
Meninggalnya Imam Masjid ArasoE
Pagi ini saya ke kebun ArasoE. Di ujung komplek dekat timbangan ada keramaian dan bendera kuning. Siapa yang meninggal. Biasanya kalau di Bogor, kalau ada orang meninggal diumumkan lewat speaker masjid. Di sini tidak seperti itu. Karena saya tidak tahu, saya lewati saja.
Pak Mapesangka, mandor Arasoe IV, menceritakan kalau yang meninggal adalah Pak Haji Imam. Usianya di atas 110 tahun. Subhanallah. Beliau adalah tokoh desa. Jabatannya imam masjid. Tapi di sini imam masjid tidak hanya sekedar mengimani sholat fardu di masjid saja. Tugasnya juga sebagai penghulu pernikahan dan memimpin acara2 keagamaan yang dilaksanakan warga.
Beliau sudah tua, tapi badannya masih sehat dan kuat. Bahkan katanya masih bisa membawa mobil sendiri. Beberapa hari ini beliau jatuh sakit. Mungkin beliau merasa ajalnya sudah dekat. Sebelum meninggal beliau kumpulkan keluarganya. Beliau ambil simpanan uangnya. Jumlahnya tidak sedikit, ratusan juta. Beliau minta kepada anaknya untuk mensedeqahkan uang itu untuk masjid2 di sekitar desa ArasoE. Dua masjid yang di dekat rumahnya mendapat bagian 50jt. Masjid yang agak jauh mendapat 25jt. Masjid komplek PG mendapat bagian 10jt. Masjid2 lain mendapat 10jt. Tidak kurang uang yang disedeqahkan malam itu lebih dari 300jt. Beliau berpesan, jika uangnya masih ada sisa, dikasihkan ke anak yatim. Subhanallah.
Hari jumpat dini hari tadi, menjelang subuh beliau menghembuskan nafas terakhir.
Innalilahi wainnailaihi roji’un. Husnul khotiman, insya Allah.