
Saat menjadi pembicara di acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia. Foto diambil dari wall FB salah satu panitia.
Weekend awal bulan ini, tepatnya Sabtu – Senin, tanggal 4-6 April 2015, saya diminya berbagi pengetahuan tentang jahe dan pembuatan media tanamnya. Acaranya di sebuah Resort milik PTPN 9, Banaran 9 Resort and Hotel, di Unggaran Jawa Tengah.
Acara ini boleh dibilang sukses. Pesertanya penuh lebih dari 100 peserta. Mulai dari petani jahe, baik yang sudah pengalaman maupun yang pemula, pengusaha jahe, produsen pupuk, pabrik jamu, eksportir dan komunitas petani jahe. Saya menjadi pembicara kedua. Pembicara yang lain adalah Prof. Sidik dari Unpad Bandung dan Bp. Bambang Purwoko, Sidomuncul.
Seperti yang pernah saya sampaikan, saya akan menyampaikan materi tentang sekilas kebutuhan pupuk tanaman jahe, pembuatan media tanam, dan pembuatan MOL. Macam-macam media tanam untuk jahe sudah saya uraikan di dalam blog ini: kompos, pupuk kandang, coco peat, abu janjang, dolomit, arang sekam, zeolit, asam humat dan lain2. Di blog ini sengaja hanya saya sampaikan tentang macam-macam media tanam yang bisa digunakan untuk tanaman jahe. Saya tidak berikan tips dan trik untuk meramunya, karena akan saya sampaikan pada acara urun rembug ini.
Bagi peserta urun rembug yang belum sempat mendapatkan file presentasi saya dan file excel untuk meramu media tanam, bisa didownload di link ini:
File presentasi tentang jahe, pemupukan jahe, media tanam, dan pembuatan MOL
File excel meramu media tanam jahe
Saya juga menyampaikan tentang pupuk yang mesti dibuat khusus untuk tanaman jahe (pupuk khusus jahe), baik pupuk cair maupuan pupuk padat, baik yang organik maupuan yang anorganik. Kebutuhan nutrisi tanaman jahe unik yang berbeda kebutuhan tanaman-tanaman lainnya. Selain itu, kebutuhan tiap fase pertumbuhannya juga berbeda. Karena itu, pupuk khusus untuk jahe mestinya memang diformulasikan agar sesuai untuk tanaman jahe.
Saya bicara maraton, mulai dari pukul 14 sampai istirahat asar. Dilanjut lagi dari setelah asar sampai magrib. Dilanjut lagi setelah sholat isya’ sampai selesai. Cukup lama juga saya berbicara sampai hampir hilang suara saya. Meski capek, tapi saya senang bisa berbagi ilmu dengan peserta. Banyak peserta yang bertanya maupun menyampaikan komentar dan pendapatnya sendiri. Jadi saling tukar pengalaman.
Di sela-sela acara, terutama di waktu-waktu istirahat, saya berdiskusi dengan peserta. Menarik menyimak apa yang mereka sampaikan. Beberapa petani mengeluhkan jika mereka beberapa kali ‘tertipu’ oleh penjual bibit jahe. Dari sekian banyak bibit yang mereka beli ternyata banyak yang busuk. Lebih dari setengahnya busuk. Lebih parah lagi, ada juga yang tanaman jahenya hampir habis terserang busuk rimpang. Ada yang sudah panen umur 15 bulan, tetapi jahenya kecil-kecil. Sangat jauh dari apa yang dijanjikan oleh penjual pupuknya. Ada juga yang hanya ‘peninjau’, tetapi menyampaikan hal-hal yang menurut saya ‘bohong’. Ada peserta yang cerita ke saya sebelum mulai acara, kalau bisa membuat mikroba yang lebih kecil dari mikroba dan dibuatnya dengan cara dibakar sampai > suhu 300oC. Kabarnya ada juga peserta yang lebih mirip dukun daripada penjual pupuk/bibit. Menarik.
Agribisnis jahe pernah terpuruk beberapa tahun yang lalu. Saya sangat berharap agar agribisnis jahe yang kembali bangkit ini tidak mengulang kesalahan-kesalahan masa lalu. Momentum kebangkitan jahe ini jangan dirusak oleh segelintir oknum yang hanya ingin keuntungan sesaat saja.
Maju pertanian jahe Indonesia.
Terimakasih sharingnya pak.. saya download file excel, sama powerpoint.nya tapi di password ya pak..bolehkah saya minta paswordnya agar filenya dapat dibuka? Terimakasih atas ilmunya..
File2 itu khusus untuk peserta. Peserta punya nomor HP saya, silahkan sms ke saya.