Ini sepenggal kisah kami di bulan Ramadhan lalu. Sebagai orang tua belum pernah saya mengalami panik yang luar biasa. Anakku yang nomor dua, Abim, hilang.
Sehari sebelum masuk bulan Ramadhan saya memboyong seluruh keluarga kembali ke Bogor dari rumah Eyang Pati. Anak-anak masih libur sekolah, jadi mereka bisa istirahat di rumah. Rumah masih berantakan. Buku-buku belum semua tertata di rak. Baju-baju masih menumpuk di sofa. Tas dan kardus masih berantakan di ruang depan dan ruang tengah. Cucian menumpuk segunung di mesin cuci.
Puasa hari pertama kami awali dengan sahur seadanya. Tidak banyak persiapan bahan makanan yang ada di kulkas. Tidak masalah. Kami semua bahagia, karena bisa mengawali puasa bersama seluruh keluarga. Alhamdulillah.
Continue reading