Internet benar2 telah merubah cara kerja orang. Ketika dunia komputer & digital berkembang, orang membutuhkan tempat penyimpanan file (memori) yang semakin besar. Saya masih ingat sekali ketika memakai membeli komputer pertama kali. Kapasitas hardisk 40 GB sudah top sekali. Kini Hardisk 1 TB sudah biasa. Meskipun kapasitas memori semakin besar, kebutuhan memori juga meningkat. Untuk menyimpan file2 multimedia. Belum lagi bahaya file corrupt dan kena virus komputer.
Solusi baru yang kemudian berkembang adalah yang sering orang bilang komputasi awan atau Cloud. Saya coba memahaminya dengan cara sederhana, nyimpan file di awan. Dengan bantuan internet file bisa disimpan di ‘awan’ dan ketika kita membutuhkan tinggal ambil lagi dari ‘awan’. Hebatnya lagi fitur ini bisa multi perangkat dan multi platform. Kita bisa terkoneksi menggunakan PC, laptop, smartphone, atau perangkat digital lainnya. Dengan adanya penyimpanan di awan ini kapasitas hardisk bisa dihemat/dikurangi. Tidak perlu ke mana-mana bawa hardisk atau flash disk. Update di satu perangkat bisa terupdate di perangkat lain. Namun, syarat utamanya adalah harus ada koneksi internet.
Salah satu layanan penyimpanan cloud favorit saya adalah Dropbox. Layanannya ada dua macam: gratis dan berbayar. Bagi kalangan personal, layanan yang gratis sudah lebih dari mencukupi. Dropbox punya saya kapasitasnya 50 GB. Lumayan leluasa.
Applikasi Dropbox bisa diunduh untuk PC, Google Play untuk Android, Apple Store untuk Mac, iPhone, iPad dan bisa juga diakses via web. Hebat kan.
Sebenarnya masih banyak juga sih layanan penyimpanan file yang lain. Seperti Google Drive, Youtube untuk video, atau WordPress.com.
Masalahnya kalau pas di hutan belantara yang tdk ada listrik, tidak ada pulsa, dan tidak ada koneksi internet. Layanan itu tidak berguna sama sekali. Kembali lagi ke jaman batu….hihihi…
ya tetep ada plus minusnya deh ya cloud computing dan harddisk external hehe