Tag Archives: masjid

Ust. Arifin Mukti, SE; Orang yang Membawaku Masuk Pesma

image

Aku dan Ust. Arifin Mukti, SE.

Kalau dulu Ust. Arifin Mukti tidak menerima saya di Pesma Fatimatuzzahra, mungkin akan lain jalan hidup saya. Beliau sudah saya anggap seperti Bapak saya sendiri.

Waktu itu beliau adalah salah satu ketua Takmir Masjid Fatimatuzzahra, masjid besar yang baru selesai di bangun di tengah2 kampus Unsoed Grendeng. Fatimatuzzahra mengadakan pesantren kilat Ramadhan. Saya ikut jadi peserta pesantren kilat itu. Padahal waktu itu kehidupan saya jauh dari agama.

Rambut saya masih panjang sebahu, pakai celana jin ketat, pakaian ala kadarnya dan pakai gelang besi. Motor saya RX King. Lengkap lah artibut saya, lebih mirip preman daripada santri.

image

Aku ketika awal2 masuk Fatimatuzzahra. Rambut panjang, celana jin, dan pakai gelang besi

Continue reading

Yulianto: Bertemu lagi setelah dua puluh tahun

image

Namanya Yulianto. Dua puluh tahun lalu, ketika dia masih smp, dengan empat orang temannya, Yuli sering tidur di kamarku yang berada di belakang mihrob Fatimatuzzahra. Kini Yuli sudah dewasa dan sedang menunggu anaknya yang akan lahir.

Waktu itu masjid Fatimatuzzahra baru saja di bangun, sekitar tahun 1994. Belakang masjid ada rumah papan bekas tempat penyimpanan material bangunan. Di belakang gubuk itu ada jalan, jl H. Madrani. Kamar saya di belakang mihron sisi kiri. Jadi dekat sekali dengan gubuk dan jalan itu.

Sekitar masjid masih banyak sawah dan lahan kosong. Suasana masih sepi.  Dan rawan.

Kami berdelapan, mahasiswa penghuni masjid, biasanya menaruh sepatu dan barang2 kami di bawah tangga di depan kamar saya. Kami kadang-kadang kesal dan jengkel. Beberapa kaki sepatu dan sendal penghuni masjid atau orang2 yang berkunjung ke masjid hilang. Pernah juga ada uang teman2 yang hilang. Tidak ketahuan siapa yang mengambil barang2 itu.

Continue reading

Sepotong Kenangan dg Ust. Muhibbin Bakrun, Lc.

image

Ust. Muhibbin Bakrun, Lc. (Foto dari Akun FB Laziz Mafaza)

Dari sekitar tujuh orang yg tinggal di masjid Fatimatuzahra, mungkin saya yang paling lain sendiri. Rambut saya lebih dari sebahu, celana jeans ketat, dan naik RX King. Teman-teman lain lebih alim dan kelem, jengot dipelihara dan celana congkrang. Tapi Ust. Muhibbin tetap sabar mengajar kami mengaji. Beliau selalu tersenyum lebar setiap ketemu saya dan memanggil nama saya dengan intonasi khasnya “Isroi”, terus menjabat tangan saya dengan tangan diayunkan dulu.

Ust. Muhubbin mengajar banyak pelajaran dasar-dasar Islam, seperti tafsir, bahasa Arab, dan fikih. Yang paling sulit saya ikuti adalah bahasa Arab. Bukunya ajarnya masih saya simpan sampai sekarang. Susah sekali saya mengikutinya. Dari semua murid yang ikut pelajaran2 itu, saya paling bodoh sendiri. Malu.

Continue reading