Tag Archives: rate

Pilih-pilih Tabungan Emas: Bukalapak, Tokopedia, Pegadaian..??

Postingan sebelumnya saya sudah ceritakan tentang menabung emas, atau lebih tepatnya investasi emas (Baca di sini: Tabungan Emas). Cara paling sederhana adalah menyimpan perhiasan emas atau koin emas LM/UBS. Sekarang sudah lebih maju lagi. Investasi emas atau tabungan emas banyak pilihannya dan sangat mudah. Saya coba ceritakan pengalaman saya pilih-pilih tabungan emas yang sudah saya coba sendiri: Bulapak, Tokopedia dan Pegadaian.

Bukalapak

Saya salah satu pengguna setia Bukalapak. Bahkan sejak awal-awalnya dulu, waktu masih sering main sepeda. Rekomendasi temen-temen biker, kalau nyari onderdil sepeda yang murah, lengkap dan terpercaya ya di Bukalapak. Cukup nyaman dan betah saya pakai Bukalapak. 

Sampai akhirnya saya lihat ada fitur baru di Bukalapak, yaitu BukaEmas. Ada iklannya bersliweran di applikasi. Saya coba-coba baca penjelasanya, aturan mainnya dan lain-lain. Saya semakin tertarik ketika ada promo Serbu yang uangnya masuk ke rekening BukaEmas. Coba-cobalah saya. 

Di aplikasi Bukalapak ada menu BukaEmas. Di menu ini ada tombol untuk Beli, Jual dan Ambil Emas (logo mobil bak). Di bawahnya ada infografik harga Beli dan harga jual emas yang berlaku saat ini. Harga ini berubah setiap hari mengikuti perkembangan harga emas dunia. Contohnya saat saya tulis artikel ini, harga kalau kita beli emas di Bukalapak adalah Rp. 702.301/gr, harga kalau kita jual tabungan emas kita di Bukalapak adalah Rp. 665.470/gr. 

Di aplikasi Bukalapak juga ada perkembangan harga emas (jual dan beli) dalam 7 hari, 1 bulan, 3 bulan dan satu tahun. Jadi kita bisa tahu apakah harga sedang bergerak turun atau bergerak naik. 

Kita bisa membeli dengan nominal sangat rendah Rp.10.000 saja. Ada dua pilihan, kita beli berdasarkan nilai nominal rupiah atau gr emasnya. Pembayarannya pun bisa macam-macam: Dana, transfer ATM, dan transfer virtual account bank. Mudah sekali.

Tampilan saldo BukaEmas kita ditunjukkan dalam bentuk nilai rupiah. Tapi di bawahnya ada pilihan juga dalam bentuk gr. Lalu ada perhitungan yang menunjukkan keuntungan kita, apakah positif (untung) atau negatif (rugi) dan persentasenya. Menarik. 

Fitur lainnya dari BukaEmas ini adalah membeli otomatis ketika kita belanja di Bukalapak. Kita bisa atur nominalnya; Rp. 10rb, Rp 20rb atau lebih tinggi lagi. Nominal ini akan ditambahkan setiap kita membeli dari Bukalapak. Jadi mudahnya, nabung sambil belanja. Nilainya cukup kecil, jadi tidak terasa. Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit juga.

Fitur lainnya adalah Cicilan Emas. Mirip dengan yang ditawarkan di Bank-bank syariah dan konvensional. Cuma yang ini harganya lebih miring sedikit. Kita bisa berapa banyak dan berapa lama cicilannya. Terus terang saya belum pernah coba fitur ini. 

Perlu kita sadari sebelum mulai menabung emas adalah ada perbedaan harga beli dan harga jual. Ini berlaku untuk semua produk emas dan mau dijual di mana saja. Selisih antara harga jual dan harga beli ini lah keuntungannya penyedia jasa, Bukalapak. Jadi untuk harga saat ini, selisih harga jual dan beli di Bukalapak adalah Rp. 702.301 – Rp. 665.470 = Rp. 36.831/gr. Kalau dihitung persentase dari harga beli adalah 5,24%. Gede juga. Ini artinya Anda impas ketika menjual dengan harga 5,24% lebih tinggi daripada ketika Anda membelinya. 

Andaikan suatu ketika Anda membutuhkan uang dan ingin ‘mencairkan’ tabungan emas Anda di Bukalapak, sangat mudah sekali. Tinggal klik tombol Jual. Isi berapa banyak emas yang akan dijual mengikuti harga saat itu. Uangnya akan masuk ke rekening DANA dan bisa dipindahkan ke rekening bank kita pribadi.

Tabungan emas juga bisa ditarik dalam bentuk kepingan emas LM atau koin emas LM. Monimalnya mulai dari 1 gr, 2,3,4,5,10 dan 25 gr. Tapi, ketika kita mengambil kepingan emas LM ada tambahan biaya: biaya sertifikat dan biaya kirim. Lumayan juga biayanya, misal untuk kepingan 1 gr, biaya sertifikatnya Rp. 100rb dan ongkirnya untuk saya Rp. 84rb. Dijumlahkan Rp. 184rb. Memang harga emas LM lebih tinggi dari harga emas di Bukalapak, tapi kalau dijumlahkan masih rugi juga menurut saya. Lebih murah jika tetap di simpan di Bukalapak.

Continue reading

Alhamdulillah, akhirnya kami punya rumah sendiri

Royan dan Ummi

Royan dan Umminya di depan rumah kontrakan pertama kami

Sebagai karyawan honorer waktu itu gaji saya masih sangat kecil. Uang gaji saya hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan saja. Saya bekerja sambil melanjutkan kuliah S2 di IPB Bogor. Meskipun gaji saya pas-pasan, saya memberanikan diri untuk segera memenuhi separo agama; menikah. Dihitung pakai calculator apa pun, uang gaji saya tidak pernah cukup untuk menghidupi anak orang. Saya mengakhiri masa lajang dengan modal 1% keberanian dan 99% nekad. Saya percaya rizqi Allah yang mengatur. Alhamdulillah, meskipun rizqi pas-pasan, saya dan istri tidak pernah sampai kelaparan.

Setelah menikah kami mengontrak rumah petak berukuran kira-kira 6 x 6 m terpotong. Rumah itu berada paling pojok, dibangun di atas bekas empang kecil, dan bentuk tanahnya miring seperti trapesium. Di rumah itu hanya ada satu kamar tidur, ruang tamu, dan dapur yang menyatu dengan kamar mandi. Di samping rumah masih ada sedikit kolam ikan yang disisakan dan tepat di teras rumah masih ada lubang sumurnya. Meskipun kami tinggal di rumah yang boleh dibilang RSSSS (Rumah Sangat-Sangat Sederhana Sekali), kami tinggal dengan tentram, senang, dan bahagia. Di rumah mungil ini, alhadulillah, setahun kemudian anak pertama kami lahir; Arroyan.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, selain kerja honorer, saya mencoba untuk berusaha dan berkerja apa saja. Menjelang hari raya qurban biasanya saya berjualan hewan qurban domba dan sapi. Penjualan hewan qurban cukup laris, omzetnya pernah mencapai 210 ekor domba plus 10 ekor sapi. Sampai-sampai teman-teman saya menjuluki saya JURKAM (Juragan Kambing). Saya juga pernah berjualan komputer bekas ex luar negeri. Dari usaha kecil-kecilan itu Allah memberikan rizqi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Saya masih bisa bershodaqoh dan menambung dari sisa rizqi yang ada. Alhamdulillah.
Continue reading