Tag Archives: eksport

Pala Organik dari Halmahera Utara

pala organik halmahera maluku

buah pala organik dari pulau Halmahera Utara, Maluku

Biji pala sejak jaman dahulu sudah dikenal sebagai rempah-rempah yang memiliki nilai tinggi. Para pedagang dari Arab yang membawa rempah-rempah berbau harum ini ke India, China, Arab hingga ke daratan Eropa. Ketika orang-orang Eropa (Ingris, Portugis dan Belanda) mulai melakukan penjelajahan dan penjajahan, sampailah mereka ke sumber asal tanaman penghasil biji berharga mahal ini. Mereka berebut menguasai Maluku dan kepulauan-kepulauan penghasil pala mulai abab ke 15 M. Sampai sekarang pun kepulauan Maluku dikenal sebagai penghasil pala terbesar di dunia.

Pohon adalah tanaman asli pulau Banda. Dulu petani hanya mengambil pala dari dalam hutan, namun kemudian pohon pala mulai dibudidayakan secara intensif. Di pulau Halmahera kebun pala biasanya merupakan kebun campuran antara pala dengan kelapa. Mereka melakukan budidaya pala secara tradisional, tanpa menggunakan pupuk kimia apalagi obat-obatan kimia. Tanah di pulau Halmahera yang subur menyebabkan pohon pala tumbuh subur dan berbuah lebat meski tidak pernah di pupuk sama sekali. Bisa dikatakan bahwa budidaya pala petani di Halmahera adalah pertanian organik.

Sayangnya, biji pala dari daerah itu belum diakui sebagai pala organik. Namun, sejak setahun yang lalu, biji pala dari Kab. Halmahera Utara, tepatnya dari kelompok tani Tarakani mendapatkan sertifikat biji pala organik. Sertifikat ini diakui secara internasional dan mendapatkan harga premium. Petani pala bisa langsung mengirimkan biji kering kualitas terbaik langsung ke eksportir.

pala organik grade A

BIji pala organik Grade A yang mendapatkan harga tertinggi.

Mungkin biji pala dari Halmahera Utara ini adalah satu-satunya biji pala yang mendapatkan sertifikat organik dan dihargai premium.

pala organik maluku grade A

Biji pala organik kulatitas A, harganya paling mahal.

fuli pala organik

Fuli pala yang sudah kering.

Status dan prospek peningkatan produksi dan eksport jahe Indonesia – jurnal dari Balitro

Sedang mencari-cari jurnal tentang produksi dan eksport jahe Indonesia dan ketemu jurnal ini. Jurnalnya terbit tahun 2013 atau dua tahun yang lalu. Dari sisi akademis, jurnal ini ralatif baru, tetapi dari sisi bisnis mungkin sudah kadaluwarsa data-datanya. Isinya agak sedikit mengejutkan dan bertolak belakang dengan apa yang diyakini para praktisi jahe saat ini. Ternyata Indonesia menduduki peringkat ke-14 produsen jahe di dunia. Produksi jahe juga cenderung turun. Nah, lho…
Padahal para praktisi jahe sedang optimis mengembangkan jahe. Apakah prosek jahe di Indonesi masih cerah sampai saat ini atau justru malah suram?

Artikel lain tentang jahe, silahkan klik di sini: JAHE

Tulisan Ilmiah Tentang Jahe. Penting untuk Praktisi Jahe.

image

Budidaya jahe, terutama jahe gajah, sedang marak di Indonesia. Ini tidak lepas dari tingginya permintaan eksport jahe gajah. Penting rasanya bagi praktisi jahe; petani, eksportir, penyedia bibit, pupuk, dll; untuk membaca artikel2 ilmiah tentang jahe. Banyak informasi praktis yang bisa dimanfaatkan di lapang. Salah satunya artikel yang berjudul ‘Status dan Prospek Peningkatan Produksi dan Ekspor Jahe Indonesia’ oleh Ekwasita dari Balitro Bogor. Tulisan ini bisa diminta ke perpustakaan Balitro atau Pustaka Deptan.

Beberapa isi artikel yang menarik adalah tentang fluktuasi produksi jahe di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Yang lebih membuat saya terkejut adalah produktivitas jahe kita yang rendah. Produksi jahe tertinggi ada di Sulawesi dan Maluku sebesae 28 ton/ha. Di jawa malah rendah sekali 17.5 ton per ha. Data ini mungkin data umum, bukan data khusus tanaman jahe.

image

Continue reading