Tag Archives: isroi.com

Blogging Resolution 2016

Melanjutkan postingan sebelumnya tentang $ dari WordPress.com. Mengawali hari-hari baru di tahun 2016 ini saya punya banyak rencana terkait aktivitas blogging saya di isroi.com ini. Saya bukan lagi merasakan kebutuhan untuk menulis di blog, tapi sudah sampai pada taraf ‘ketagihan’. Banyak sekali ide-ide yang berputar di kepala saya dan ingin saya tuangkan dalam ketukan tuts keyboard di isroi.com ini.

Resolusi pertama saya untuk blogging adalah ‘TETAP MENULIS DAN MENULIS’. Menulis terus, kalau bisa setiap hari posting. Meskipun postingan itu hanya sepele saja dan cuma beberapa puluh kata saja. Atau mungkin hanya upload sebuah foto atau sebuah video. Dengan menulis saya tetap menjaga dan melatih agar otak saya tidak pikun. Maklum, umur terus bertambah tanpa bisa saya hentikan. Topik-topik yang akan saya tulis masih sama saja, hanya dalam beberapa topik saya akan lebih fokus dan lebih mendatail. Saya akan tetap menulis tentang kompos, pupuk organik, hormon tanaman, pertanian organik dan tanaman. Saya akan tetap menulis tentang limbah lignoselulusa, lebih khusus lagi tentang selulosa dan aplikasinya untuk bioplastik. Topik ini yang sedang banyak saya geluti dalam tiga empat tahun ke depan. Saya juga akan banyak menulis tentang pengalaman sehari-hari, pengalaman dengan anak-anak dan pengalaman-pengalaman saya yang perlu saya dokumentasikan sendiri. Saya juga akan terus memotret. Nah, yang agak baru adalah mulai tahun ini mungkin akan lebih banyak video-video yang saya tampilkan. Membuat video sederhana terasa mengairahkan daripada hanya sekedar menuliskan kata-kata saja. Video-video ini sementara saya upload di YouTube yang gratis dan saya ‘load’ ke halaman http://isroi.com ini.

Tahun lalu saya memposting 266 postingan setahun. Tahun ini target saya bisa dua kali lipat atau kalau bisa lebih banyak lagi dari postingan tahun sebelumnya. Memang berat dan tidak mudah. Tapi saya yakin bisa melakukannya.

Resolusi kedua adalah saya akan mencoba lebih banyak menuliskan sesuatu yang berguna dan bisa diambil manfaatnya oleh pengunjung blog ini. Saya berharap tidak hanya menuliskan keluh kesah dan curhatan saya sendiri saja. Saya ingin menuliskan sesuaitu yang tetap bisa diambil manfaatnya sampai kapan pun. Andaikan suatu saat nanti wordpress.com almarhum, saya berharap tulisan-tulisan saya ini tidak ikut-ikutan terkubur. Saya juga bermimpi jika blog ini bisa saya wariskan ke anak cucu saya. Blog ini akan terus berkembang dan terus on-line sampai kapan pun. Semoga.

Resolusi ketiga adalah lebih meningkatkan penjualan on-line. Awalnya hanya iseng-iseng saja 8 tahun yang lalu. Saya mencoba untuk menjual sesuatu di blog ini, yaitu: tikus putih, tikus hias, tikus jepang dan tikus SD. Ternyata laku. Banyak yang membeli tikus putih ini, bahkan sampai dikirimkan hampir ke seluruh penjuru Indonesia. Kemudian saya menambah item dengan menjual Biang POC, ZPT, dan pestisida nabati. Sampai saat ini yang berjalan lancar adalah Biang POC dan ZPT. Sedangkan pestisida nabati kesulitan dalam penyediaan bahan bakunya. Tahun ini saya ingin lebih meningkatkan penjualan on-line produk-produk saya. Saya masih menggunakan WP yang free. Saya berharap bisa membayar untuk yang premium atau bussines agar saya bisa menambahkan fitur-fitur penjualan dan bisnis on-line. Saya meyakini bahwa toko masa depan adalah toko on-line. Kalau sekarang masih ‘warung on-line’. Insya Allah.

Resolusi keempat adalah lebih meningkatkan pengunjung dan jumlah kunjungan ke blog ini. Pengunjung blog ini sudah cukup banyak, tapi masih kurang banyak lagi. Karena penduduk Indonesia yang demikian besar adalah pengunjung-pengunjung yang haus informasi on-line. Apalagi dengan penetrasi internet yag semakin gencar. Saya yakin masyarakat on-line Indonesia akan lebih banyak lagi. Di kampung saya saya sekarang sudah ada dua provider yang menyediakan layanan fiber optic. Layanan koneksi internet dengan bandwith yang lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi. Dalam setahun dua tahun ini, saya yakin perkembanganya akan semakin besar.

Hanya empat resolusi itu saja yang ingin saya lakukan dengan blogging di tahun 2016 ini. Semoga bisa terlaksana dan bisa tercapai target-targetnya. Insha Allah.

Pengalaman dengan Tukang Rumah

Jika punya rumah sesekali akan membutuhkan tukang bangunan, baik tukang borongan maupun tukang harian. Pekerjaan tukang bisa pekerjaan yang kecil/ringan, atau renovasi yang cukup berat. Milih-milih tukang ada seninya tersendiri. Kalau lagi apes, dapat tukang yang belagu, kerjaannya jelek, anggaran jebol. Kalau sedang beruntung, dapat tukang yang baik, kerjaannya rapi, bahan irit dan kita puas.

Beberapa kali saya menggunakan jasa tukang seperti ini. Ketika saya mau pindah rumah, saya sewa tukang untuk merenovasi rumah yang akan kami tinggali. Tidak banyak dana yang saya punya, jadi saya mesti berhemat. Untungnya saya mendapatkan tukang yang baik. Ada tiga orang yang kerja dengan satu pemimpinnya. Kerjaan selesai dalam waktu 3 minggu. Kerjaannya rapi dan yang lebih memuaskan, anggarannya lebih hemat 40% dari yang direncanakan. Padahal mereka sendiri yang membuat anggarannya. Saya pun tidak berat hati untuk memberi sedikit lebih dari upah mereka.

Beberapa tahun kemudian saya perlu tukang lagi. Kali ini saya dapatkan dari rekomendasi salah seorang mandor. Saya minta bantuan tenaga 2 orang yang tukang batu dan cat. Ketika kerja, saya agak kecewa dengan hasil kerjanya. Jelek banget sih tidak, cuma tidak seperti harapan saya. Setelah saya tanya-tanya, ternyata keahlian utamanya adalah tukang listrik. Pantes saja. Saya tidak marah ke mereka, tapi mangkel dengan orang yang mengirim mereka. Ya…sudah mau bagaimana lagi…. 😦

Pengalaman ini membuat saya lebih berhati-hati ketika memilih tukang untuk kerjaan kecil/ringan maupun kerjaan rumah yang agak berat.

Beberapa minggu yang lalu saluran septik tank di rumah bermasalah. Saya sudah panggil tukang sedot dan habis ratusan ribu. Masalah bukannya selesai malah semakin parah. Solusinya hanya membuat saluran baru. Nah, nomor-nomor kontak tukang saya sudah hilang semua, bersama ‘wafat’-nya hp lama saya. Berhari-hari saya mencari tukang. Saya tanya ke teman-teman dan tetangga. Mencari tukang di saat seperti ini ternyata tidak mudah.

Dari tetangga kami direkomendasikan seorang tukang. Tukang itu datang ke rumah malam hari. Saya berdiskusi dengannya dan menunjukkan kerjaan yang mesti mereka lakukan. Awalnya, saya selalu khusnudzon saja. Tapi ketika si tukang membuat analisa pekerjaan penilaian saya mulai berubah.

Pertama, dia memperkirakan pekerjaan ini akan membutuhkan waktu seminggu. Alasannya, karena harus gali sana sini, belum tahu arah salurannya. Trus, ketika saya tanya berapa ongkosnya. Dia menyebutkan biaya harian. Yang ditawarkan sama dia 1.5 kali lebih tinggi dari harga pasaran. Saya tidak banyak komentar. Orang ini mau menipu saya, dia pikir saya tidak tahu berapa harga pasaran tukang.

Kedua, yang membuat saya semakin tidak respek adalah ketika dia menawarkan harga borongan. Harganya sama seperti tukang harian (2 orang) untuk 3 minggu. Gendeng, pikir saya. Saya sama sekali tidak menawar. Saya hanya bilang kalau jadi nanti saya hubungi lagi.

Saya mencari-cari tukang lagi. Seminggu kemudian ada tukang yang datang ke rumah. Orangnya lebih kalem/pendiam. Ketika saya tunjukkan pekerjaannya dia menunjukkan solusi yang lebih simple dan mudah. Dia bilang, “Pipa yang lama tidak usah digali, pak! Langsung dibuat baru saja dari sini ditanam sampai di sini. Kalau sudah siap, baru pipa yang lama dipindahkan ke yang baru ini. Jadi bisa lebih cepat pengerjaannya.”

Bener juga, pikir saya. Tukang yang ini juga memberi harga yang sama seperti harga pasaran di tempat ini. Langsung saja saya terima. Esok hari mereka, 2 orang, mulai kerja.

Pagi hari sudah saya belikan bahan-bahan utama yang diperlukan. Pipa pralon besar dan tebal, semen, pasir, lem dll. Sore hari ketika saya pulang 90% pekerjaan sudah selesai. Mereka belum selesai, karena pipa pralonnya kurang panjang 50cm. Kalau semua bahan lengkap, hari ini juga selesai. Jadi pekerjaan yang awalnya saya perkiraakan selesai dua-tiga hari, bisa selesai dalam waktu sehari. Kerjaannya memang tidak bagus-bagus amat. Kemampuannya standard-standard saja, tapi sudah lebih dari cukup bagi saya. Karena cuma dua hari selesai, tukang ini saya minta untuk membereskan beberapa bagian rumah yang lain.

Saya dan istri pun senang dengan pekerjaan tukang ini. Kami juga tidak merasa berat hati ketika memberi tambahan makanan kecil dan kopi.