengganti pupuk urea yang harga subsidinya udah mencapai 18Triliun/tahun??
Usul mah sdh banyak yg usul. Bisnis pupuk urea bisnis raksasa. Banyak kepentingan. Tdk mudah lawan raksasa. Usulnya paling masuk tong sampah.
poc nya bisa di jual kemana ya, ada yang nampung ga?
assalamualaikum Wr. Wb …
mau tanya ni,,
apakah ada efek terhadap tanah jika tanah diberikan pupuk organik cair dari limbah bioetanol secara berlebihan ???
terima kasih mas roii …… 🙂
Wa’alaikum salam.
Semua yang berlebihan selalu berefek tidak baik. Kalau POC diberikan dlm jumlah berlebihan kemungkinan tanamannya bisa mati. Apalagi kalau tanamannya tidak tahan asam atau tidak tahan air.
Luar biasa niatnya Bapak bagi kesejahteraan masyarakat dengan berbagi ilmunya. Semoga pembaca seperti saya bisa mempergunakannya. Salam
Terima kasih atas informasinya. Tapi masih bingung hasil produksi akan dijual kemana?
assalamualaikum.. d tmpat saya etnol dri molases limbah pdatnya gk dha yg bsa manfaatin, gmna cra ngolahnya agr bsa d mnfaatkan,?,
Pak Isroi.. menarik sekali tulisannya. Apakah saya bisa mendapatan info tentang komposisi dan karakterisasi limbah cair bioethanol ini ? terimakasih sebelumnya.
Silahkan browsing di internet dengan kata kunci Herbafarm. Itu salah satu contoh POC yang dibuat dari limbah bioetanol.