Tag Archives: jahe emprit

Penanaman Jahe dengan Sistem Hidroponik – YouTube

Sudah beberapa kali saya mendapat kiriman link video dalam YouTube ini. Penanaman jahe dengan sistem hidroponik. Tujuannya untuk menyediakan bibit jahe yang bebas hama dan penyakit. Menarik juga untuk dicoba. Hawai yang bukan negara penghasil utama jahe saja melakukannya. Masak kita yang termasuk sepuluh besar tidak bisa…..

Informasi-informasi Menyesatkan Budidaya Jahe Gajah, Jahe Emprit, Jahe Merah

jahe ginger zingiber officinale

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) (foto dari buku )

Terus terang saya merasa ‘gemes’ banget dengan banyaknya informasi-informasi menyesatkan tentang budidaya jahe, termasuk PHP (Pemberi Harapan Palsu) yang banyak dilakukan oleh beberapa oknum yang menginginkan keuntungan sesaat. Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan informasi-informasi ini. Tetapi ketika banyak cerita langsung yang disampaikan ke saya tentang modus-modus yang banyak dipakai oleh oknum-oknum itu, saya merasa perlu menyampaikan apa yang saya tahu. Komentar dan pendapat saya ini bisa saja tidak benar. Silahkan saja bagi pembaca yang ingin membantah dan menyampaikan argumen sebaliknya dari pendapat saya ini. Kita mencari kebenaran dan kemajuan pertanian jahe di Indonesia, tidak mencari menang kalah. Artikel ini melengkapi artikel sebelumnya: Panen jahe 20 kg per polybag mungkinkah?

Beberapa informasi yang menurut saya sangat menyesatkan antara lain adalah:

  • Panen jahe per polybag bisa mencapai 10 kg, 20 kg, bahkan ada yang bilang 40 kg. Baik itu jahe gajah, jahe emprit, atau jahe merah.
  • Panen jahe di ladang bisa sampai puluhan ton per ha.

PENTING!!!

Baca juga: Informasi-informasi menyesatkan Budidaya Jahe dalam Polybag. | Panen Jahe Gajah per Polybag 10 – 20 kg | Panen Jahe Emprit dalam Polybag.


Informasi-informasi menyesatkan ini disampaikan secara langsung oleh oknum marketing, lewat video di Youtube, lewat halaman website, bahkan ada yang dimuat di website resmi pemerintah.

Informasi ini dipakai untuk merayu orang agar mau melakukan budidaya jahe, karena tergiur keuntungan yang menabjubkan. Hitung-hitungannya pun sering kali sangat tidak masuk akal.
Contohnya, harga jual jahe gajah Rp. 8.500 kg, bahkan ada yang memberi informasi jahe merah/emprit sampai harga Rp. 20rb per kg.

Dikalikan saja dengan produksi jahenya:

1 polybag 20 kg, harga Rp. 20.000 = Rp. 400.000. Kalau punya 100 polybag kan sudah dapat uang Rp. 40jt. Menurut oknum-oknum itu modalnya per polybag cuma RP. 30.000. Keuntungannya RP. 400rb – Rp. 30rb = RP. 370rb per polybag.

Okelah misalnya pakai harga paling rendah RP. 8.500/kg. Omzet per polybagnya sudah bisa mencapai RP. 170rb, keuntungan Rp. 140rb per polybag.

Penanaman di ladang juga melakukan perhitungan yang menyesatkan. Misalnya:

Penanaman 1 ha dengan populasi 90.000 tanaman. Promosinya 1 rumpun bisa panen 1kg – 3 kg. Taruhlah pakai angka yang paling kecil 1 kg per rumpun. Produksi per ha-nya kan sudah bisa mencapai 90 ton. Dikalikan dengan harga per kg Rp. 8.500, omzetnya bisa dapat Rp. 765jt. Siapa yang tidak tergiur dengan angka seheboh ini.

Ada juga hitung-hitungan yang saya lihat di YouTube seperti ini:

  1. Produksi jehe per 25m2 sebanyak 300 kg. Ini ditunjukkan video dan testimoni oleh petaninya, agar pemirsa lebih yakin.
  2. Hitung-hitungan produksi per ha adalah: (10.000 m2/25 m2) x 300kg = 120 ton. SANGAT LUAR BIASA.
  3. Coba dikalikan dengan harga per kg Rp. 8.500 = Rp. 1.02 milyard. Siapa yang tidak ngiler dengan angka ini.

Biasanya oknum-oknum tersebut memberikan bukti berupa foto-foto, video, atau bahkan jahenya langsung dan ditimbang langsung.

Siapa yang tidak tergiur dengan iming-iming fantastis ini. Apalagi yang punya modal.

Continue reading

Mengenal Tanaman Jahe Gajah, Jahe Merah dan Jahe Emprit (Zingiber officinale Rosc.): Botani dan Sistematika

jahe ginger zingiber officinale

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) (foto dari Wikipedia, buku Kohler)

Jahe adalah salah satu bumbu/remah2 yang paling penting dan paling banyak digunakan di seluruh dunia. Tanaman jahe tersebar mulai dari daerah tropis hingga daerah sub tropis. Pada masa lalu, jahe lebih dihargai sebagai tanaman obat dan menjadi salah satu bahan penting dalam pengombatan di China dan India. Di Eropa, jahe juga merupakan obat karminative ringan yang paling berharga dan menjadi komponen dari banyak sediaan farmasi.

Jahe atau dalam bahasa Ingris disebut Ginger, secara botani dikenal dengan nama Zingiber officinale Rosc. Zingiber officinale Rosc termasuk dalam famili Zingiberaceae. Nama latin zingiber kemungkinan berasal dari bahasa Tamil kuno (India) akar, ingiver, yang berarti rimpang jahe (Ravindran dan Babu, 2005). Penulis lain menduga zingiber berasal dari bahasa Sangsekerta singavera (Watt, 1872; Rosengarten, 1969; Purseglove et al., 1982), yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe yang cercabang-cabang seperti tanduk rusa. Kata officinale berasal dari bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengombatan (Johson, 1981).

Jahe melalui saudagar-saudagar dari Arab, jahe menyebar ke Yunani dan Roma, dan dari sini menyebar ke Eropa Barat.

—– lanjut lagi lain waktu —–

Penggunaan Pupuk Organik Bisa Menghasilkan Produktivitas Jahe yang Tinggi, Asal…….

produksi jahe gajah 88 ton/ha

Penelitian intensif tentang jahe di China bisa menghasilkan produksi hingga 88 ton/ha

Sebuah penelitian di China oleh Dong et al. (2009) dari Horticulture Science and Engineering,Shandong Agricultural University menemukan bahwa penggunaan kompos dari jerami jagung (corn straw) ternyata dapat menghasilkan produktivitas jahe yang tinggi, 82,5 ton/ha. Berbagai macam kompos bisa digunakan, termasuk kompos dari kotoran ternak atau pupuk kandang, dan kompos daun-daunan. Faktor terpenting dari kompos yang menentukan produktivitas tanaman jahe adalah ketersediaan NPK-nya.

Hara utama tanaman jahe adalan N (Nitrogen), P (fosfat) dan K (kalium). Umumnya ketersediaan NPK di tanah adalah sangat rendah, hanya beberapa mg per kg tanah. Sebagian besar hara mineral yang terdapat di dalam kompos juga terikan secara organik, sehingga tidak mudah tersedia bagi tanaman. Agar aplikasi kompos bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi, menurut Dong et al (2009) yang paling penting adalah ketersediaan NPK-nya ini. Ketersediaan NPK yang bagus menurut Dong et al (2009) adalah 2588 dan 1468 mg/kg. Ketersediaan ini lebih dari seribu kali tanah biasa.
Continue reading

Bukti Ilmiah Trichoderma sp untuk Mengatasi Penyakit Jahe – Bag. 2

Literatur di bawah ini adalah buktu ilmiah penggunaan biokontrol Trichoderma sp untuk mencegah serangan penyakit busuk rimpang pada jahe gajah, jahe merah dan jahe emprit. Artikel ini melengkapi artikel sebelumnya: Bukti Ilmiah Aplikasi Trichoderma sp pada Jahe.

Promi mengandung beberapa spesies Trichoderma sp. Trichoderma ini berperan sebagai agensia hayati yang menyerang jamur-jamur penyebab penyakit tular tanah. Aplikasi Promi pada media tanam jahe bisa mencegah dan mengurangi serangan penyakit busuk rimpang jahe.


Baca juga:
Bukti Ilmiah Trichoderma sp untuk Mengatasi Penyakit Jahe – Bagian 1
Peningkatkan Pertumbuhan Jahe dengan Mikroba Trichoderma spp
Aplikasi Trichoderma harzianum dan Aspergillus sp pada Tanaman
PETUNJUK APLIKASI PROMI UNTUK MEDIA TANAM JAHE
Panduan Aplikasi Aktivator Promi untuk Media Tanam Jahe
Panduan Aplikasi Pupuk Anorganik Khusus Jahe


Pentingnya Dolomit untuk Pemupupukan Jahe

pola serapan hara mineral pupuk oleh tanaman jahe

Pola serapan hara mineral (pupuk) oleh tanaman jahe. (Gambar dari buku Ginger The Genus of Zingiber

Salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman jahe adalah Ca dan Mg, selain hara K, N, dan P. Bahkan kebutuhan hara Ca dan Mg ini lebih besar daripada hara P, seperti yang terlihat pada grafik serapan hara di atas. (Baca juga: Pola dan Kebutuhan Pupuk Tanaman Jahe). Meski kebutuhannya tidak sebanyak hara K, namun kebutuhan hara ini cukup banyak dan perlu mendapatkan perhatian bagi petani jahe.
Continue reading

Panduan Aplikasi Pupuk Anorganik Khusus Jahe V.02

File ini juga bisa didownload di link Google Drive: Panduang Aplikasi Pupuk Anorganik Khusus Jahe

Catatan dari acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia

Saat menjadi pembicara di acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia. Foto diambil dari wall FB salah satu panitia.

Saat menjadi pembicara di acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia. Foto diambil dari wall FB salah satu panitia.

Weekend awal bulan ini, tepatnya Sabtu – Senin, tanggal 4-6 April 2015, saya diminya berbagi pengetahuan tentang jahe dan pembuatan media tanamnya. Acaranya di sebuah Resort milik PTPN 9, Banaran 9 Resort and Hotel, di Unggaran Jawa Tengah.

Acara ini boleh dibilang sukses. Pesertanya penuh lebih dari 100 peserta. Mulai dari petani jahe, baik yang sudah pengalaman maupun yang pemula, pengusaha jahe, produsen pupuk, pabrik jamu, eksportir dan komunitas petani jahe. Saya menjadi pembicara kedua. Pembicara yang lain adalah Prof. Sidik dari Unpad Bandung dan Bp. Bambang Purwoko, Sidomuncul.

Seperti yang pernah saya sampaikan, saya akan menyampaikan materi tentang sekilas kebutuhan pupuk tanaman jahe, pembuatan media tanam, dan pembuatan MOL. Macam-macam media tanam untuk jahe sudah saya uraikan di dalam blog ini: kompos, pupuk kandang, coco peat, abu janjang, dolomit, arang sekam, zeolit, asam humat dan lain2. Di blog ini sengaja hanya saya sampaikan tentang macam-macam media tanam yang bisa digunakan untuk tanaman jahe. Saya tidak berikan tips dan trik untuk meramunya, karena akan saya sampaikan pada acara urun rembug ini.

Bagi peserta urun rembug yang belum sempat mendapatkan file presentasi saya dan file excel untuk meramu media tanam, bisa didownload di link ini:

File presentasi tentang jahe, pemupukan jahe, media tanam, dan pembuatan MOL
File excel meramu media tanam jahe

Saat menjadi pembicara di acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia. Foto diambil dari wall FB salah satu panitia.

Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia 2015


Continue reading

Penanggulangan Penyakit Busuk Rimpang Jahe

Saya menemukan sebuah jurnal hasil penelitian tentang penyakit busuk rimpang rimpang jahe secara organik, yaitu dengan cara aplikasi ekstrak tanaman Boerhavia diffusa. Menurut penelitian ini, perendaman bibit jahe dengan ekstrak tanaman Boerhavia dan aplikasi semprot ke daun bisa mengatasi serangan penyakit busuk rimpang jahe ini. Sayangnya, saya tidak tahu nama lokal dari tanaman ini. Kalau ada teman-teman yang tahu, bisa sharing biar tanaman jahenya tidak terserang penyakit busuk rimpang.

Tanaman boerhavia diffusa yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi serangan penyakit busuk rimpang jahe.

Tanaman boerhavia diffusa yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi serangan penyakit busuk rimpang jahe.


Continue reading

Media Tanam Jahe: Asam Humat

Asam Humat Cair kandungan 20%

Asam humat cair berkualitas tinggi dengan kandungan 20%.

Asam humat adalah salah satu bahan pembenah tanah yang bisa memperbaiki sifat-sifat tanah. Banyak sekali manfaat asam humat untuk pertanian. Dalama jumlah sedikit asam humat akan memperbaiki karakteristik tanah, namun dalam jumlah besar asam humat bisa meracuni bahkan mematikan tanaman. Asam humat bisa bertindak sebagai agen pengkelat yang akan ‘memegang’ hara nutrisi tanaman di dalam tanah, sehingga hara tersebut tidak cepat tercuci dan lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Asam humat juga telah dipakai sebagai pelapis (coating) beberapa pupuk kimia seperti urea dan kalium. Beberapa hasil penelitian di China membuktikan bahwa pupuk yang diberi asam humat lebih efisien diserap oleh tanaman jahe. Selain digunakan sebagai coating pupuk, atau disemprotkan ke tanaman. Asam humat juga bisa dipakai dalam media tanam jahe. Asam humat bisa dipakai untuk tanaman jahe gajah, jahe merah, dan jahe emprit.

Asam humat, baik yang cair maupun yang padat bisa ditambahkan dalam formulasi media tanam jahe. Asam humat cair bereaksi basa, penambahan harus diperhatikan agar tidak meningkatkan pH media terlalu tinggi (>7), sedangkan asam humat padat bereaksi masam. Penambahan asam humat hanya sedikit/secukupnya saja.

Informasi lanjut: Asam Humate

Referensi:
Liang, T. B., et al. “Effects of humic acid urea on yield and nitrogen absorption, assimilation and quality of ginger.” Plant Nutrition and Fertilizer Science 13 (2007): 903-909.

LIANG, Tai-bo, et al. “Effects of Potassium Humate on Growth, Potassium Uptake and Utilization Efficiency of Ginger.” Journal of Soil and Water Conservation 1 (2008): 018.

Lan, L. I. U., et al. “Microbial and enzyme activity in response to humic acid in soil with a ginger crop.” (2009).