Salah satu parameter bahwa material bioplastik bisa dinyatakan sebagai ramah lingkungan adalah bisa terurai secara biologis di alam. Ada beberapa metode pengujian yang diakui secara internasional, salah satunya ISO 20200:2015. Metode ini hanya menguji disintegrasi material bioplastik secara biologis dengan menggunakan sistem pengomposan terkontrol skala laboratorium.
Saya mencoba melakukan metode ini untuk beberapa sampel plastik dan bioplastik yang saya buat. Waktunya memang masih singkat hanya satu bulan saja, meskipun di standarnya perlu waktu kurang lebih 3-4 bulan. Meskipun belum sempurna banget, tapi hasil pengujian ini cukup memberikan harapan bahwa bioplastik yang saya buat bisa dikategorikan sebagai ‘ramah lingkungan.

Pengujian disitegrasi sampel bioplastik A dari sawit dalam kondisi pengomposan terkontrol skala laboratorium umur 1 bulan

Pengujian disitegrasi sampel bioplastik B dari sawit dalam kondisi pengomposan terkontrol skala laboratorium umur 1 bulan

Pengujian disitegrasi sampel bioplastik C dari sawit dalam kondisi pengomposan terkontrol skala laboratorium umur 1 bulan

Pengujian disitegrasi sampel bioplastik D dari sawit dalam kondisi pengomposan terkontrol skala laboratorium umur 1 bulan
Meski baru sebulan, dari foto-foto di atas terlihat bahwa bioplastik sawit sudah mulai terbiodegradasi. Saya menambahkan penguat dan ekstrak nabati antimikroba pada bioplastik ini. Penambahannay sedikit sekali, namun terlihat bahwa bioplastiknya lebih tahan terhadap biodegradasi oleh mikroba. Hasil ini menambah keyakinan saya, jika ‘keawetan bioplatik’ bisa diatur sesuai kebutuhan.
Saya juga mencoba melakukan hal yang sama untuk beberapa sampel bioplastik yang sudah ada di pasaran. Pertama adalah sampel yang ada logonya biodegradable bioplastik. Bioplatik ini berbahan baku utama pati-patian. Hasilnya, bioplastiknya masih utuh, namun sudah mulai ada proses degradasi.

Pengujian disitegrasi sampel bioplastik yagn sudah beredar di pasaran dalam kondisi pengomposan terkontrol skala laboratorium umur 1 bulan
Satu lagi sampel plastik ramah lingkungan yang saya peroleh dari supermarket setempat. Di logonya ada pernyataan eco label dan degradable. Hasilnya, plastik ini sama sekali tidak terdegradasi dan tidak ada tanda-tanda mulai terbiodegradasi.

Pupuk Organik dan Kompos akhir-akhir ini mendapatkan banyak perhatian. Terutama setelah naiknya harga pupuk kimia buatan sekitar dua tahun yang lalu. Alternatif pengganti pupuk kimia adalah pupuk organik yang dibuat dari kompos. Pada saat itu saya berkesempatan untuk menyampaikan materi tentang kompos di Jember. Sebelumnya aku juga pernah membuat beberapa makalah kompos untuk pelatihan kompos di labku. Makalah tentang kompos ini kulengkapi dan kukirim ke penerbit. Akhirnya, makalah ini diterbitkan oleh Penerbit Andi, Yogyakarta.







