
Fotografi portrait
http://isroi.com
Untuk memotret orang saya lebih suka menggunakan lensa normal (35mm atau 50mm) dengan bukaan rana yang lebar, sedangkan kecepatan rananya menyesuaikan pengaturan sebelumnya. Pengaturan ini cukup membuat Dof (deep of field) yang sempit, sehingga latar belakang subjek foto bisa dibuat sedikit kabur. Karena saya tidak punya perlengkapan lighting, semua foto saya hanya mengandalkan cahaya alami atau cahaya dari lampu biasa. Bahkan saya sangat jarang menggunakan lampu flash bawaan kamera. Cahaya yang saya suka adalah cahaya matahari. Terutama cahaya matahari yang menerobos lewat jendela atau pintu di pagi atau sore hari. Cahaya matahari ini lebih terkesan ‘lembut’. Saya juga lebih suka cahaya yang berasal dari sisi samping subjek. Arah cahaya ini akan membentuk profil wajah.
Bagian yang lebih menantang lagi adalah bagaimana mendapatkan sudut pemotretan yang tepat agar ekspresi, mood, dan karakternya bisa menonjol dalam foto. Biasanya saya mencoba berbagai macam sudut pengambilan gambar dan memotret berkali-kali sampai diperoleh foto yang diinginkan.
Dalam beberapa kasus, saya hanya bisa memotret sekali dengan persiapan yang ala kadarnya. Namun, dengan sedikit kejelian, dan kalau beruntung bisa diperoleh gambar yang cukup bagus. Contohnya fotonya Keke, keponakan saya, yang saya foto cuma beberapa kali; fotonya Ahmad, orang arab, yang saya foto cuma sekali di dalam tram; lalu fotonya Mbah Kakung yang saya foto cuma sekali juga.

Fotografi portrait
http://isroi.com

Fotografi portrait
http://isroi.com

LG
Fotografi portrait
http://isroi.com

Bu Dhe Utiek
Fotografi portrait
http://isroi.com

Pak Dhe Muslim
Fotografi portrait
http://isroi.com

Rochmat Supraba
Fotografi portrait
http://isroi.com
Continue reading