Masalah Rasio C/N – Latar Belakang
Karena permasalahan hasil analisa contoh kompos TKKS yang ‘ngaco’ – seperti yang sudah aku sampaikan dalam posting yang lalu – kini aku berusaha mencari metode preparasi contoh TKKS yang lebih valid. Aku menduga bahwa sumber permasalahan terletak pada preparasi contoh yang kurang baik atau kurang benar dan tidak mewakili kompos TKKS yang diambil. Sebelumnya aku melakukan diskusi intensif dengan analis yang melakukan analisa ini – Bu Euis.
Sebenarnya analisa TKKS bukan sesuatu yang baru bagi kami. Sudah bertahun-tahun peneliti di BPBPI meneliti tentang TKKS ini. Salah satunya – bos saya – Dr. Didiek Hadjar Goenadi, Dr. Darmono, Dr. Siswanto, dan yang baru-baru ini Dr. Agus Purwantara dan saya. Di catatan yang ada di arsip lab. Kimia tertulis memang rasio C/N kompos TKKS sebagian di bawah 30. Beberapa waktu sebelumnya Dr. Siswanto mengalami hasil yang sama, yaitu hasil analisa yang tidak masuk akal dan terpaksa ngulang analisa sampai berkali-kali di lab yang berbeda-beda. Kalau dari pengalaman analisa yang dulu-dulu kompos TKKS rasio C/N -nya di bawah 30 atau mendekati 30. Yang aneh adalah kenapa hasil analisa yang saya lakukan rasio C/N-nya di atas 30 atau bahkan ada yang di atas 100. Aneh banget kan …..??????!!!!!!!!!!!
Dugaanku
Aku sudah evaluasi semua prosedur analisa. Semua sudah sesuai prosedur. Bahkan ketika diulang dari sampel yang sama, hasilnya pun tidak jauh berbeda. Masih di atas 30.
Kalau dilihat secara fisik, kompos ini tidak jauh berbeda dengan kompos yang lain dan dugaanku rasio C/N sudah di bawah 30.
Di sisi lain aku juga sedang melakukan bioassay atas kompos tersebut. Biasanya kompos yang belum matang akan menunjukkan hasil yang jelek ketika dilakukan bioassay. Misalnya: tanaman jadi kerdil, kuning, kekurangan hara, atau bahkan ada yang tidak bisa tumbuh atau tumbuhnya luambatttt banget. Bioassay ini sedang berjalan, mungkin akhir bulan ini baru diketahui hasilnya. Namun, hasil sementara menunjukkan bahwa tidak tampak adanya penghambatan pertumbuhan tanaman pada perlakuan dengan kompos TKKS. Ini artinya kompos tersebut baik.
Aku curiga pada cara preparasi contoh TKKS. Cara yang dilakukan biasanya begini. TKKS diblender hingga halus, kemudian diayak dengan ayakan 60 mesh. Hasil ayakan yang 60 mesh tersebut yang dianalisa. Kalau dilihat ada sebagian yang tidak ikut terayak, bahkan jumlahnya cukup besar.
Aku menduga bahwa contoh yang dianalisa tidak mewakili, karena hanya menganalisa TKKS yang sudah hancur dan berukuran 60 mesh. TKKS yang masih keras dan berukuran > 60 mesh tidak ikut dianalisa. Hasilnya tentu saja akan di bawah 30 rasio C/N-nya.
Menurut analisnya, cara ini memang kurang tepat, tetapi cara ini yang biasa dilakukan. Nah…. lho…..
Padahal sampel yang aku buat (aku preparasi sempelnya sendiri), aku usahakan semua bisa halus dan lolos saringan 60 mesh. Kalaupun ada yang sisa, paling cuma sedikit sekali.
Pantesan hasil analisaku tidak bersama dengan hasil analisa yang lain.
Aku malah punya pikiran jelek, apa benar hasil analisa orang lain itu bener-benar di bawah 30, bahkan ada yang dibawah 20 ….. ????
Masalah dengan Regulasi
Ada dua standard yang digunakan untuk kompos, yang pertama standar dari SNI dan yang kedua dari KepMenTan tahun 2006. Di dalam SNI rasio C/N adalah 15 sedangkan di KepMenTan maks 20. (ada yang lebih mengelikan lagi, kadar airnya 10 -15 %, gile…..).
Kalau dilihat dengan kacamata dua standard ini, jelas kompos TKKS tidak akan masuk standar. Kecuali ‘diakali’ dengan menambahkan bahan yang kaya N. Bisa saja aku tambahkan urea atau pupuk kandang atau azzola atau yang lain agar rasio C/N-nya turun. Tapi ini bertentangan dengan hatinuraniku dan insting penelitiku.
Obsesiku
Masalah ini benar-benar membuat pikiranku tidak tenang. Di sisi lain, hasil bioassay kompos TKKS – ku tidak berpengaruh jelek terhadap tanaman. Tetapi hasil analisa rasio C/N-nya jauh dari standard. Aku yakin kedua analisa yang aku lakukan valid, artinya komposku memang sudah cukup matang meskipun rasio C/N-nya masih sekitar 30.
Aku ingin membuktikan bahwa rasio C/N kompos TKKS yang sekitar 30 sudah cukup dan tidak berpengaruh jelek terhadap tanaman. Aku juga sedang menyiapkan metodologi untuk menguji hipotesisku ini. Kalau ini terbukti, mungkin SNI dan KepMen itu perlu direvisi.
Prosedur Preparasi Contoh TKKS
Prosedur yang aku gunakan untuk preparasi contoh TKKS. Aku rasa prosedur ini lebih valid daripada prosedur yang sudah dilakukan orang lain di beberapa lab. yang lain.
- Contoh diambil dari tumpukan TKKS dan usahakan mewakili seluruh tumpukan yang diambil contohnya. Misalnya: aku mengambil dari bagian luar, bagian, tengah, dan bagian dalam. Kalau tumpukan itu besar/banyak, aku ambil di 10 – 20 titik yang berbeda dan merata. Dalam setiap titik aku ambil satu gemgam saja. Contoh-contoh tersebut lalu dicampur jadi satu dan diaduk hingga benar-benar merata.
- Seluruh contoh ditimbang dulu untuk mengetahui bobot basahnya. Lalu di keringkan di dalam oven pada suhu 60oC sampai beratnya konstant. Ya… kira-kira dua – tiga malam. Contoh kering ini kemudian aku timbang lagi. Selisih dari kedua bobot ini bisa digunakan untuk menghitung kadar air contoh.
- Contoh kemudian dipotong-potong dengan menggunakan gunting hingga menjadi potongan-potongan berukuran 1 cm.
- Contoh ini selanjutnya aku blender dengan blender halus, seperti blender untuk membuat sambal. Hingga menjadi potongan-potongan yang kecil – kecil.
- TKKS hasil blender aku ayak dengan ayakan 60 mesh.
- Sisa ayakan aku potong-potong lagi dengan gunting. Sisa ayakan ini tidak bisa diblender lagi, karena hasilnya sudah maksimal tidak bisa lebih kecil dan halus lagi. Cara melakukannya: masukkan sisa cacahan TKKS ke dalam bolol jam lagu gunting-gunting di dalam botol tersebut dengan cepat. Lakukan hingga TKKS benar-benar halus.
- TKKS yang sudah halus disaring lagi dengan ayakan 60 mesh.
- Sisa ayakan digunting-gunting lagi.
- Demikian seterusnya hingga hampir seluruh (> 85%) cacahan TKKS lolos saringan 60 mesh.
Assalamualaikum om!…Isroi, masih ingat padaku….wah kebetulan bertemu denganmu lagi. Is, ini esti biologi 93, is aku minta bantuanmu dong (kalo mau)…aku kali ini mau minta tolong deh….Tahu ga C/N ratio untuk Vibrio algynoliticus atau other Vibrio sp…lainnya. Kalo ada minta tolong kirim ke emailku dong. Aku akan sangat berterima kasih padamulah. Sama kalo punya info komposisi or proksimat untuk molase sama soy bean meal. Maklum dihutan ga ada perpus. Minta tolong ya…..thanks…moga2 baca emailku
assalamualaikum…
ku mahasiswa jur kesehatan lingkungan
mau tanya nih
ku kan skrg lg sibuk2nya tugas akhir
nah, kbetulan penelitianku itu buat kompos dari daun mangga terus pake aktivator dari feses kambing, EM4 sama tanpa aktivator
nah, pas udah diperiksa C/N.nya hsil dr kompos yg tanpa aktivator malah kndungan C/N.nya paling kecil.
itu kok bs gitu kira2 kenapa ya???
please reply