
Facebook sering jadi ‘kambing hitam’dan lebih banyak disorot sisi negatifnya. Sebenarnya Facebook juga punya banyak manfaat. Ibaratnya pisau bermata dua, ada sisi positif dan ada sisi negatifnya. Kita bisa mengambil banyak sisi positif dari Facebook ini. Salah satunya adalah untuk belajar tentang pertanian.
Bagaimana caranya bisa belajar pertanian di Facebook?
Disadari atau tidak penggunaan Facebook sudah berkembang sangat pesat. Lebih dari hanya sekedar ‘microblogging’ atau ‘update status’ saja. Fasilitas group di FB membuka banyak peluang yang mungkin tidak pernah terpikirkan. Orang-orang yang memiliki minat yang sama kemudian membuat group-group FB tersendiri. Termasuk orang-orang yang bergerak di dunia pertanian. Ada banyak group-group tentang pertanian. Ada yang umum ada, ada yang spesifik, bahkan sangat spesifik. Misalnya saja: Komunitas Petani Cabe Indonesia, Petani Cabe Rawit Indonesia, Komunitas Petani Jahe Indonesia, Gabungan Petani Singkong Indonesia, Petani Kentang Dieng.
Saya mencoba untuk mendaftar ke group-group pertanian itu. Menariknya, anggota group-group itu sebagian besar adalah petani-petani. Ada juga sih yang pedagang, pedagang pupuk, pedagang bibit atau ‘pengembira’ seperti saya. Anggotanya pun mencapai ribuan. Ada yang sampai 50rb anggota. Luar biasa. Ada anggota yang masih ‘newbie’ ada yang sudah ‘expert’ alias ‘ahli’ dan ‘berpengalaman’.
Di sinilah menariknya komunitas-komunitas pertanian tersebut. Diskusinya menjadi konstruktif dan bisa menjadi ajang pembelajaran bagi petani. Contohnya saja. Ketika ada masalah mereka posting di Group. Foto-fotonya ditampilkan berikut sedikit keterangan. Anggota-anggota yang lain akan ikut membahasnya. Misalnya tentang penyakit. Akan banyak pembahasan di group-group itu. Intinya bagaimana mengatasi masalah penyakit itu. Apa obatnya, apa penyebabnya, bagaimana penanganannya. Masing-masing akan menyampaikan pengalamannya sendiri-sendiri. Jadi ada tips-tips dan cara-cara penangannan yang sudah teruji sendiri oleh petani. Bukan hanya omongan dari pedagang obatnya saja.
Kalau ada yang berhasil dan tanamannya subur-subur. Biasanya mereka juga akan upload foto-fotonya. Mereka kasih keterangan bagaimana resepnya agar tanamannya bisa tumbuh subur seperti itu. Pakai pupuk apa? Pakai obat apa? Benihnya dari mana? Jenisnya apa? Ditanam di daerah mana? Tinggi tempatnya berapa? Dan masih banyak informasi lainnya.
Petani-petani di Group ini saling berbagi ilmu dan pengalaman. Masing-masing akan saling belajar dan mengajari. Tidak pelit ilmu.
Saya rasa potensi ini harus dikembangkan dan didorong agar bisa lebih mau lagi. Ada banyak alasan group FB ini bisa berkembang di kalangan petani:
– petani-petani sekarang sudah kaya-kaya, HPnya minimal Android dan langganan pulsa internet.
– lintas wilayah dan lintas waktu. Tidak peduli tinggalnya di mana, asalkan ada koneksi internet bisa aktif di Group.
– anggota group bisa siapa saja, Menteri Pertanian pun kalau mau bisa jadi anggotanya.
– bisa jadi ajang jual beli langsung dari petani ke konsumen.
– bisa jadi sarana untuk cek harga dan menentukan harga komoditas pertanian.
Menurut saya Group di Facebook memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan Group di WA (saya tidak pernah punya BBM, jadi tidak bisa membandingkan dengan BBM):
– memudahkan posting foto, video, dokumen, link dan lain-lain,
– memudahkan untuk searching postingan-postingan yang lama-lama,
– bisa menambahkan artikel-artikel/dokumen di tempat khusus, sehingga memudahkan untuk membaca dan belajar.
WA juga memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh FB. Tapi lain kali saja dibahasnya.
Kalau Anda bergerak di dunia pertanian, siapa pun Anda, saya sangat menyarankan untuk ikut dan aktif bergabung di Group-Group dan komunitas di Facebook. Ada sedikit tip dari saya untuk memilih group atau komunitas di Facebook, karena ada puluhan mungkin ratusan group sejenis.
Pertama. Gunakan fasilitas searching/pencarian yang ada di Facebook. Gunakan katan kunci yang spesifik. Di halaman pencarian pilih tab Group. Facebook akan menampilkan semua group yang mengandung kata kunci tersebut. Di daftar itu ada informasi singkat yang bisa digunakan untuk memilih group Facebook, yaitu: nama group, keterangang singkat group, anggota dan teman-teman kita yang sudah menjadi anggota. Saya biasanya melihat terlebih dahulu informasi singkat dan jumlah anggota. Semakin banyak jumlah anggotanya, biasanya semakin aktif group tersebut.

Langkah kedua, adalah melihat isi diskusi di Group Facebook tersebut. Kadang-kadang ada group yang isinya cuma iklan melulu. Nyebelin. Tapi ada group-group yang diskusinya aktif dan bergairah. Jadi cobalah untuk melihat-lihat dan scroll down sampai beberapa minggu sebelumnya. Jangan lupa juga untuk membaca peraturan Group. Dan file-file lain yang mungkin sudah ada di Group tersebut. Kalau Anda merasa cocok silahkan klik Join untuk meminta gabung di Group tersebut.
Setelah gabung sebaiknya Anda ‘kulonuwun’ dulu. Minimal mengucapkan ucapan terima kasih karena sudah diperbolehkan untuk gabung di group tersebut. Berikutnya cobalah untuk aktif. Jadilah pengamat yang sopan terlebih dahulu. Pelajari ‘adat-istiadat’ dan kebiasaan-kebiasaan di group tersebut. Kalau Anda sudah merasa cukup PD, cobalah untuk memposting sesuatu dan melihat bagaimana respon anggota group yang lain.
Biasanya setelah gabung kita akan menapatkan update dari Group ini. Amati dulu selama beberapa waktu. Kalau Anda tidak merasa betah di group ini. Tidak ada salahnya untuk keluar. Saya sering keluar group. Gara2nya sepele: terlalu banyak iklan, promosi, informasi yang tidak sesuai dengan group, dan banyak spammnya (pornografi). Sebel banget.
Potensi pemanfaatan Group Facebook ini belum banyak dieksplorasi oleh instansi-instansi pemerintah, seperti: penyuluh, kelompok tani, gapoktan, BPTP, Dinas Pertanian TK II atau TK I, Badan Litbang Deptan atau kementrian pertanian. Saya lihat ada beberapa group penyuluh pertanian, tetapi isinya bukan tentang dunia pertanian sendiri. Ada juga akun-akun Gapoktan, saya masih belum cukup aktif juga. Pemerintah perlu mendorong agar petani bisa memanfaatkan secara maksimal potensi belajar pertanian dari Group FB ini. Ini bisa jadi bahan kajian menarik bagi orang IT yang kerja di Badang Litbang atau Kementrian Pertanian. Bahkan juga bisa menjadi kajian atau penelitian bagi peneliti di lingkup Badang Litbang Pertanian sendiri. Sayangnya saya bukan ‘orang departemen pertanian’ atau ‘Badang litbang Deptan’. Jadi bisanya cuma ngasih saran saja dan berharap agar tulisan ini ada yang membacanya.
Semoga.
Like this:
Like Loading...