
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) (foto dari buku )
Terus terang saya merasa ‘gemes’ banget dengan banyaknya informasi-informasi menyesatkan tentang budidaya jahe, termasuk PHP (Pemberi Harapan Palsu) yang banyak dilakukan oleh beberapa oknum yang menginginkan keuntungan sesaat. Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan informasi-informasi ini. Tetapi ketika banyak cerita langsung yang disampaikan ke saya tentang modus-modus yang banyak dipakai oleh oknum-oknum itu, saya merasa perlu menyampaikan apa yang saya tahu. Komentar dan pendapat saya ini bisa saja tidak benar. Silahkan saja bagi pembaca yang ingin membantah dan menyampaikan argumen sebaliknya dari pendapat saya ini. Kita mencari kebenaran dan kemajuan pertanian jahe di Indonesia, tidak mencari menang kalah. Artikel ini melengkapi artikel sebelumnya: Panen jahe 20 kg per polybag mungkinkah?
Beberapa informasi yang menurut saya sangat menyesatkan antara lain adalah:
- Panen jahe per polybag bisa mencapai 10 kg, 20 kg, bahkan ada yang bilang 40 kg. Baik itu jahe gajah, jahe emprit, atau jahe merah.
- Panen jahe di ladang bisa sampai puluhan ton per ha.
PENTING!!!
Informasi-informasi menyesatkan ini disampaikan secara langsung oleh oknum marketing, lewat video di Youtube, lewat halaman website, bahkan ada yang dimuat di website resmi pemerintah.
Informasi ini dipakai untuk merayu orang agar mau melakukan budidaya jahe, karena tergiur keuntungan yang menabjubkan. Hitung-hitungannya pun sering kali sangat tidak masuk akal.
Contohnya, harga jual jahe gajah Rp. 8.500 kg, bahkan ada yang memberi informasi jahe merah/emprit sampai harga Rp. 20rb per kg.
Dikalikan saja dengan produksi jahenya:
1 polybag 20 kg, harga Rp. 20.000 = Rp. 400.000. Kalau punya 100 polybag kan sudah dapat uang Rp. 40jt. Menurut oknum-oknum itu modalnya per polybag cuma RP. 30.000. Keuntungannya RP. 400rb – Rp. 30rb = RP. 370rb per polybag.
Okelah misalnya pakai harga paling rendah RP. 8.500/kg. Omzet per polybagnya sudah bisa mencapai RP. 170rb, keuntungan Rp. 140rb per polybag.
Penanaman di ladang juga melakukan perhitungan yang menyesatkan. Misalnya:
Penanaman 1 ha dengan populasi 90.000 tanaman. Promosinya 1 rumpun bisa panen 1kg – 3 kg. Taruhlah pakai angka yang paling kecil 1 kg per rumpun. Produksi per ha-nya kan sudah bisa mencapai 90 ton. Dikalikan dengan harga per kg Rp. 8.500, omzetnya bisa dapat Rp. 765jt. Siapa yang tidak tergiur dengan angka seheboh ini.
Ada juga hitung-hitungan yang saya lihat di YouTube seperti ini:
- Produksi jehe per 25m2 sebanyak 300 kg. Ini ditunjukkan video dan testimoni oleh petaninya, agar pemirsa lebih yakin.
- Hitung-hitungan produksi per ha adalah: (10.000 m2/25 m2) x 300kg = 120 ton. SANGAT LUAR BIASA.
- Coba dikalikan dengan harga per kg Rp. 8.500 = Rp. 1.02 milyard. Siapa yang tidak ngiler dengan angka ini.
Biasanya oknum-oknum tersebut memberikan bukti berupa foto-foto, video, atau bahkan jahenya langsung dan ditimbang langsung.
Siapa yang tidak tergiur dengan iming-iming fantastis ini. Apalagi yang punya modal.
Continue reading →
Like this:
Like Loading...