Sebuah penelitian di China oleh Dong et al. (2009) dari Horticulture Science and Engineering,Shandong Agricultural University menemukan bahwa penggunaan kompos dari jerami jagung (corn straw) ternyata dapat menghasilkan produktivitas jahe yang tinggi, 82,5 ton/ha. Berbagai macam kompos bisa digunakan, termasuk kompos dari kotoran ternak atau pupuk kandang, dan kompos daun-daunan. Faktor terpenting dari kompos yang menentukan produktivitas tanaman jahe adalah ketersediaan NPK-nya.
Hara utama tanaman jahe adalan N (Nitrogen), P (fosfat) dan K (kalium). Umumnya ketersediaan NPK di tanah adalah sangat rendah, hanya beberapa mg per kg tanah. Sebagian besar hara mineral yang terdapat di dalam kompos juga terikan secara organik, sehingga tidak mudah tersedia bagi tanaman. Agar aplikasi kompos bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi, menurut Dong et al (2009) yang paling penting adalah ketersediaan NPK-nya ini. Ketersediaan NPK yang bagus menurut Dong et al (2009) adalah 2588 dan 1468 mg/kg. Ketersediaan ini lebih dari seribu kali tanah biasa.
Bahan organik yang masih ‘mentah’, entah itu kotoran ternak, bokashi, daun-daunan, jerami, dll, ketersediaan NPK-nya sangat rendah atau bahkan tidak tersedia bagi tanaman. Hara NPK ini terikan secara organik. Agar NPK ini bisa tersedia bagi tanaman perlu dikomposkan terlebih dahulu. Proses pengomposan akan mengurai dan memecah bahan organik, sehingga NPK menjadi lebih tersedia bagi tanaman. Pengomposan ini harus benar-benar ‘matang’ sehingga hara NPK benar-benar tersedia bagi tanaman.
Hasil penelitian Dong et al (2009) menunjukkan hasil yang sangat spektakuler menurut saya. Karena produktivitas jahenya bisa mencapai: 82,5 ton/ha.