Kidal – Selalu dari Sisi Kiri
Ada satu lagi yang unik dari Royan, anak ini kidal. Tadinya aku kurang memperhatikannya. Dulu waktu masih bayi, Royan lebih suka menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan. Kalau makan, sendok dipegang dengan tangan kiri. Kalau kami ajari untuk pindah ke tangan kanan, Royan marah dan lebih memilih menggunakan tangan kiri. Trus… kalau diajari menulis atau mencoret-coret dengan pensil/spidol. Royan juga lebih sering menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan. Sama juga, kalau kami coba untuk memindahkan pensil ke tangan kanannya Royan juga marah dan tidak mau. Tadinya kami pikir karena Royan masih kecil dan dia belum tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri. Namun, lambat-laun aku mulai curiga. Kami melakukan test kecil ke Royan. Misalnya melihat bagaimana Royan menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya. Sampai akhirnya, kami menduga kalau Royan itu kidal.
Kami perhatikan juga, kalau Royan main komputer mouse digerakkan pakai tangan kiri. Tangan kanannya kurang trampil menggunakan mouse dibandingkan tangan kirinya. Begitu juga kalau menulis. Kami heran, dia juga lebih suka menulis dari sisi kanan ke kiri dengan menggunakan tangan kiri. Bahkan kalau dia menulis namanya sendiri dimulai dari kanan ke kiri dan bentuknya pun seperti tulisan dalam bayangan kaca, alias terbalik. Royan susah membedakan huruf b (kecil) dan d (kecil). Kalau membaca juga dari sisi kanan, seperti membaca Al Qur’an.
Sedikit mengherankan memang. Tetapi kalau kakinya tidak seperti tangan. Kalau main bola, Royan bisa menggunakan kaki kiri dan kanannya. Bahkan lebih sering menggunakan kaki kanan daripada kaki kiri.
Awalnya agak kesulitan mengajari Royan untuk menggunakan tangan kanan atau memulai dari sisi kanan untuk hal-hal tertentu. Seperti: makan menggunakan tangan kanan, membaca dari sisi kiri ke kanan, menulis juga dari sisi kiri ke kanan. Lama kelamaan kebiasaan itu mulai bisa ditanamkan pada diri Royan.
Mobil-mobilan dan Belajar Membaca
Royan memang suka dengan mobil-mobilan tapi meskipun begitu aku batasi jumlah mainannya. Di rumah mainan Royan dan Ibrahim hanya sedikit tidak banyak. Royan punya satu keinginan, yaitu memiliki mobil-mobilan remote control yang besar. Dia kepingin mobil itu waktu berkunjung ke rumah Dedek Rizki, Anak kakak iparku. Waktu itu kita berkunjung ke rumah Dedek Rizki yang ada di Lenteng Agung, Depok. Royan seneng sekali, karena Dedek Rizki punya mainan yang banyak. Dan…ya…itu tadi yang paling disukainya adalah mobil-mobilan yang paling besar dan ada remote controlnya.
Royan sering tanya: “Ummi, kita kok ngak pernah ke Dedek Rizki lagi…sih…. ?”
“Kenapa, Royan.. ??? Royan rindu sama Dedek Rizki..? “, tanya Umminya lagi.
“Iya…”, jawab royan pendek.
Iseng-iseng aku tanya ke Royan: “Royan kenapa suka ke Dedek Rizki?”
“Karena di sana mainannya banyak, Abi..” jawab Royan.
“Sebenarnya Royan kangen sama Dedek Rizki atau mainannya Dedek Rizki?” tanyaku penuh selidik.
Dengan polos dan penuh kejujuran Royan menjawab: ” Mainannya…..”.
***
Royan siap-siap berangkat ke sekolah TK Miftahul Jannah.
Pada waktu itu Royan sudah sekolah di TK Miftahul Jannah. Royan sebenarnya bukan anak yang bodoh, tapi bukan juga yang paling cerdas di sekolah. Ya…. sedikit di atas rata-rata temannya. Sayangnya Royan malas kalau disuruh belajar. Apalagi belajar membaca dan menulis. Royan masih suka main-main. Mungkin karena waktu itu dia masih berumur 4,5 tahun, masih agak kecil dan masih suka main-main melulu.
Kemudian kami pindah ke rumah baru, rumah kami sendiri – walau masih ngutang ke bank. Royan pindah sekolah ke TK Al May. Di sini tidak jauh berbeda dengan waktu di sekolah lama. Royan masih susah kalau diajari memembaca.
Segala cara kami coba untuk mengajari Royan membaca, karena hasil laporan dari Gurunya disekolah kemampuan membaca Royan tidak mengembirakan. Kami coba membeli buku-buku pelajaran membaca untuk anak TK. Sampai ada beberapa buku jumlahnya. Trus kami beli juga CD palajaran membaca metode Canthol dari Roudhoh dan CD-CD palajaran untuk anak TK lainnya. Masih saja Royan kurang semangat belajar membaca.
Kemudian aku ingat kalau Royan sangat ingin punya mobil-mobilan besar dengan remote control. Aku coba rayu dia, aku janjikan kalau Royan bisa membaca akan dibelikan mobil-mobilan besar.
“Mas Royan, kalau Mas Royan bisa membaca dengan lancar, Abi akan belikan Mas Royan mobil-mobilan yang besar dan ada remote controlnya”, janjiku ke Royan.
“Iya..iya….Mas Royan mau…..”, sahutnya dengan penuh kegirangan.
Sejak saat itu tanpa disuruh Royan selalu minta diajari membaca. Bahkan CD metode canthol yang dulu jarang dilihatnya mulai suka dilihatnya. Alhamdulillah, akhirnya sedikit demi sedikit Royan mulai bisa membaca. Mulai hafal semua huruf, sudah bisa membaca kata-kata sederhana dengan cukup lancar.
Walaupun belum bisa membaca Royan dan Abim sangat suka melihat-lihat buku.
Pingback: Muhammad Ibrahim « isroi
salaam Pak, ini beneran nih saya nyasar, kok sampe di sini ya, padahal tadi lagi ngubek2 nyari metode membaca.
O ya saya lagi nyusun bahan ajar membaca ini, maaf ya dah mampir, gak enak kalo gak ninggalin jejak, salaam buat keluarga kecilnya ya