Dominggus Nones: Nggak Lulus SD, Sukses Mengelola 3505 Petani dengan Omzet Rp. 31.5 M

Dominggus Nones

Dominggus Nones, petani pala organik. Tidak lulus SD berhasil mengelola kelompok tani dengan 3505 anggota dan omet Rp. 31 M. (foto koleksi pribadi)

Namamya Dominggus Nones. Beliau adalah salah satu petani pala yang saya kunjungi ketika saya berkunjung di Pulau Halmahera, tapatnya di Kab. Halmahera Utara. Om Minggus perawakannya biasa-biasa saja, tidak jauh berbeda dengan petani-petani pala lain yang saya temui di sini. Om Minggus ini adalah ketua kelompok tani Tarakani yang ada di Kec. Galela Barat.

Om Minggus ini (mungkin) satu2nya ketua kelompok tani yang memproduksi biji pala organik di Indonesia. Kami banyak bertanya2 kepada beliau tentang perkebunan pala di Halmahera Utara. Dan juga tentang kehidupan beliau.

Om Minggus seumuran dengan saya. Belum terlalu tua dan baru memiliki dua anak. Tapi prestasi Om Minggus cukup luar biasa. Setahun yang lalu Om Minggus berhasil mengajak 1205 petani pala di Tobelo untuk membentuk kelompok tani dan memproduksi pala organik. Mengumpulkan ribuah petani bukan perkara mudah, apalagi di Tobelo yang pernah terjadi konflik sara. Petani-petani pala sepakat beliau menjadi ketuanya.

Dominggus Nones Andriko Assegaf

Om Minggus (tengah), Dr. Andriko (kanan) dan Dr. Assegaf (kiri) di saung kebun pala organik. (Foto koleksi pribadi)

Petani pala di Tobelo mendapatkan sertifikat pala organik dari sebuah lembaga sertifikasi produk organik di Jakarta. Mendapatkan sertifikat seperti ini bukan perkara mudah dan murah. Pemeriksaannya sangat ketat dan biayanya mahal. Namun, karena secara turun temurun mereka sudah menerapkan prinsip-prinsip pertanian organik. Tidak banyak kendala, mereka dengan mudah mendapatkan sertifikat organik tersebut.

Sejak saat itu, Om Minggus mengkoordinir petani-petani anggota kelompoknya untuk memproduksi pala organik dan langsung dikirim ke ekportir. Sertifikat pala organik ini banyak memberikan keuntungan bagi petani. Salah satunya adalah insentif harga premium dan stabil. Harga disepakati antara petani dengan eksportir. Harganya pun jauh lebih tinggi hingga 25% daripada harga pala lokal. Jika harga pala lokal jatuh, harga pala porganik tetap stabil. Jika harga pala lokal naik, harga pala organik ikut naik. Petani diuntungkan.

Kepemimpinan Om Minggus cukup berhasil. Awal tahun ini sudah ada 2300 petani yang ikut bergabung ke kelompok tani Tarakani. Ini bukti kepercayaan petani pala di Tobelo kepada Om Minggus.

Salam Sukses, Om Minggus.

Selain mengunjungi petani pala organik, saya sempatkan juga melihat-lihat pasar batu akik di pasar Tobelo. Ceritan batu akik bisa dibaca di link ini: Batu Akik Unik dari Pulau Maluku.
Video batu akik bisa dilihat di link YouTube: Batu Akik Hitam Jahanam.

Dominggus Nones

Dominggus Nones, petani pala organik. Tidak lulus SD berhasil mengelola kelompok tani dengan 3505 anggota dan omet Rp. 31 M. (foto koleksi pribadi)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s